Roti Stroberi

655 140 42
                                    

Baru satu hari aku kenal sama Mayuzumi, jadi ketika aku melihat Mayuzumi lagi ngolesin selai stroberi di atas roti, aku hampir aja jatuh dari tangga. Kaget soalnya.

"MAMA!! INI SIAPA KOK NGOLES-NGOLES SELAI STROBERI!?!?"

"Itu Mayuzumi, nak."

"Hah? Oh iya ya? Hehehe...."

Ya maklum, baru bangun tidur kan belum seger matanya. Siwer-siwer ngeblur gitu.

Kemudian aku langsung menarik salah satu kursi meja makan. Tapi saat aku baru menjulurkan tangan buat ngambil roti, Mayuzumi tiba-tiba menyela aktifitasku dengan satu kalimat:

"Cuci tangan dulu."

"Hah?" aku bingung.

Tapi ngeliat dia yang malah diem, dan bukannya ngelanjutin acara ngoles-ngolesnya, aku sadar kalau dia serius.

Meskipun emang mukanya itu selalu keliatan serius, sih. Kayak enggak punya selera humor.

Ya udah deh kalau maksa. Aku bangkit dari kursi, kemudian berjalan ke wastafel. Keran langsung kuputar, kemudian cuci tangan. Sebagai tambahan, aku juga sekalian cuci muka. Biar seger.

Dan karena mataku udah enggak ngeblur sehabis cuci muka, aku sedikit sadar kalau Mayuzumi itu lumayan cakep.

"Udah." laporku kepada Mayuzumi, sekaligus memperlihatkan tanganku yang masih sedikit basah karena bulir air.

Dia enggak menjawab. Ya udah.

Kemudian aku bergegas melakukan apa yang tadi hampir kulakukan; membuat roti! Iya, sama seperti yang Mayuzumi lakukan barusan. Sama persis malah, karena aku sukanya sama stroberi.

"Ngapain kamu?" cegah Mayuzumi, lagi, sebelum tanganku menyentuh roti.

"Kok nanya sih? Mau bikin roti oles juga." jawabku.

Mayuzumi malah menggeser sepiring roti yang dioles stroberi. Iya, hasil dari kerja kerasnya tadi, Keliatan enak sih, apalagi karena selainya stroberi. Tapi bakal terasa enggak enak karena itu buatan Mayuzumi.

Bukannya aku gak mau nerima, tapi itu kan hasil kerja keras dia? Kenapa aku yang makan coba?

Aku menggeleng cepat. "Kan itu punya Mayuzumi? Aku ngerasa enggak enak kalau makan makanan orang lain."

Tapi Mayuzumi malah menaruh piring itu di hadapanku. Kemudian dia malah mengemas bungkus roti tawar beserta pasukan topping yang tadi sudah siap dipakai, dan dikemballikan ke rak makanan.

Watdebook?

"Loh? Loh??"

"Makan gih," ucap dia pendek sebelum ia berjalan kembali ke kamarnya, "kalau enggak kamu makan, bisa-bisa gajiku kepotong."

Loh???

Mayuzumi itu sebenernya apaan sih? Ngapain sih tiba-tiba dateng ke rumahku? Kok ngomongin gaji segala?

Hmm...

Mama enggak beneran mau ngehalalin aku sama dia kan ya?

Mas Mayu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang