TWO

22 5 1
                                    

Mulai hari ini, hari senin. Seluruh siswa baru telah mengenakan seragam putih abu-abu. Seragam yang merupakan tanda bahwa mereka telah menjadi anak SMA. Ini adalah minggu pertama sekolah dan aktif belajar, MOS pun sudah berakhir selama tiga hari yang berlangsung terasa sangat lama bagi siswa baru. Kelas beserta wali kelas pun sudah di tentukan oleh pihak sekolah.

"JESSY Cepetan!!" Vania meneriaki lawan bicaranya di telfon dan berdecik sebal karena temannya yang dia tunggu sedari tadi belum datang-datang menjemputnya, ia tidak diantar oleh kakaknya, sebab Ryan sedang tugas di Surabaya. Sedangkan maminya kerja, sebagai dokter spesialis kulit di Rumah sakit, pergi pagi pulang malam. Sehingga Vania tidak mau merepotkan maminya yang susah payah bekerja demi sekolahnya, ia janji bakalan menjadi anak yang berbakti.

Vania berdiri didepan pos keamanan, yang biasanya menjaga kompleks perumahan tempat ia tinggal. Menunggu seseorang yang sedang ia ajak telfon.

"Udah mau nyampe, 5 menit lagi." Jessica menjauhkan Iphonenya dari telinga, karena suara teriakan dari sahabatnya yang mungkin saja membuatnya budeg. Jessica yang sedang memegang Iphonenya di atas motor memutuskan sambungan telefonnya dan mengebut motornya untuk menjemput Vania.

5 menit...
10 menit...
13 menit...

Brum, brum.

"5 menit apaan, ternyata nyampe di indonesia ngaret juga." Vania menaiki motor scoopy warna putih milik Jessica dengan sedikit mengoceh.

"Situ yang minta jemput, situ yang marah-marah, apaan sih." Jessica berdecak sambil melirik sinis Vania di spion motornya.

"Hehe maaf. Udah jalan, ntar telat kita."

Jessica menancapkan gas motornya meninggalkan pos keamanan menuju sekolahnya yang jaraknya memerlukan beberapa waktu.

Tidak lama menempuh waktu diperjalanan mereka pun sampai didepan gerbang sekolah beruntungnya mereka tidak terlambat, mungkin hampir terlambat karena banyak siswa yang tergesa-gesa memasuki pintu gerbang sekolah. Jessica memarkirkan motornya di ujung kiri di parkiran. Mereka berdua berjalan dikoridor sekolah, dengan jalan agak cepat karena beberapa menit lagi bel tanda masuk akan berbunyi.

"Kenapa kamu gak pake mobil? Kesemutan tuh mobil banyak gitu gak di pake."

"Lo kan yang minta cepet-cepet, yaudah pake motor aja. Mau ngebut-ngebut juga gue. Lagian Jakarta kan macet, mana mau pake mobil. Bisa telat kita."

Vania hanya sekejap melirik temannya itu dan tersenyum. Kemudian berjalan beriringan dengannya ke kelas, karena mereka berada dikelas yang sama. Setau Vania, Jessica waktu di Amerika merupakan anak yang bisa dibilang naughty, selalu keluar malam, dan suka berfoyah-foyah dengan teman-temannya. Tapi, tidak ada satupun yang membencinya karena dia sangat baik dan ramah dengan semua orang termasuk sahabatnya, Vania. Mungkin hanya orang-orang yang tidak dekat dengannya mengatakan kalau dia adalah anak yang arrogant.

~~~

Koridor sekolah terlihat sepi disaat para siswa memasuki ruangannya masing-masing. Para guru pun masuk di kelas yang akan mereka bina. Hanya suara kicauan burung dan dedaunan yang terkena angin, hening. Dengan kesunyian yang ada di sekolah, membuat suara langkah kaki seorang remaja laki-laki fasih terdengar. Remaja yang mengenakan seragam putih abu-abu dengan tangan yang di masukkan didalam saku celananya, ia berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya. Jalan yang tidak terlalu cepat membuatnya sampai di kelas dengan waktu beberapa menit.

Toktok.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Balas seorang guru yang sedang mengajar di kelas tersebut sambil berkacak pinggang.

Again, In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang