Meet Nicholas The Half-Vampire Guy [Reeve Hayley]

61 5 0
                                    

Aku mendengar seperti suara desisan di belakangku. Dan ketika aku menoleh... Aku tidak menemukan siapapun. Dengan spontan kakiku berlari menembus semak-semak dan rerumputan liar. Aku hanya berharap Rebecca sudah menemukan bantuan lalu segera pergi dari tempat ini.

Detak jantungku masih tidak menentu. Kali ini tenagaku benar-benar habis. Seseorang dengan cepat menyekap mulutku dengan tangannya dan dengan gesit menarikku dari balik pohon.

"Jangan berisik sampai serigala-serigala itu pergi," bisiknya. Aku hanya mengangguk. Dan sialnya, posisiku benar-benar canggung saat ini. Laki-laki bertubuh tegap dan cukup berotot itu mendekapku sambil tetap menyekap mulutku. Tapi... tunggu dulu. Walaupun berada sangat dekat dengannya, aku sama sekali tidak merasakan detak jantung ataupun denyut nadinya. Atau mungkin hanya perasaanku saja?

Tak lama setelah kawanan serigala itu pergi, laki-laki itu akhirnya melepaskan dekapannya. Aku masih memperhatikan laki-laki itu. Ia terlihat menarik dan berwibawa. Tingginya sekitar 1.8 meter. Rambutnya berwarna pirang kecoklatan. Dan yang paling membunuhku adalah tatapan yang tajam dari mata berwarna pirusnya.

Ia mulai menyeringai dan menunjukkan sederetan giginya yang rapi. "Namaku Nicholas Petter, kau bisa memanggilku Nicho". "Oh, aku Reeve. Kau hampir membuatku jantungan tadi," kataku. "Bukankah seharusnya kau mengucapkan terima kasih? Aku sudah menyelamatkanmu dari para serigala itu," kata Nicholas sambil mendengus sebal. "Kalau begitu terima kasih," jawabku sambil mengalihkan pandanganku.

"Kau benar-benar gila! Kau seorang manusia biasa dan bahkan seorang wanita berani sendirian memasuki batas para serigala!," lanjut Nicholas. "Hey,hey. Aku sedang menunggu bantuan karena jeep yang kutumpangi mogok. Lagipula aku tidak pernah tau daerah ini, jadi kupikir aman-aman saja," jelasku pada Nicholas.

Nicholas tertawa kecil. "Jadi kau bukan berasal dari sini? Baiklah, akan kuberitahu. Jika kau memasuki daerah pepohonan berwarna gelap, berarti itu daerah serigala dan hewan buas lainnya. Jika daerah itu dipenuhi pepohonan berwarna terang, itu daerahmu. Jika kau menemukan daerah yang dipenuhi pohon-pohon berwarna gelap tanpa daun, itu daerah vampire, daerahku".

Mataku membulat seakan tak percaya mendengar apa yang baru saja Nicholas katakan. "Jadi, kau seorang vampire? Kau bahkan tidak memiliki taring!". "Aku tidak ingin menakutimu, Reeve," Nicholas menyeringai jahil. Kali ini aku bisa melihat dengan jelas sepasang gigi taringnya. Aku bergidik ngeri dan mulai melangkahkan kakiku ke belakang secara perlahan. Ya, kalian tau kan apa yang biasa disantap vampire? Darah.

Ia masih menyeringai. Aku dapat merasakan bulu kudukku berdiri. "REEVE!!! Sudah kubilang jangan pergi kemanapun," teriak seseorang... Ah, Rebecca? Aku bersyukur ia datang tepat waktu. Kupikir saat ini darahku akan menjadi santapan vampire ini. Aku segera berlari menuju Rebecca.

"Astaga, kau bersama Nicholas! Apa yang terjadi?," tanya Rebecca dengan wajah terkejut. "Kau mengenalnya? Dia menyelamatkanku dari serigala dan sekarang aku hampir menjadi santapannya!," kataku. "Siapa yang tidak mengenal Nicholas, Reeve. Semua tau, mungkin terkecuali kau. Lagipula dia tidak mungkin memangsamu. Dia hanya menakutimu," jawab Rebecca. 

Nicholas menyeringai lagi. Dan kali ini seringaiannya terlihat mengejekku. "Jadi, apa yang membuat kalian pergi ke sini?," tanya Nicholas. Rebecca mulai menceritakan semua yang terjadi pagi ini.

"Kau mau bergabung dengan kami? Pasti seru," ajak Rebecca pada Nicholas. Aku menyiku tangan Rebecca. "Dengan senang hati," jawab Nicholas sambil tersenyum. Jawaban yang benar-benar tidak kuharapkan. Aku tidak sudi berdamai dengan vampire yang sudah menjahiliku ini.

"Baiklah, sekarang kita harus pergi keliling kota ini dulu. Aku ingin Reeve beradaptasi dengan baik," lanjut Rebecca. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum pahit. Berhubung jeep milik Rebecca belum selesai diperbaiki, jadi kami terpaksa jalan kaki.

Dalam perjalanan, aku dikenalkan dengan banyak hal unik di kota ini. Misalnya raksasa, faun (setengah manusia & setengah kambing), mermaid, unicorn, dan peri pixie. Saat ini kami berada di depan portal megah dengan ukiran slogan 'Chase Your Dreams & Never Grow Up'. Portal itu seperti pusaran air yang berputar.

Rebecca mendahului kami masuk ke dalam portal itu, kemudian aku, lalu Nicholas. Aku dapat merasakan tubuhku berputar mengikuti arus pusaran itu beberapa saat, sampai akhirnya pusaran itu berhenti. Sekarang aku berada di sebuah ruangan dengan pintu yang banyak, seperti dalam cerita Alice in Wonderland. Bedanya, kali ini pintunya lebih banyak dan bahkan ada yang melayang. Kata Rebecca, aku harus menemukan pintu dengan kode 222.

Setelah mencari cukup lama, akhirnya aku menemukan pintu bernomor 222. Sialnya, pintu itu berada di langit-langit ruang. Aku berusaha menggapai pintu itu, sampai akhirnya aku terduduk dengan putus asa. Tidak ada barang yang bisa kugunakan untuk meraih pintu itu. Tidak ada satupun. Namun tiba-tiba keadaan menjadi terbalik saat aku hampir menangis. Ya, sekarang aku seakan duduk terbalik di langit-langit ruang. Dan sialnya lagi, kalian pasti tau apa yang akan terjadi setelah ini. 

Seperti dugaanku, aku langsung terjatuh ke bawah dengan posisi seperti Mr.Bean jatuh dari langit. So pathetic. Tanpa pikir panjang aku segera membuka pintu itu. Dan tiba-tiba semuanya berubah menjadi gelap. Nihil, tidak ada apapun..........

**********

Hello there! Please kindly vote & comment this story! I really need support:-) Thank you!

Awaken YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang