Jungkook - New Rules

36 5 1
                                    

Tanggung jawab yang sangat besar bagi seorang Jungkook yang kini menjabat sebagai manajer di perusahaannya dan sebagai suami di rumahnya.

Ia harus bisa membagi waktu antara kerjaan dan istrinya di rumah. Bahkan ia juga harus membagi waktu untuk kebiasaan lamanya di club malam.

Dulu, Jungkook seorang pemain sehingga ia tidak pernah melewatkan harinya dari club malam. Alasan Jungkook tidak pernah meninggalkan club malam itu sangat sederhana, ia ingin melihat wanita pujaan hatinya yang bekerja di club malam.

Sampai pada akhirnya Jungkook menikah dengan pujaan hatinya dan berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak melakukan hal buruk di masa lalu.
.
.
PRAANG

Lagi-lagi suara pecahan kaca terdengar dari rumah Jungkook. Sebuah pertengkaran antara Jungkook dan istrinya terjadi lagi. Kali ini sebuah guci mahal yang ia beli untuk istrinya menjadi korban amukan sang istri.

"Aku minta sekarang juga kamu pergi dari rumah ini!" ucap istri Jungkook sambil terisak.

"Tapi sayang, aku benar-benar minta maaf dan berjanji ini untuk terakhir kalinya aku pergi ke club dengan wanita-wanita itu." Jungkook memohon dengan bertekuk depan istrinya.

"Cih! Aku sudah muak dengan semua janji palsumu. Pergi sekarang atau aku yang panggilkan orang-orang untuk membawamu pergi!"

"Kumohon Yeola, berikan aku kesempatan satu kali lagi dan aku akan memperbaiki semua kesalahanku padamu. Aku berjanji." Jungkook memeluk kaki istrinya dengan memohon.

"Apa aku harus percaya dengan janjimu sekarang?"

"Kamu harus percaya, karena ini janji yang sudah aku tanamkan dalam hati dan untuk memperbaiki segalanya." Jungkook meneteskan air matanya.

Yeola pun mengalahkan egonya yang besar karena perasaan sayangnya kepada Jungkook dan memaafkan Jungkook-lagi- untuk terakhir kalinya.

Penat. Jungkook merasa penat dengan semua pekerjaannya di kantor. Ia ingin sekali pergi ke club namun ia sudah berjanji dan membuat aturan sendiri. Lebih baik menghabisi istrinya di kamar dari pada ia harus pergi dari kamar istrinya, kurang lebih seperti itu aturan Jungkook yang sekarang.

Jungkook pun lebih sering menelepon istrinya, sering mengajak makan siang di luar bahkan sering mengajak menginap di luar rumah. Katanya sambil refreshing.

Jungkook merasa sangat jenuh, sangat sangat jenuh bahkan untuk melirik handphone pun ia sudah jenuh. Ia butuh hiburan, bukan hiburan fisik semata melainkan hiburan batinnya. Club malam. Bagi Jungkook club malam itu obat yang paling ampuh mengobati sakit batinnya Jungkook.

"Sayang, aku hari ini lembur dan sepertinya akan pulang sangat larut. Kamu tidur duluan ya tidak usah menungguku," ucap Jungkook di telepon kepada istrinya.

"..."

"Iya sayang, aku tidak kemana-mana kok, aku di kantor mengerjakan semua berkas yang besok akan dipresentasikan. Aku tidak lupa dengan janjiku."

"..."

"Iya Yeola sayang, selamat tidur. Love you." Jungkook mengakhiri teleponnya lalu beranjak pergi dari kursi kerjanya.

Jungkook telah berbohong pada Yeola. Ia tidak benar sedang mengerjakan tugas di kantor melainkan ia pergi ke club malam. Menikmati dentuman musik yang keras. Bagi Jungkook candunya adalah musik khas dari sebuah club.

Tanpa terasa Jungkook terlalu berat mabuk, sampai ia tidak sadarkan diri di tempat club. Ia di gotong ke mobilnya dan di bawa ke rumahnya.

Feeling seorang istri memang kuat, Yeola yang dari tadi menonton film merasakan hal yang tidak enak. Perasaan yang campur aduk dan pikiran yang entah kemana itu membuahkan hasil, dengan datangnya sebuah mobil mercy keluaran terbaru dengan suara halusnya terparkir depan rumahnya.

Dengan cemas ia keluar dan berharap suaminya baik-baik saja. Ia membukakan pintu dan melihat pemandangan yang sudah lama tidak pernah ia lihat lagi--setelah pertengkaran dengan Jungkook yang lalu.

Jungkook yang dipapah oleh temannya menjadi pemandangan yang tak seharusnya Yeola lihat lagi. Yeola pun langsung membeku hatinya dan menjadi orang yang tak peduli dengan keadaan.

Jungkook dibawa ke kamarnya dan Yeola dengan terburu-buru membereskan semua pakaian dan barangnya ke dalam tas besar.

Yeola menangis dengan perasaan yang amat pedih karena ingkarnya janji dan sebuah kebohongan yang sudah Jungkook lakukan. Akhirnya Yeola pergi. Pergi meninggalkan Jungkook dan kenangannya.

Esok pagi, Jungkook terbangun. Ia memanggil nama istrinya terus-menerus hingga ia sadar keadaan kamar sepi dan sedikit berantakan. Jungkook terbangun lalu melihat ke arah lemari yang sudah kosong. Ia langsung panik dan berlari ke semua penjuru rumah mencari Yeola istrinya.

Jungkook tidak menemukan istrinya, lalu ia mencari handphonenya dan membuka sebuah pesan. Pesan itu dari Yeola.

'Untuk terakhir kalinya aku bicara padamu. Aku tidak ingin lagi bertemu denganmu, aku sudah lelah dengan semua omong kosongmu. Jangan cari aku karena itu membuatmu sia-sia. Aku tidak ada di wilayah ini, kota yang sama denganmu atau negara, bahkan duniapun kita tidak sama. Jadi uruslah hidupmu sendiri sesuka hatimu

Han Yeola - sept'17'

Dengan perasaan menyesal Jungkook terjatuh dari pertahanan kakinya. Jungkook merasa ada sebuah palu besar yang menghantam dirinya. Ia hancur. Hancur karena perbuatannya sendiri, hancur karena orang terkasihnya pergi.

Sampai pada akhirnya Jungkook mempunyai kebiasaan baru dan aturan baru bersama teman-temannya yang baru di rumah sakit jiwa.

-Fin-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang