I : SAME DREAM. AGAIN??

113 6 0
                                    

*Chintya Prov*

Sosok laki - laki siapakah dia? Sosok yang memunggungiku menatap ke jendela. Jendela berukir emas berukuran 4 x 2 meter. Emas?? Emas sungguhankah? Apa orang itu kaya? tapi.. Apa yang sedang ia pandang?  Mengapa sosok itu seperti kesepian? Ya kesepian kata yang cocok untuknya, seperti punggungnya yang ingin mengatakan "aku membutuhkan pelukan, kehangatan, dan secercah cahaya yang dapat membebaskanku dari kegelapan ini" 

Apa aku sudah gila? Mana mungkin punggung bisa berbicara. Tapi.. bagaimanakah wajahnya? Apakah wajahnya akan jugaengatakan kesepian?

Eh??

Sosok itu menengok kebelakang dan sekarang menatapku??! Berhadapan dengan ku?? Apa benar menatapku? Tapi.. Mata semerah darah, wajahnya putih pucat tidak ada ekspresi sama sekali..!! Apakah dia sedang sakit??

Kriiiiiiing... Kriiiiiiing... Kriiiing..!!!

Angin sejuk menyeruat masuk, membuat tubuh mungil ini menggigil. Tangan kecil lemah menarik selimut soft pinknya untuk menghalangi hembusan angin yang berusaha menyentuh kulit kuning langsat khas Asia. "Dingin" oceh tanpa sadarku.

Kriiiiiing... Kriiiiiing... Kriiiing...!!

"Bangun... Chintya... Chintya Alleta Gavriel Ayo bangun.. Alarm dah bunyi sekeras gini kok belum bangun sih!!"

"Mmmm... Pagi mah" ocehku berusaha bangun. Kantuk berat yang masih melanda membuat ku susah menatap jelas sosok yang sudah membesarkanku selama 21 tahun ini.

"Ayo bangun... Bukankah hari ini kamu ada kelas pagi jam 8?? ini sudah jam 06.00 lo". Omel mamah pagi-pagi yang berhasil membuat mataku melebar.

"Ah.. Betul mah.. Aduuh kok bisa aku lupa sih" oceh ku sambil nepok jidat sendiri. Bagaimana aku bisa lupa sih hari inikan jam tambahan mata kuliah Aplikasi Statistik apalagi dosen pengampu Bu Ida yang super duper killer itu. Runtuku dalam hati

"Udah cepet sana mandi jangan nglamun mulu, mamah udah nyiapin sarapan"

"Iya mah" ocehku langsung menuju kamar mandi.

Kutatap sosok diriku pada kaca berukir cantik yang terpajang di kamar mandi. Hmmm.. Semalam aku mimpi itu lagi, sudah 3x ini... Kenapa aku mimpi yang sama terus? Sosok itu... Siapa dia? Hmmm...

"Chintya.. Cepet turun sarapan" teriak mamah dari ruang makan yang cukup samar terdengar sampai di dalam kamar. Itu pun cukup membuyarkan lamunku.

"Iya mah"

Huuufft.. Bisa - bisanya aku nglamun gak jelas pagi pagi gini.. Mending segera berangkat daripada diomelin sama Bu Ida, apa lagi Bu Ida kalau ngomel bisa dari A ke Z nanti balik lg dari C ke X dan seterusnya. Hiiiiii.... Ngomong ngomong kalau soal mimpi yang sama terus mungkin aku akan mendapatkan piring cantik or payung cantik hahaha

"Lama sekali siap - siapnya. Pak Agus udah nungguin kamu dari tadi lo, cepet sarapan gih nanti terlambat" ucap mamah yang pandangannya tak lepas dari sepotong sandwitch ditangannya.

"Hehe biasa mah.. Cewek gitu.. Harus tampil cantik.. Biar anak mamah yang cantik ini bisa cepet dapet pacar hehe.."

Yups betul aku sudah menjomblo lebih 2 tahun, eh aku ralat hampir 3 tahun ini menjomblo. Bukan berarti aku merasa kesepian tanpa ada sosok pacar, aku hanya mencari sosok laki - laki yang tepat, benar - benar tepat. Capek pacaran putus pacaran putus dengan orang berbeda..

"Pacaran boleh tapi jangan sampai ganggu kuliah kamu.. Apa lagi sebentar lagi kamu akan mengambil skripsi.."

"Hehe iya mamah cantik.. Mah ini sarapannya aku makan di mobil aja ya, keburu soalnya"

"Ya udah hati - hati dijalan ya.. Ow ya nanti sampaikan sama Pak agus nanti adikmu pulang jam 12" ucap mamah sambil nerima kecupan sayangku di pipinya. 

"Siap mah" ucapku setengah teriak menuju Pak Agus yang sudah siap dari tadi untuk mengantarku ke kampus.

--------------------

"Pagi Pak Agus.. Udah nunggu lama ya pak.. Hehe berangkat yuk pak takut telat, ow ya pak kata mamah Adek Satria nanti pulang sekolah jam 12" ucap ku

"Siap non" balas Pak Agus sopan sambil membukakan pintu mobil untukku.

Pak Agus, sopir yang sudah setia mengabdi dengan keluarga ku sejak aku masih kecil. Beliau berusia sekitar 60 tahun. Aku amati dari kursi belakang mobil ternyata keriput sudah mulai muncul di sekitar wajah. "Sejak kapan pak agus sudah mempunyai kerut ya?? Ah iya Begitulah manusia, semakin manusia berumur seperti pak agus keriput akan muncul di wajah" gumamku tak jelas

"Gimana non? Maaf saya tidak dengar"

"Tidak ada - apa pak" ucapku yang tidakan akan lupa dengan sikap sopanku ke beliau. Well.. Saat aku masih kecil, sangat kecil kedua orang tuaku selalu mengajari untuk berlaku sopan kepada semua orang, terutama ke orang yang lebih tua entah apapun statusnya.

Suasana kota Jakarta hari ini seperti biasa ramai dan macet..!! Hmmm semoga tidak terlambat sampai kampus. Aku tidak bisa membayangkan kalau misal terlmbat bagaimana wajah killer dosen yang akan menyambutnya nanti. Hiiiiii

"Non.. Sudah sampai"

"Makasih ya pak.. Nanti pak agus tidak perlu jemput, biar aku nebeng teman saja nanti"

Pak agus hanya membalas dengan senyum dan anggukan, lalu mengemudikan mobil menjauhi kampus.

Dan Aku? Tentu saja aku langsung berlari secepat kilat menuju kelas yang berada di lantai 4. Moga aja lift nanti tidak ada yang antri. Ow iya maaf aku belum memperkenalkan diri hehe gara - gara pikiran terbelah, yang satu karena memimpikan hal yang sama yang satu nya siap - siap secepat mungkin untuk berangkat di kampus.

Anyway Namaku Chintya Patra Ayunda. Anak pertama dari 2 bersaudara. Sekarang aku mahasiswa di salah satu universitas swasta ternama di kota Jakarta. Menempuh program studi Ekonomi Akuntansi dan saat ini aku menempuh semester 6. Tinggi 162 cm. Kata teman - temanku sih aku tidak terlalu pendek tapi bagiku... Hmmmm sangat pendek terlalu kecil..!! Ya iyalah aku merasa begitu karena ketika lagi jalan bareng teman - teman terlalu mencolok perbedaan tinggi kami.. Yang cowok minimal 177 cm, sedangkan yang cewek 170 cm..!!

Haaaah.. Aku heran mereka sehari - hari makan apa ya?? Lupakanlah.. Berapapun tinggiku, aku selalu mensyukurinya.. Untuk melengkapi kekuranganku, Tuhan menciptakanku dengan kulit khas Asia kuning langsat, Rambut lurus hitam legam tanpa sentuhan pencatok rambut.. Hehe sekian perkenalan dariku, aku harus buru - buru menuju ke kelas dan menyiapkan mentalku untuk menerima omelan dari Bu Ida, Dosen killer yang akan menyambutku nanti..!!

Jam yang melingkar di tangan telah menunjukan jam 08.15 WIB.. Telat 15 menit. Huuuufft...

Tok tok tok...

Kubuka pelan pintu kelas yang tertutup rapat. "Permi..." belum selesai mengucapkan kata - kata yang telah aku siapkan dari tadi.

"Chin.. Kenapa kok buka pintu pelan gitu kayak mau maling ayam, Bu Ida tidak dateng.. Alias kosong haha.. ". Seru Vania.

"....."  Gak sanggup aku ngomong apa. Sudah cepat - cepat berlari ke kelas dan ternyata KOSONG!

 

Purity of LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang