part 4

20 1 0
                                    

"Daisy...," suara terakhir yang kudengar sebelum semuanya menjadi gelap.

*****
Aku terbangun dengan kepala yang terasa pusing, karna semalaman terbaring diatas lantai yang dingin, mengingat apa yang terjadi malam tadi.

Laptopku tertutup dengan sendirinya, aku teringat tugasku yang belum selesai, membuatku seketika panik. Sumpah tugas belum selesai, udah digangguin sama setan, emang itu setan kampret banget. Eh kalau dia tau gimana, mampus. Terpaksa pakai sistem kerja yang penting jadi.

*****
Kenapa seperti ada yang mengikutiku, ah pasti mereka lagi. abaikan daisy, abaikan saja. Dari kecil aku selalu diikuti oleh mereka, kenapa aku tahu mereka yang mengungtitku? Karna aku kenal suara mereka. Aku sering mendengar suara mereka, tapi aku tak pernah terbiasa dengan kehadiran mereka, rasa takut ini sangat besar. Aku tidak masalah jika kalian mengejekku penakut, tapi memang begitulah.

Ah suara-suara berisik dikoridor, ck aku tidak bisa membedakan mana suara si mahluk halus dan manusia. Tapi mendingan gini ramai, daripada sendiri cuman ditemani suara mahluk-mahluk gak jelas, serem tau.

"Dug...,"  suara itu tepat disampingku, astaga orang-orang pada kemana. Disekelilingku sepi, perasaan tadi ramai deh.

Deg... ini bukan fakultasku, ini juga bukan kampusku. Ini dimana? Disini hanya gedung yang di sekitarnya terdapat rawa. Gedung ini seperti tak terawat.

"Kamu mau kemana? Kamu pikir kamu siapa? HA!!"  Suara siapa itu? Astaga takut.

"Aku mohon biarkan aku pergi,"  ada suara lain yang menyahut. Aku coba berjalan menuju asal suara-suara tersebut.

"Tetap disini! Dan jangan coba-coba menentangku!!" Aku mendengarnya lagi, suaranya berasal dari pintu yang berada jauh didepanku. Aku meremas tali tasku dan berjalan dengan perlahan menuju pintu itu.

Tangan terangkat untuk membuka pintu itu. Tanganku gemetara, keringat dingin pun bercucuran di dahiku. Aku membuka pintu itu dan...























"DAISYYY... kamu ngapain bengong didepan pintu terus tangan kamu kayak mau buka pintu saja, pintu udah terbuka lebar keles, eh muka kamu kenapa kok pucat terus berkeringat, kamu sakit?" ucap Amira.

Aku hanya menatap Amira, aku bingung, ada apa ini? Perasaan tadi aku dikoridor terus tiba-tiba berada di gedung yang tidak kukenal, sekarang aku tiba-tiba berada di depan pintu kelas?

"Lah ini bocah malah liatin aku mulu, aku tau aku cantik jadi gak usah liatin mulu," ucap Amira.

"Ew pede gila," ucapku.

"lah aku emang cantik kok buktinya Justin bieber,  sehun, luhan sama cameron dallas naksir sama aku," ucap Amira.

"Mimpi gak usah ketinggian mbak," ucapku lalu meninggalkannya didepan pintu menuju kursiku.

Aku terus memikirkan kejadian hari ini, apa tadi itu hanya halusinasiku? Tapi kenapa aku merasa itu bukan halusinasi.


Tbc

Sorry baru update maklum orang sibuk *plaakk

4 september 2017

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

They are hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang