Pemandangan itu, sangat indah. Dulu. Saat bersamanya menikmati masa-masa indah, bermain bersama, menanti tenggelamnya matahari, merasakan hangat disampingnya semua kita lakukan bersama. Dulu ku berfikir jika kau adalah masa depanku yang tidak akan pernah menjadi masa laluku. Semua sirna, hilang, lenyap begitu saja masa-masa indah itu. Engkau dimana? Aku merindukanmu, merindukan semuanya bersamamu. Kau yang kucintai, pujaan hatiku yang sangat kudambakan. Kau mengingkari semua janji-janji mu. Kau menghilang, tapi aku tau bahwa kau pasti akan kembali lagi kepadaku. Beribu tahun pun aku akan menunggu.
~~~~~Hari minggu.
Hari yang tepat untuk bangun siang, yah ini kan hari tidur sedunia menurutnya, si wanita yang sedang asik dengan mimpinya mungkin semua orang juga sih. Siapa juga yang mau sibuk sibukan di hari minggu. Orang itu kalau hari minggu waktunya untuk istirahat, untuk merilekskan tubuh, untuk bermalas malasan. Itulah yang ada dipikiran seorang gadis abg, yang sampai sekarang sudah jam 10:05 masih menikmati pesona alam bawah sadarnya. Dia adalah Vania.
Vania Abellia Alexandria."Ya ampun! anak mami belum bangun-bangun juga." Arsanti yang melihat anaknya belum bangun, memercikkan air yang telah diambilnya tadi ke wajah anaknya itu. Yang dipercikkan air menggeliat kayak cacing kesurupan sambil menutup kepalanya dengan bantal.
Maminya menggeser tirai yang berada di samping tempat tidur, cahaya matahari masuk dengan seenaknya membuat Vania menyipitkan matanya.
"Hei, bangun dong katanya mau pergi beli perlengkapan MOS." Besok adalah hari pertamanya memasuki sekolah menengah atas, yang merupakan sekolah idaman semua orang dan ia harus menyiapkan perlengkapannya semua.
"Ini masih pagi mami. Masih banyak waktu, mau lanjut tidur." Vania kembali menutup matanya.
"Hushh! Memang waktu masih banyak tapi kamu itu gak boleh sia-siakan waktu, kamu harus hargai waktu, waktu itu penting ." Emang manusia mau dihargai, waktu aja di hargai masa kamu nggak, upss.
Mami Vania memang sangatlah disiplin apalagi kalo soal waktu, dia sangat menghargai waktu. Waktu bersama dengan orang yang dia cintai, tetapi orang tersebut menyia-nyiakannya dengan memilih orang lain. Vadlan, adalah orang yang sangat Arsanti sayangi. Ia tidak menyangka jika orang yang dia cintai pergi begitu saja meninggalkannya, padahal dia yakin kalo Vadlan sangat mencintainya juga. Jelas, dia adalah ayah dari Vania, untung saja masih ada kakaknya yang bisa menjadi tulang punggung keluarga. Mungkin begitulah cinta, kadang datang dengan seenaknya dan pergi dengan sesukanya. Udahlah itu hanya masa lalu, sekarang Arsanti sudah bahagia dengan anak-anaknya.
~~
"Ini yang mana coba, yang ini, ini, atau yang ini." Vania kesal karena lupa apa yang akan dia bawa besok untuk persiapan MOSnya . Taulah anak jaman sekarang tuh kalo masuk sekolah baru pasti di siksa-siksa dulu, disuruh inilah, itulah, apalah. Mungkin mereka ingin kelihatan famous sebagai senior. Tapikan gak serempong itu. Ada senior yang suruh bawa gula-gula dengan segala macam merek dan tidak boleh ada yang sama. Kaus kaki yang beda sebelah lah, disuruh jalan jongkok lah, bawa hadiah buat senior lah, apapun yang membuat seniornya senang."Yang ini mungkin." Gumamnya, sambil mengambil pita dengan berbagai macam warna, untuk dihiasnya nanti dirumah.
Vania lalu membayarnya di kasir dan tidak sengaja menabrak sesuatu, Vania berbalik dan oh My God dia menabrak seorang pria dan semua barangnya terjatuh."Duh Maaf-maaf kak, gak sengaja tadi. Maaf yah kak, sini aku bantuin." Vania yang berdiri tiba-tiba jongkok di depan pria itu sambil mengambil barang yang berserakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Again, In Love
Teen FictionVania merupakan gadis cantik dan juga pintar. Walaupun begitu ia hanyalah manusia yang tidak sempurna, menjalani hidupnya seperti manusia pada umumnya. Ia pun pernah mencintai seseorang. Seseorang yang sangat berharga baginya, yang sangat ia sayangi...