Lost [Reeve Hayley]

108 7 1
                                    

"Reeve Hayley aku menunggumu," suara samar itu masih terngiang di telingaku. Siapa dia, siapa laki-laki yang memanggilku dan membuatku terpikat dengan sekali saja mendengar suaranya itu? 

Aku memejamkan mataku, mencoba mengingat rupa laki-laki bertuxedo yang kutemui dalam mimpi singkat itu. Tapi hasilnya nihil. Tiba-tiba kepalaku terasa berat dan pusing, semua bagaikan berputar, lalu menghilang begitu saja.

***

"Siapa dia?," tanya seseorang. Aku membuka mataku perlahan. Cahaya remang yang menembus tirai membuat suasana di tempat ini redup dan nyaman.

Hey, tunggu dulu. Di mana aku? 

Aku melihat dua orang perempuan sedang duduk dan menatapku heran, mereka tersenyum kepadaku. "Bagaimana bisa kau sampai di sini?," tanya perempuan yang berambut merah. "Aku tidak tau, di mana aku sekarang?," tanyaku kebingungan. Mereka saling bertatapan, "Ini kamar kami, kami Maldives dan Rebecca Paige. Siapa namamu?," tanya mereka. "Aku tidak tau kenapa aku bisa terbangun di kamar kalian. Namaku Reeve Hayley. Senang bertemu dengan kalian. Bisakah kalian membantu menunjukkanku jalan pulang? Kurasa tempat ini asing bagiku," jawabku. "Memangnya di mana rumahmu?," tanya Maldives. "Di 14th street, LA. Apa kau tau?," kataku. Rebecca tersenyum padaku. "Aku rasa aku belum pernah mendengar tempat itu. Memangnya ada ya?," Maldives bertanya balik pada Rebecca. Ia menggeleng pelan, "Aku sudah 5 tahun mengikuti ayahku menjelajah dunia, tapi aku tidak tau tempat itu".

"Jadi... Apa nama kota ini?," tanyaku. "Forhighton. Sebaiknya kau mandi dan ganti bajumu dulu. Kami tunggu di ruang makan. Oh, kau bisa menggunakan pakaianku yang kau mau," kata rebecca. Ia tersenyum seraya meninggalkanku. 

***

Aku mulai menyalakan shower dan menuangkan sabun ke dalam bathtub. Bagaimana bisa aku berada di dalam dunia asing ini? Apa yang aku lakukan semalam sebelum tidur? Mungkinkah 'dia' memanggilku? Aku memang penasaran dan ingin sekali bertemu dengannya. Ya, sosok yang pernah sekali muncul dalam mimpiku. Tapi bukan begini caranya. Aku ingin pulang.

Selesai mandi, aku membalut tubuhku dengan handuk dan mulai mencari-cari pakaian yang dapat kugunakan.

"Reeve? Apa kau sudah selesai?," tanya Maldives saat aku sedang menyisir rambut. "Eh, iya sebentar lagi," jawabku.

Aku segera berlari kecil menuju ruang makan. Mereka sudah menungguku sekitar 30 menit. Aku memang susah mengubah kebiasaan burukku ini, terlalu lama mandi.

"Maaf lama," kataku saat langkahku terhenti di depan sebuah meja makan yang panjang. Semuanya melihat ke arahku. Rebecca menaikkan satu alisnya, "Kau mengenakan gaun? Kau bercanda ya?," tanyanya. "Tapi tidak ada yang lain selain gaun di dalam lemari itu. Memangnya kenapa?," kataku bingung. Maldives tertawa, "Ah, kau pasti salah membuka lemari. Itu lemariku, bukan punya Rebecca. Pantas gaun semua". Aku menyengir ke arah Rebecca yang tampak menahan tawanya. "Tadinya sih aku mau mengajakmu berpetualang. Yah, sekalian cari daerah tempat tinggalmu. Tapi....kamu malah pakai gaun. Nanti malah menyusahkan," kata Rebecca. Aku cemberut. "Hey, tenang saja, aku akan mengantarmu untuk ganti pakaian," kata Maldives. "Eh, sampai lupa. Ini ayah dan ibuku. Aaron dan Stevy Paige," lanjut Maldives. Mereka tersenyum kearahku. "Selamat pagi, Reeve. Aku sudah mendengar penjelasan mereka tentang kau. Hmm... Kalau belum tau dimana tempat tinggalmu, kau bisa tinggal disini untuk sementara. Silahkan anggap rumah sendiri," kata Mrs.Paige. Aku tersenyum dan mengangguk padanya. "Sekarang duduklah, dan sarapan," kata Mr.Paige.

Untung saja keluarga Paige sangat ramah, kalau tidak, mungkin aku sudah diusir lantaran muncul di kamar mereka secara tiba-tiba. Apalagi mereka benar-benar belum mengenalku. 

***

Setelah makan, Maldives mengajakku ganti baju. Sekarang aku mengenakan croptee bermotif bunga dengan celana pendek peach. Rebecca juga meminjamkan sneakersnya kepadaku. Sekarang kami, maksudku aku dan Rebecca akan berpetualang. Rebecca memang berjanji untuk mengajakku melihat-lihat kota ini, jadi jika sewaktu-waktu aku tidak bisa kembali ke duniaku, aku bisa merasa nyaman disini (ini mungkin saja terjadi kan?).

"Hmm, kau siap? Ini akan menakjubkan, percaya padaku!," kata Rebecca berantusias. Aku menganggukkan kepalaku, "Ayo kita berangkat!". Setelah lima belas menit kami menelusuri Forhighton dengan Jeep nya Rebecca, aku mulai melihat pohon-pohon yang semakin lama semakin rindang. 

Tiba-tiba Jeep Rebecca berhenti. "Hey, aduh, payah sekali. Padahal aku baru membawanya ke bengkel kemarin," Rebecca mendengus kesal. "Tunggu disini Reeve. Aku akan mencari bantuan," pinta Rebecca. Ia mulai turun dari mobil Jeep nya.

Rebecca meninggalkanku cukup lama. Sampai akhirnya... Semak-semak di dekatku bergerak. "Rebecca? Kau kah itu?," tanyaku setengah berteriak. Tidak ada jawaban. "Rebecca? Jangan bercanda. Kau mau menakut-nakutiku ya?". Masih belum ada jawaban, tapi semak-semak itu kembali bergerak. Tiba-tiba sesuatu yang cepat, hampir seperti angin lewat di depanku. "Hey, apa itu?," aku mulai berteriak. Aku mendengar seperti desisan di belakangku. Ketika aku menoleh...........

Awaken YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang