2011 (Tahun Kedua)

50 2 0
                                    

2011 (Tahun Kedua)

Hari ini adalah hari Sabtu, dimana aku dan Tita sudah berjanji untuk bertemu dengan Narisha untuk menyambutnya kembali ke Indonesia. Narisha mengikuti cooking class di Paris, Prancis sekitar satu tahun. Selama satu tahun itulah aku dan Tita hanya bisa melihat wajahnya lewat teleconference di laptop, Ketika tau bahwa Narisha akan balik hari ini, aku dan Tita sudah menyiapkan pesta penyambutan kecil-kecilan untuk Narisha di rumah Tita yang selalu jadi basecamp kami bertiga kalau sedang kumpul. Sekarang, sejak aku dan Tita sudah memiliki pasangan, kami jarang untuk berkumpul lagi di rumah Tita, paling hanya sekitar dua atau tiga bulan sekali saja.

Aku, Fauzan, Tita, Fadi (kekasih Tita), serta Ezra pergi ke Bandara Soekarno Hatta untuk menjemput Narisha. Ezra sengaja ikut dengan kami karena sesudah kami memberikan surprise untuk Narisha, Fauzan dan Ezra akan pergi meeting ke daerah Pondok Labu, dekat dari rumah Tita.

"SELAMAT DATANG KEMBALI NARISSSSHH!!!". Ucapku dan Tita dengan lantang hingga beberapa pasang mata menatap kami sampai keheranan.

"Myra! Tita! Gue kangen banget sama kalian". Narisha reflek langsung memeluk aku dan Tita yang lagi-lagi kami dapat tatapan tertawa dari pria-pria yang ada di hadapanku dan Tita.

Aku langsung memperkenalkan Narisha pada Ezra, dan kami langsung melanjutkan perjalanan kami menuju rumah Tita.

Selang 6 bulan masih di tahun yang sama sejak pertemuan awal Narisha dan Ezra, aku mendapatkan kabar bahwa mereka berdua sudah jadian. Sejak saat itu pun semua berubah, berubah disini dalam artian positif. Kami jadi lebih sering pergi berenam. Triple date, Aku dengan Fauzan. Tita dengan Fadi, dan Narisha dengan Ezra.

Kami jadi sering pergi liburan bersama. Entah itu hanya pergi ke daerah Bandung atau Puncak. Meskipun begitu, kami bertiga masih memiliki quality time bersama pasangan kami masing-masing.

---

Sejak dua bulan tidak bertemu, akhirnya kami memutuskan untuk berkumpul di rumah Narisha. Kedua orang tua Narisha yang sudah ku anggap orang tua sendiri pun menyambut hangat kedatanganku dan Fauzan, ternyata semua nya sudah berkumpul.

"Kamu langsung ke tempat Fadi sama Ezra aja ya, aku mau bantu Tante Irna di dapur". Ucapku pada Fauzan.

"Iya sayang, jangan lama-lama di dapur nanti kamu sesak nafas lagi". Balasnya, aku tersenyum membalas perkataan Fauzan. Aku benar-benar bersyukur Allah sudah mengirimkan laki-laki yang baik padaku seperti Fauzan. Perhatiannya yang tulus membuat aku seperti memiliki seorang kakak laki-laki yang nyata.

Sesampainya di dapur, aku sudah melihat Narisha dan Tita sibuk membuat adonan kue untuk acara kumpul-kumpul kami kali ini.

"Gue bisa bantu apa nih?". Sahutku yang langsung mendapatkan seringai jahat dari mereka berdua.

"Nih, mending lo ambil alih tugas si Tita aja ya beb, bantuin dia bersihin ayam. Soalnya dia lagi ribet bantu gue urus kue yang ini nih". Tukas Narisha padaku sambil melanjutkan pekerjaannya kembali dengan Tita.

"Nar, btw si Ezra gimana? Lo gak ada masalah apa-apa kan sama dia? Baik-baik aja kan?". Sambungku sambil membersihkan ayam di bawah aliran air.

"Alhamdulillah baik-baik aja kok, Myr. Lo tau gak sih, dia sekarang udah mulai sedikit demi sedikit ngomong pake Bahasa Indonesia sama gue. Dia bilang sih, sebelum dia permanen pindah kesini dia udah belajar sedikit-sedikit meskipun masih belum fasih banget". Tukas Narisha panjang lebar.

Aku bahagia sekarang melihat nya yang seperti ini. Memang di antara aku dan Tita, Narisha lah yang lebih tertutup masalah percintaannya. Aku tau kisah cintanya dulu waktu SMA yang akhirnya membuat dia sedikit jaga jarak pada laki-laki yang mendekatinya.

Tak terasa, sudah sejam lebih aku bersama Narisha dan Tita berada di dapur. Setelah seluruh masakan selesai, kami membawa masakan-masakan yang sudah kami buat ke ruang TV dimana para lelaki sedang menyantap bubur sum-sum yang di buat oleh Tante Irna.

"Zra, you have to try this. This one is made by your Narisha!". Sahut Tita sambil menyodorkan crème brulee buatan Narisha.

"Terima kasih sayang, ini pasti enak". Ucap Ezra sambil memandang wajah putih Narisha yang sudah mulai kemerah-merahan karena panggilan sayang Ezra tadi.

"Buat aku gak ada, by? Masa malah Ezra yang kamu kasih". Protes Fadi yang di sambut cekikikan khas anak kecil oleh Tita.

Kurang bahagia apa aku, punya sahabat-sahabat yang baik dan benar-benar tulus sayang padaku. Mereka sudah seperti keluargaku, pengganti keluargaku yang sudah tiada.

**********

Heheheheeee... pendek kan? Iya kan? Emang! Namanya juga short story. Aku juga akan menyelesaikan cerita ini sepertinya kurang dari 10 BAB. Ini tuh cerita iseng aja, yang kebetulan ide nya muncul mendadak setelah aku nonton Timnas Indonesia yang kalah ngelawan Timnas Malaysia #susahmoveon

Monggo di nikmati aja, kalau mau baca silahkan, ngga juga rapopo. Wes sing penting hati ku senang-senang ajah :p

Happy reading, readers!

Dalam KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang