Beginning

11 1 0
                                    

Gue dan Dia berteman, bahkan bisa dibilang lebih dari sekedar teman, Kita berteman sangat dekat. Sangat-sangat bersahabat.

Saat itu Gue berumur 15 tahun, tepatnya saat Gue duduk di bangku kelas 2 Sekolah Menengah Pertama, Gue mengikuti sebuah ekstrakulikuler bela diri asal negara kita, Indonesia. yaa, Gue ikut ekstrakulikuler Pecak Silat. Dan saat itu juga gue pertama kalinya kenal dengan seseorang yang bernama Dia.

Dia, seorang gadis galak tapi baik, super simpel tapi rempong, dan berpandangan luas. Begitulah pendapat pertama Gue tentang Dia, pendapat yang tentunya telah berubah untuk saat sekarang ini.

***

Waktu terus berjalan sebagaimana mestinya, semakin hari Gue semakin dekat dengan Dia, sampai akhirnya Kita berteman. Ternyata kelas Kita berdekatan, dan karena itu juga hubungan pertemanan Kita lebih dekat lagi.

Kita main permainan kartu bareng, main Truth or Dare bareng, nonton film bareng, jadi kuncen sekolah sampai sore bareng, main jelangkung bareng, bahkan Kita taruhan nilai mata pelajaran Bahasa Inggris siapa yang paling tinggi, karena Kita sama-sama tertarik dengan Bahasa Inggris. Untuk taruhan Gue pemenangnya dan yang lainnya Gue kalah, Dia menang.

Gue sering main ke rumah Dia, di sana Kita nonton film, ngobrol dan ngemild, bahkan bareng-bareng dengan ibunya. yaa, Gue cukup akrab dengan ibunya, karena memang ibunya tahu kalau kemana-mana Dia bareng sama Gue. Acara renang mata pelajaran olahraga, main keluar rumah buat nongkrong, nonton ke bioskop, Dia pasti Bareng Gue.

Ibunya baik banget ke Gue, serasa punya ibu ke-2. Setiap Gue pergi bareng Dia, ibunya selalu ngasih nasihat.

"hati-hati di jalan, jangan ngebut-ngebut, berdo'a dulu, helmnya di pake, kalo hujan berhenti dulu"

# Yaa tentunya Gue balas ngangguk sambil senyum, toh emang keselamatan yang utama kalo sedang berkendara

Dan saat SMP Dia jadi sahabat Gue yg paling terbaik, satu-satunya sahabat cewek yang Gue punya, dan Gue sayang sama Dia sebagai sahabat. Tapi semakin hari, perasaan Gue ke Dia jadi berubah. Gue gak sayang lagi sama Dia sebagai sahabat, Gue sayang sama Dia tulus dari hati, sayang sebagai seorang pria kepada wanita yang di cintainya.

Gue gak bisa, lebih tepatnya Gue gak berani untuk menyampaikan perasaan Gue ke Dia. Gue takut, kalau perasaan ini bakal membuat Kita menjadi jauh dan seperti orang asing saat hubungan Kita terputus nantinya.

"Perpisahan itu seperti kecelakaan lalulintas, datangnya secara tiba-tiba dan tak terduga"

# itu kalimat yang pernah Gue baca di komik roman-fantasi

Gue gamau kalau nantinya Kita berpisah, saling menjauh dan jadi orang asing dalam hubungan persahabatan Kita. Demi menjaga persahabatan Kita, Gue rela simpan perasaan ini cuma buat Gue sendiri.

.
.
.
TO BE CONTINUE.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang