Maniknya kini menatap wajah pemuda yang ada di hadapannya. Ekspresi pemuda itu tidak menyiratkan kesedihan. Sepertinya hanya gadis ini yang merasakan rasa menyesakkan ini.
"kau bercanda Kook? apa yang sedang kau katakan?" Lisa mencoba berbicara dengan baik karena dirinya kesulitan berbicara , dadanya sesak. Ia meyakinkan dirinya bahwa ia salah dengar.
"ku rasa kau mendengarnya sangat jelas Lis. aku tidak perlu mengulanginya"
Lisa masih mencoba untuk mencerna kata-kata Jung Kook. Kemarin ia tidak seperti ini kenapa ia berubah 180 derajat. Lisa malah sibuk membuat pertanyaan dengan dirinya sendiri.
"ah aku tahu kau marahkan karena aku tidak memberitahumu siapa diriku sebenarnya atau kau...."
"anggap saja begitu"
Belum sempat Lisa menyelesaikan perkatanyaannya Jung Kook sudah memotong.
"aku bosan bermain-main denganmu" sambung Jung Kook.Bosan katanya? bermain-main? Jadi Jung Kook sedang mencoba menjelaskan bahwa ia dulu adalah mainan baginya begitu.
'Ia berbohong. bukan itu yang mau dia katakan'.
Seperti mantra Lisa mengulang dua kalimat itu berkali-kali.Lisa mencoba tersenyum. Berusaha kuat agar air matanya tidak keluar.
Ia hendak meminta maaf, setidaknya
itu yang kini bisa dirinya lakukan untuk nengembalikan semuanya seperti semula. Lisa bersiap membuka mulutnya tapi ia kalah cepat dengan Jung Kook."Terima kasih. sukses untuk debutmu" Jung Kook mengacak-acak lembut rambut Lisa dan tersenyum tipis.
Lisa hanya terdiam.
Badannya kaku.
Bahkan ia hanya melihat kepergian Jung Kook dengan sudut matanya.
Ini tidak benar. Konyol sekali hubungan mereka berakhir seperti ini. Lisa bahkan belum memulai.
Harusnya ia mendapatkan pujian hari ini.
Itu yang Lisa harapkan.Lisa masih di posisi yang sama dengan ekspresi yang sama bedanya pipinya kini sudah basah oleh air mata.
Handphone Lisa berbunyi.
Itu Rose yang menelpon.
"ya" suara Lisa bergetar ketika mengeluarkan kata itu.
"Kau di mana Lis? Ayo pulang jemputan sudah datang" perintah Rose
Sepertinya Rose tidak menyadari suara Lisa yang berbeda."ya sebentar aku akan turun"
*****
"kenapa harus kau lisa? kenapa bukan aku? aku telah menunggu itu dari dulu"
Tunggu, suara apa ini? kenapa ia berteriak menyebut nama Lisa? Beberapa waktu lalu Lisa sedang bersama Rose di taman sekolahnya. kenapa dia bisa ada di ruangan gelap dan pengap ini.
Lisa mencoba mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu.
Pandangannya kini kabur dan badannya sangat lemas."tak bisakah kamu merelakannya Lisa? berikan itu padaku" perempuan itu berbicara dengan berteriak dan mengancam. Ia sekarang berada tepat di depan Lisa mencengkram tangan kanan Lisa dengan kuat. Sudah pasti akan menimbulkan memar.
"aw sakit eonni" sekarang Lisa bisa mengenali siapa perempuan yg berteriak menyebut namanya. Ia kini sudah sepenuhnya sadar.
"tidak Lisa ini tidak sakit. seharusnya aku yg kesakitan sekarang" Jei menarik napas dalam "tolong berikan itu padaku Lis"
"tidak eonni aku tidak bisa. maafkan aku. aku menginginkan debut itu" Kedua pipi lisa mulai di banjiri air mata miliknya.
Ini sudah ketiga kalinya dirinya menangis, ia lelah. Ada apa dengan hari ini.
Lisa tidak bisa mundur. Ia mau mewujudkan mimpi indah itu. Lisa tahu ini egois tapi Yang sajangnim sendiri yang memutuskan siapa yang pantas debut. Ini murni keputusannya. Lalu kenapa Lisa harus mundur dan memberi posisinya kepada Jei.
"sungguh eonni aku minta maaf. aku juga berusaha keras untuk ini jadi..." kalimat Lisa terputus setelah ia menyadari ada seseorang di balik pintu. Pintu itu terbuka, dengan posisi Lisa berada sekarang Lisa bisa jelas melihat ada seseorang disana. Semua orang yang ada di ruangan itu mengikuti kemana mata Lisa tertuju.
Ia melihatnya. walaupun di ruangan ini gelap Lisa bisa melihatnya sangat jelas. Lisa yakin itu dia, Ia sangat mengingat setiap inchi dari pemuda itu.
Pemuda itu seperti ingin berbalik badan.
'tidak, tidak kook jangan tinggalkan aku. aku kesakitan disini. kumohon'Tentu saja permintaan Lisa dalam hati itu tidak terdengar oleh Jung Kook yang sekarang berbalik badan dan ia berlari sangat kencang. Sudah pasti karena suara langkah ketika pemuda itu berlari terdengar sangat jelas. Mengisi seluruh ruangan yang kini hening.
"itu pasti anak laki-laki itu kan? wah dia meninggalkan mu dan berlari ketakutan" "cepat kejar dia" Jei memerintah orang-orang yang berdiri disekitarnya untuk mengejar Jung Kook.
Kini diruangan gelap ini hanya tinggal Lisa dan Jei.
"Lihat kan Lis? dia saja lari ketika melihat dirimu kuperlakukan begini. Bahkan ketika mengetahui kau akan debut dia marah bukan?"
Lisa tidak mendengar dan mencerna dengan baik apa yang dikatakan oenninya sekarang ini. Lisa sibuk untuk menenangkan dirinya dan berpikir bahwa Jung Kook pasti akan kembali. Dia tidak mungkin meninggalkan Lisa kesakitan sendirian disini.
'ya dia pasti akan datang Lis, dia akan datang Lis'.
"Bodoh! Setelah pertengkaran kalian tadi siang kau berharap dia menyelamatkanmu Lisa? Persahabatan kalian sudah berakhir bukan?" Jei mengarahkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Lisa "Seharusnya kau ikuti perkataanku dulu jadi kau tidak harus mengakhiri hubunganmu dengan pria pengecut tadi"
Srakk.
Jei menyeret sesuatu di belakanganya.Entah bagaimana Lisa tidak menyadari bambu panjang yang memiliki diameter 2 cm itu telah dilayangkan ke kepala Lisa.
Darah mengalir di kepala Lisa. Sakit. Sangat sakit tetapi Lisa tidal dapat berteriak.
"Lissssaaaa" teriak seorang pria. Suara itu milik Bambam. Lisa dapat mendengar dengan baik tetapi tidak dengan penglihatannya, matanya kini sangat berat dan mulai terpejam perlahan.
Sebelum Bambam mendekat Jei sudah bersiap mengayunkan lagi benda yang ada di tangannya itu kearah Lisa.
"eugh tolong. tolong aku"
Lisa terbangun dengan napas yang tersengal dan keringat di dahi serta lehernya. Dirinya mencoba berusaha bernapas, memasukan oksigen sebanyak-banyaknya.Telapak tangan dan kakikanya dingin padahal ia tidak menyalakan ac di kamarnya.
Mimpi buruk ini lagi. Menjelang debut ia semakin sering mendapatkan mimpi buruk ini.
Lisa ingin menghapus kejadian itu dari ingatannya tetapi akhir-akhir ini hampir setiap malam ia memimpikannya. Lisa seperti dipaksa untuk tidak pernah melupakan kejadian itu. kenapa? enatahlah. Lisa tidak ingin mikirkan itu lebih jauh yang ia butuhkan sekarang adalah segelas air dingin untuk menenangkannya.Hi semua terima kasih udah membaca. Semoga kalian enjoy.
Tunggu part selanjutnya ya^^
Ini pertama kalinya aku nulis jadi masih amatir.
Kritik dan saran sangat diperlukan. Feel free to interrupt me💋💜
JANGAN LUPA VOTE YA🙏Buat motivasi menulis😋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth
Fanfiction"itu hari terburukku. Aku membenci hari itu. Tapi percayalah rasa bencikku terhadapnya lebih dari rasa benciku pada hari kejadian buruk itu terjadi" -Lalisa Manoban