SUGA - My Prince

64 5 1
                                    

"Kakek, apakah aku bisa memiliki seorang pangeran tampan seperti putri di film itu?"

Ingatanku kembali mengenang ke masa kecilku. Lucu rasanya menginginkan pangeran tampan di jaman modern seperti ini, sudahlah itu hanya impian masa kecil.

Kini aku sudah menginjak masa dewasa, masa dimana harus menjalani kehidupan sewajarnya. Namun tidak bagiku, aku terjerat ke dalam kehidupan imajinasi yang nyata.

Seperti sekarang, pangeran yang dulu aku impikan menjadi nyata. Hanya dengan memantulkan bola kecil ajaibku ini, pangeran tampan akan datang menemuiku. Dengan wajahnya yang lucu dan kulit putih pucatnya yang selalu membawa boneka kumamon kesayangannya.

"YoonJoo, kau selalu saja mengganggu waktu istirahatku," protes pangeran itu karena aku memanggilnya tiba-tiba.

"Maafkan aku Pangeran Yoongi, aku merasa sangat kesepian malam ini. Terlebih aku merindukan kakek," ucapku dengan lemah.

"Baiklah Tuan Puteriku, Pangeran Yoongi siap menemanimu kapan saja," goda Yoongi, "boleh aku memelukmu?"

Belum aku mengizinkannya tetapi Yoongi sudah memeluk tubuhku sangat erat. Rasa nyaman ketika di pelukan Yoongi selalu membuatku terbuai, hingga aku lupa dia sebenarnya adalah imajinasiku.

Yoongi melepaskan pelukannya. Kini ia beralih menatapku. Bukan, menatap bibirku. Ia lebih senang melihat bibirku dibanding mataku. Memang pangeran satu ini sangat mesum.

"Emm, YoonJoo... bisakah kita..."

"Bisa apa pangeran?" Tanyaku heran, tidak biasanya Yoongi bertanya dahulu untuk berbuat sesuatu.

"Aku pernah cerita kan? Kalau aku berasal dari imajinasimu dan akan menjadi nyata jika aku menemukan cinta sejati?" Tanya Yoongi dengan ragu.

"Iya, lalu?" Jawabku asal.

"Aku ingin mendapatkannya dan menjadikanku nyata, bukan sebagai imajinasimu lagi." Dengan semangat Yoongi mengatakan pernyataannya. Aku hanya terdiam, mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Yoongi.

"Emm, begini. Lebih jelasnya aku menginginkanmu seutuhnya malam ini. Supaya aku tau, kamu adalah cinta sejatiku yang dapat membuatku nyata seutuhnya." Yoongi menggenggam tanganku. Aku hanya mengangguk tidak mengerti.

"Jadi...?" Aku mengangkat kedua alisku. Menunggu jawaban dari sang pangeran. Tapi bukan jawaban yang didapatkan melainkan ciuman hangat yang mendarat di bibirku.

Yoongi langsung mencium bibirku dengan lembut. Aku tidak membalas, hanya diam dan kembali dalam imajinasiku.

Namun sayang, kini imajinasiku tidak berjalan dengan baik. Fokusku kembali kepada orang yang sedang mencium bibirku. Ini seperti nyata.

Aku melepaskan ciuman itu, mencoba menjauh dari Yoongi, tapi ia sudah mengunciku terlebih dahulu.
Aku menatap manik matanya, terpancar aura berbeda di matanya. Aku merasakan dia berubah, berubah menjadi manusia nyata. Terlihat dari mata, rambut, kulit, dan pakaiannya yang tercetak sangat nyata. Berbeda dengan imajinasiku dulu.

"Pangeran Yoongi, apa yang terjadi?" Tanyaku. Takut terjadi sesuatu hal atau imajinasiku yang terlalu buruk.

"Apa kamu merasakannya?" Bukannya menjawab pertanyaanku, ia malah bertanya sesuatu yang tidak aku mengerti.

"Aku tidak merasakan apa-apa pangeran, memangnya apa yang terjadi?"

"Apa kamu tidak sadar? Kini aku hampir menjadi nyata. Kau lihat pakaian yang aku pakai? Berubah seperti orang pada umumnya, bukan baju kerajaan." Yoongi mengarah ke cermin dan mengamati dirinya sendiri.

"Hanya saja, aku belum menjadi nyata seutuhnya. Lihatlah rambutku, masih berwarna hitam kebiruan. Itu artinya, kita harus melakukan lebih jauh lagi," ucap Yoongi sembari berlari mengarah kepadaku.

"Jadi kita harus melakukan apa pangeran?" Tanyaku tidak mengerti.

"YoonJoo. Aku tau kamu anak baik, kamu sangat cantik dan polos. Maka dari itu semenjak kamu menemukan aku dari bola ajaib itu, aku mulai merasakan sesuatu padamu. Aku sayang kamu YoonJoo, bisakah kamu membantuku menjadi nyata? Dan menjadikan aku sebagai pangeran di kehidupanmu nanti?" Jelas Yoongi panjang lebar, tidak lupa dengan senyum manis di bibirnya.

Aku hanya tersenyum dan mengangguk, seakan mengerti apa maksud Yoongi.

Yoongi memelukku dan mengelus rambutku. Dengan lembut, Yoongi mendorongku agar terjatuh ke dalam kasur tidurku.

Yoongi mulai mengecup pipiku, keningku, hingga ke bibirku. Tangannya yang besar mencoba membuka pakaianku dan sesekali mengelus rambutku. Hingga pencapaian akhir, Yoongi melakukannya dengan sangat lembut.

Aku mulai merasakan bagaimana sesaknya ketika sesuatu masuk ke dalam benda intimku, bergerak sesuai tempo yang ia buat dan membuat ia terjatuh ke atas tubuhku karena kelelahan.

Perlahan aku mulai merasakan perubahan Yoongi. Matanya yang mulai meredup, napasnya yang menyentuh kulitku, hangat badannya yang menyatu dengan keringatku. Menyadarkanku bahwa ia telah menjadi nyata seutuhnya bukan sebagai imajinasiku lagi.

Tanpa sadar, aku menangis dan langsung memeluk tubuh Yoongi. Betapa senangnya pangeran yang selama ini diimpikan menjadi nyata. Pangeran yang selama ini ada di dalam kehidupan semu ada di kehidupan nyataku.

"Sekarang aku telah nyata, jadi izinkanlah aku memilikimu secara nyata. Aku bukan pangeran imanjinasimu lagi. Aku adalah Yoongi. Pangeran di kehidupanmu selanjutnya." Yoongi tersenyum lalu mencium keningku.

-FIN-

IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang