Secret. | Daniel

육 - 6

Hening.

Sepanjang perjalanan pulang, yang sama sekali ga direncanain, baik Daniel maupun Sejeong sibuk tenggelam dengan pikirannya masing-masing. Hanya suara penyiar radio sore yang mengisi keheningan ini. 

Daniel melirik Sejeong dengan ekor matanya. Posisi gadis itu masih sama sejak 20 menit yang lalu,  hanya pemandangan dari luar yang mobil yang menjadi objek penglihatannya. Padahal menurut Daniel, mobil yang lalu lalang di samping mereka bukanlah suatu hal yang bagus untuk dilihat. Ya kan?

"Ke rumah aku ya?"

"Pulang."

Ini Daniel yang salah denger apa emang Sejeong yang ngomongnya beneran dingin kaya waktu hujan sore-sore. 

"Ga mau ke rumah--"

"Aku mau pulang ke rumah aku, Daniel."

"Oke..."

Bilang Daniel bohong, tapi dia emang ga pernah denger suara Sejeong sedingin ini. 

.

.

.

.

.

.

.

Daniel mematikan mesin mobilnya tepat setelah mereka sampai di rumah Sejeong. 

Namun belum sempat ia turun dari mobil, Sejeong udah duluan melangkah keluar. Terus masuk ke dalam rumahnya tanpa ngomong sepatah katapun ke Daniel. 

Daniel yang ngeliat itu cuma bisa diem, mau lakuin sesuatu juga percuma, karena posisinya disini sebagai tersangka. 

Tersangka yang udah bikin Sejeong sama Chungha, dua orang yang udah dikenal dengan persahabatannya yang erat banget, ikut dalam alur kisah jahatnya sebagai korban. 

.

.

.

.

.

"Gimana ngedate lo?"

Jaehwan, orang pertama yang ia temuin di dalam rumah, langsung ngomong kaya gitu. 

Bagus banget. Mood Sejeong jadi tambah ambyar.

"Bukan urusan lo," balas Sejeong sambil jalan ke kamarnya. 

Jaehwan ngeliatin Sejeong bingung. Tumbenan banget ini anak kaya gini pas abis jalan sama sohibnya, Daniel. Atau jangan-jangan...

"Lo kenap-"

Buru-buru Jaehwan memotong pertanyaannya,  saat dengan cepat ia menyadari apa yang bisa saja terjadi pas Sejeong jalan sama Daniel tadi.

"Capek ga sih lo, Sej?"

Pertanyaan baru Jaehwan, sukses ngebuat pertahanan yang selama ini Sejeong buat, runtuh dalam sekejap.