SHE STILL WITH YOU

5 0 0
                                    

(lanjutan)

~ ~ ~

Sebelum menginjakan kaki ke sekolah, Sunny mampir sejenak ke kedai kopi yang dekat dengan tempat pemberhentian bus. "Caffe Bene" tempat yang Sunny kunjungi untuk pertama kalinya. Sama seperti kebiasaannya setiap berkunjung ke Negara orang. Sunny selalu menyempatkan diri untuk menyicipi kopi cappuccino sebelum berangkat sekolah.

"Selamat Pagi, Caffe Bene siap melayani anda", sapaan hangat seketika terlontar dari seorang pelayan wanita yang sedang melayani pengunjung yang datang.

"Satu cup kopi cappuccino hangatnya, please!", jawab Sunny saat melirik sekilas daftar menu yang terpampang di kedai tersebut. Di semua kedai kopi yang sering ia kunjungi, menu mereka tergolong sama seperti biasanya. Hanya saja setiap kedai memiliki ciri khas masing-masing untuk menarik pengunjung.

Satu tatap mata terpana memandang Sunny yang tengah melenggakkan kakinya keluar dari kedai tersebut. Tiba-tiba saja uluran tangan meraih lengan Sunny, hingga ia terperanjat kaget. "Oh, Sorry yah udah bikin kaget", di tatapnya seorang gadis mungil itu secara intens. Suatu kebetulan yang luar biasa saat bertemu untuk tali pertamanya, Baek Hyun terlihat jatuh cinta pada gadis mungil dihadapannya itu. "Ada perlu apa yah?", tanya Sunny menaruh kecurigaan dan sedikit waspada pada sosok lelaki dewasa dihadapannya itu. "Ini ada kartu nama Caffe Bene, sebuah pelayanan khusus dari kedai kami, anda bisa memesannya jika tidak ingin repot-repot datang ke kedai kami, bisa kami kirim ke alamat rumah anda langsung.", terang Baek Hyun sembari memberikan secarik kartu nama yang sudah tertera no. Telp dan website di dalamnya. "Baiklah, terima kasih", sambil merunduk memberi hormat Sunny pun bergegas pergi ke sekolah.

~ ~ ~

"Hy, Sunny selamat pagi"

Sapaan hangat dari beberapa teman barunya itu, seakan semakin membuat hari Sunny terasa cerah. Baru saja tiba menuju ruang kelasnya, bel yang berdering disetiap koridor sekolah itu berbunyi. Semua siswa berjalan menuju ruang kelas masing-masing, adapun yang berlari-lari kecil menghiasi suasana koridor kelas yang ramai.

Ketua kelas itu, baru saja mengumumkan kepada siswa bahwa diperintahkan untuk belajar mandiri sampai guru pelajaran etika hari ini datang ke kelas. "Bahan referensinya bisa kita temukan di perpustakaan lobi bawah, jika memang ada yang kebetulan tidak membawa buku paket!", tegasnya.

"Aaaaaahhhhhhh~ ~", tiba-tiba saja terdengar teriakan histeris dari seorang wanita yang tengah duduk di samping pintu barisan depan. Teman-teman terkejut dan mulai menghampiri bangku wanita yang terlihat bergetar hebat dengan wajah pucat memandang sekotak bungkus cokelat yang tergeletak di lantai. Keadaan semakin heboh saat teman-teman yang lain melihat isi kotak tersebut, didapati sebuah bangkai tikus dengan bercak darah segar yang terlihat baru mati beberapa menit yang lalu, bau anyirnya masih menyengat. Sunny hanya mampu bertanya-tanya dan kebingungan karena apa yang ingin ia lihat terhalang oleh banyaknya siswa yang membuat lingkaran disekitar tempat duduk wanita itu. "Apa yang kau lakukan pada temanku, lelaki brengsekk!!", sebuah perselisihanpun mulai terdengar.

"Aku tidak tahu, mengapa isinya bisa jadi bangkai tikus".......... "Ya, padahal tadi aku juga lihat isinya cokelat penuh dikotak itu".......

"Dari mana kalian mendapatkan barang itu?", teman yang lainpun mulai bertanya-tanya.

"Kim yang memintaku memberikan itu padanya! Aku hanya melirik isinya sedikit", timbal lelaki itu merasa bersalah, karena ia yang sudah memberikan kotak cokelat itu pada wanita tersebut.

--- "pprrrakkkk", sebuah hentakan benda yang menyentuh meja guru itu mengejutkan sebagian siswa yang masih tertegun melihat kejadian naas itu. Seorang guru etika sudah beranjak ke tempat duduknya untuk memulai pelajaran, hanya saja ia rasa ada sesuatu yang tidak beres di ruang kelasnya.

"Siapa yang berani membuat keributan ketika jam pelajaran saya? Ketua, apa kau yang akan tanggung jawab dengan semua kekacauan ini?", suara lantangnya mengisi keheningan kelas dan membuat ketua kelas itu merunduk takut. Namun tiba-tiba, tidak kalah terkejutnya seorang guru itu saat melihat sebuah bangkai tikus dengan segumpal darah yang membawa bau menyengat tergeletak begitu saja dilantai. "Itu ulah Kim, Bu" seseorang memberanikan diri membuka suara dan menunjuk seseorang yang sedang tidak berada diantara murid-murid yang lain. "Kemana, Kim?", (sssrrtt) pintu tiba-tiba saja terbuka, "Hadir, Bu" Kim baru saja datang ke ruang kelas membawa sebuah buku yang baru saja ia ambil dari perpustakaan. "Kemana saja kau, Kim? Kau tahu tidak ada kekacauan yang terjadi karena ulah konyolmu yang memasang perangkap bangkai tikus di sebuah kotak kecil itu!", guru itu berkata sambil menunjuk kearah terletaknya kotak yang tergeletak. "Aku baru tiba dari perpustakaan untuk belajar mandiri sesuai amanat yang ketua kelas itu sampaikan, Apa? Ada bangkai tikus? Dimana? Aku sama sekali tidak mengetahui hal itu, Bu", Kim nampak tertegun saat melihat kotak cokelat yang ia beri untuk seorang wanita yang baru saja akan ia kencani, ternyata berubah isinya.

"Menghadap ke ruangan saya SEKARANG!", perintah guru etika pada Kim seraya melangkah tergesa-gesa meninggalkan sejumlah siswa yang masih bertanya-tanya tentang insiden yang baru saja terjadi. "Sebenarnya, apa yang terjadi di sekolah ini?", fikir Sunny penasaran.

She Still With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang