Sahabat,kau semangatku kau motivasiku. Mungkin sahabat adalah anugrah dari Tuhan yang sangat indah,disaat aku merasa persahabatan itu makin erat dan makin kokoh bagaikan bangunan yang disusun oleh tumpukan besi..semakin akrab dan penuh warna~ disitu aku mengerti apalah itu persahabatan,kita selalu membagi cerita,kita saling berpendapat,saling menasehati,saling mengerti..
Tapi disaat semuanya berjalan lama ke egoisan masing-masing diri kita pun muncul,yang berdatangan tak menentu dan disaat itulah waktu yang menjawab segalanya. aku tiba-tiba dijauhi oleh sahabat-sahabatku. sampai sekarangpun aku tidak mengetahui jelas apa alasan mereka menjauhiku bahkan membenciku.
Masih terasa misterius akan semua yang telah terjadi,karena aku rasa tidak ada hal salah yang aku lakukan sehingga mereka membenciku. mereka menjauhiku,mengucilkan ku,aku tak tahu apa salah ku.. aku merasa ada pengkhianat disini,ada yang mengadu dombaku. rapi tidak,tidak mungkin ada yang jahat kepadaku. mereka adalah sahabat-sahabatku yang sangat baik.
Akhirnya aku pun terima atas perlakuan mereka kepadaku. aku berteman hanya dengan beberapa teman biasa ku. Biasanya tiap pulang sekolah aku selalu bermain tetapi sekarang tidak lagi. aku sekarang sendirian,tiada lagi tawa dan kebahagiaan dalam diriku. ya disinilah cerita ini akan dimulai.
Talitha,16yo.
*
bel sekolah pun berbunyi,inilah saat yang ku tunggu-tunggu. aku ingin cepat pulang,aku sudah tidak kuat dengan semua keadaan yang ada. ya,tentu aku masih mempunyai teman. tapi disini sangatlah berbeda,mereka mengejekku menghinaku. entah seberapa salahkah diriku sehingga mereka melakukan ini semua. ah sudahlah.
aku pun mempercepat langkahku agar aku cepat keluar dari sekolah yang memuakan ini,sekolah yang sudah tidak membuatku nyaman lagi. sepertinya sekarang sangatlah berbeda dengan dulu,dulu aku menganggap sekolahku ini adalah rumah keduaku setelah rumahku sendiri,tetapi sekarang tidak lagi. sekolah ini seperti neraka bagiku,cuma ada penyiksaan dan penderitaan disini untukku.
aku menunggu angkot yang biasa aku naiki setelah pulang sekolah. yang ku tunggu-tunggu pun datang,aku menaikinya dan rasa lega pun aku rasakan. akhirnya aku bisa menghindar dari segala caci maki yang ada. rumahku cukup jauh dari sekolahku,sekitar 1 jam perjalanan untuk aku sampai rumah,tetapi jika jalanan sepi cukup dalam waktu 30 menit aku sudah sampai rumah. tapi sangatlah jarang aku menempuh waktu secepat itu,kalian tau sendiri betapa macetnya Jakarta. tak ada hentinya. pagi,siang,malam pun Jakarta tetap macet.
aku memasang earphone ditelingaku dan mengambil ipod kesayanganku dan mulai memasang lagu agar aku lebih merasakan tenang. aku memasang volume full agar aku tidak mendengarkan apapun selain mendegarkan lagu yang ku pasang. aku memasang lagu yang lembut dan aku mulai menatap jalanan,aku mulai melupakan semua yang terjadi disekolah tadi. andai saja aku dapat melakukan apapun sesuai keinginanku,sungguh aku ingin sekali pindah sekolah agar aku tidak merasakan penderitaan lagi. tapi itu semua takkan terjadi,aku tidak ingin orangtuaku tau bahwa sahabat-sahabat yang selalu aku banggakan selama ini menyakitiku begitu dalam.
tak terasa,aku sudah sampai didepan komplek dimana rumahku berada. aku turun dari angkutan umum itu dan aku mulai berjalan menuju rumahku. jarak yang ditempuh lumayan jauh,dulu aku selalu naik ojek. tapi sekarang tidak,aku lebih ingin berlama-lama pulang daripada aku cepat sampai rumah dan pasti orang rumahku pun selalu menanyakan "tumben pulang cepat Tha? tidak bermain dengan teman-temanmu?" aku sekarang jago berakting,berakting didepan orang rumahku seakan-akan aku tidak sedang mengalami masalah apa-apa.
tiba dirumah,aku pun membuka pintu rumahku pelan-pelan. berharap tidak ada yang mendengar agar aku cepat dapat masuk kedalam kamar tanpa harus menjawab pertanyaan orang-orang dirumah ini. aku pun masuk mengendap-endap dan aku mulai berlari kekamarku. ya,aku sudah sampai dikamar dan aku pun langsung mengunci kamarku dan bersenderan dipintunya. huh,syukurlah tidak ada yang mengetahuiku sudah pulang. aku pun menaruh tasku diatas meja belajarku dan aku pun langsung beranjak ke kamar mandi untuk menjernihkan otakku yang penuh dengan kepenatan dengan mandi.
aku mulai memikirkan semuanya lagi,memikirkan siapa dalang dibalik semua penderitaanku ini. sampai sekarang pun aku tidak mengetahui apa kesalahan terbesarku hingga aku sangatlah dibenci dengan semua sahabat-sahabatku ini. aku tau pasti mereka semua sedang bermain bersama sekarang dan mungkin mereka membicarakanku. itulah yang sekarang menjadi kebiasaan mereka,menggosipkan aku mantan sahabat mereka. aku pun memejamkan mataku hingga akhirnya aku pun tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend or Fake Friend?
Teen FictionDia tahu segalanya tentangku,dia sangat mengenalku. dia selalu tau apa yang kurasakan,begitupun aku padanya. aku selalu mengetahui semua tentang dia karena dia adalah sahabat terbaikku. tapi sampai sekarang aku tidak tahu kalau dia adalah musuhku ya...