PART VI : MISTERY

41 5 0
                                    

Noblesse adalah suatu makhluk bangsawan yang memiliki kedudukan yang sama dengan Lord penguasa bangsawan. Noblesse makhluk bangsawan yang terkuat. Tugasnya adalah melindungi kestabilan kehidupan di bumi, seperti melindungi manusia, dan melindungi para bangsawan. Dia tinggal di dalam kegelapan, hanya Lord penguasa bangsawan dan beberapa bangsawan yang tau akan keberadaannya.

Para manusia sering menyebutnya seperti Vampire. Tapi noblesse sangatlah berbeda ia tidak membutuhkan darah, jika maupun haruslah darah yang berkualitas tinggi. Bangsawan tidak akan terbakar oleh sinar matahari, tidak akan takut jika diberi bawang putih. Bangsawan seperti halnya manusia. Hanya saja bangsawan berumur panjang, memiliki kekuatan diluar akal manusia dan hidup secara individual tidak suka ikut campur dengan urusan manusia dan....

--------------------------

*AUTHOR PROV*

PRAAAAAAANG....!!!!!!

Belum selesai Chintya membaca tentang makhuk yang dijuluki Noblesse tersebut. Chintya dikejutkan suara pecahnya jendela. Untung saja David yang berada disebelahnya Chintya segera menarik chintya dan tak lupa menarik Vania. Jika terlambat sedetik mungkin mereka akan terkena pecahan kaca jendela.

BBUUUUUGH...

Chintya pun sadar, dia sudah posisi jatuh terduduk di lantai bersama Vania, di depanya sekarang ada David, Felix, Adnan dan Ricky yang berdirih kokoh membelakanginya. Mereka telah melindunginya dan vania dari pecahan kaca. David dan yang lainnya menuju jendela yang telah pecah dan menengok keluar jendela mencari sumber asal benda yang menghantam jendela perpustakaan yang berada di lantai 3.

DUG.. DUG.. DUG....

Suara pelan pantulan bola yang tadi menghantam jendela terhenti di kaki Chintya. Meski agak shock chintya mengambil bola tersebut. Vania yang sedari tadi di samping chintya berdiri dan membantu sahabatnya untuk bangun.

"Kamu tak apa-apa?" Tanya vania dengan nada khawatir.

"Aku tidak apa-apa, dan kamu sendiri vania?" ujar Chintya sambil menerima tangan vania yang membantunya untuk berdiri.

Vania hanya membalas dengan menggelengkan kepala dan senyuman. Chintya bersyurukur lega bahwa sahabatnya tidak kenapa-kenapa.

Mereka berdua pun akhirnya menghanpiri David dan yang lainnya masih berada di jendela sedang menengok siapa pelempar bola tennis itu.

"Yang..." Panggil Vania yang menarik ujung kaos david agar david menoleh kepadanya.

David dan lainnya menoleh kepada Chintya dan Vania. Tatapan tajam dan khawatir terukir jelas di wajah mereka.

"Apa kalian tak apa-apa? Siapa yang berani-beraninya melakukan hal ini.. Akan kami buru sampai dapat" Ujar David sekilas melirik ke arah Chintya dan Vania lalu mengalihkan pandangannya ke arah jendela kembali.

Chintya sempat shock melihat raut ekspresi David, Felix, Ricky dan Adnan yang tiba-tiba berubah sebegitu drastis. Setelah bertahun-tahun mengenal mereka, Ini pertama kalinya melihat ekspresi yang terlihat begitu ingin berburu mangsanya untuk dijadikan santapan.

"Mmmm.. Guys.." Ujar Chintya pelan yang tanpa sadar mundur selangkah.

Vania, David dan lainnya pun menoleh ke sumber suara. Dilihatnya tubuh mungil telah mundur selangkah. Terlihat jelas antara wajah shock dan kaget akan perubahan ekspresi sahabat-sahabatnya yang tak pernah dilihatnya.

"Mmmm... Kalian tak apa? Ini bola yang mengenai jendela tadi" ujar Chintya agak ragu sambil menyerahkan bola yang berada di tngan kanannya itu.

"Kami tak apa. Kamu tak apa bukan?" ujar Felix sambil tersenyum menghampirinya.

Purity of LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang