Ternyata

5 3 0
                                    

"Huhh, capek banget hari ini bener-bener nguras tenaga banget yaa, Rai." Ujarku sambil mengelap keringat dengan sapu tangan. "Emang, capek banget gue boro-boro makan dari tadi siang" katanya sambil memijat kecil tubuhnya. Raisa itu temen gue yang paling deket dari awal masuk OSIS, aku sudah mengenalnya. Anaknya yg supel, ramah, dan nyambung diajak ngobrol bikin dia asik buat jadi temen. "Eeh, gue pulang duluan, yaa. Go-Jek gue udah dateng, tuh." Ujarnya sambil beranjak dari kursi. "Ooh, oke-oke sip. Bye." Ucapku. Dalam batin, gue kesel banget nih, kalo dijemput lama dan udah gk ada temen yang nunggu bareng. Hidup gue berasa hampa dan bosen abis kalo kayak gini. Alhasil, gue cuma bolak-balikin homescreen Hp gue. "Ya Allah, papa lama banget jemputnya." Keluhku dalam batin. Tiba-tiba ada seorang cowok dengan motornya yang berhenti di depan pos satpam, tempat gue nunggu sekarang. "Kak Rere, kan?" Ujarnya. "Lo siapa?" Tanyaku sambil mengernyitkan dahi. Dia pun membuka helmnya. Mataku terbelalak melihatnya. "Makasih ya." Ucapnya dengan datar. "Makasih buat apaan?" Tanyaku dengan wajah bingung. "Buat yang tadi di UKS." Ucapnya, lagi-lagi dengan nada datar. "Ohh, itu santai aja lah. Itu emang tanggung jawab gue sebagai pembina lo. Lain kali jangan ada acara pingsan-pingsanan lagi", Ujarku dengan nada santai. Setelah itu, dia tak menjawab apapun dan mengisyaratkan dengan alisnya agar aku cepat naik. "Oh, iya nih helmnya", Ujarnya seraya memberikan helmnya

Di perjalanan, tak ada sepatah kata pun yg terucap diantara kita. Hanya suara klakson beberapa kendaraan dan suara mesin motor. "Ehhm", aku berdeham. Tak ada respon. Aku kembali diam, menikmati suasana jalanan. Sambil mendengarkan lagu dari earphone. "Rumah lo emang dimana? Emang kita searah?", lontarku dengan spontan.

Diam.

"Nanti di pertigaan jalan belok kiri", Ujarku.

Udah lah yaa capek dikacangin mulu, batinku

"Btw, kok lu tau arah ke rumah gue? Padahal, kan tadi gue baru ngasih tau satu arahan", ujarku dengan bingung.

Diam (lagi)

Yaiyalah, gue tau kan kita pernah temenan. Tapi, kalo dia sekarang kayak gini, gue jadi males, batin Reno.

Ya udah deh, kalo dia gak mau ngomong mungkin lagi sariawan atau tadi masih sakit, batinku

Tak berapa lama, akhirnya sampai di depan pagar rumahku. Rumahku tampak sepi, mungkin si adek belum pulang kali.

"Makasih, yaa. Tadi siapa nama lo, maaf? Ujarku.

"Reno", ujarnya.

Sip, jawabannya sangat singkat padat dan jelas.

Bodo ah. Biarin aja dia gitu, nanti dia juga suka sma gue, batinku dengan sangat pede.

Dia pun menyalakan mesin motornya kembali dan melajukannya kembali. Aku memeehatikannya sampai ia hilang di sebuah belokkan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 15, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Little Hope Where stories live. Discover now