Prolog

120 8 0
                                    

Pagi yang cerah ini, cewek itu bangun dengan sangat... Lambannya.. Ia tak kuasa lagi untuk bangun dari mimpi indahnya. Ia masih ingin melanjutkan perjalananya di alam mimpinya. Namun di hancurkan dengan suara nyaring yang terus menerus mengganggunya. Ia sesekali menggeliat terpancar sinar mentari yang sudah menampakkan dirinya di bagian timur. Ia mendengus kesal alaramnya ia rusakkan dengan tak niat. Dalam hatinya rasanya ingin sekali marah marah.. Tapi marah sama siapa? Ia tinggal sendiri di rumah barunya sampai ia lulus kuliah. Setiap bulan, keluarganya mengirimkan uang untuk kebutuhannya.ia berniat sebelum pulang sekolah akan membeli alaram lagi. Ia menuju ke kampusnya dengan memakai mobil pribadinya. Sesampainya, aku tidur di kelas hingga ketauan pengajar killernya,aku tersentak kaget mendengar suara speaker toa yang merusak telingaku ini. Aku pasrah saja. Sembari menulis catatan yang. Menurutku penting, seseorang menanyakanku "hei.. Siapa namamu?"pertanyaannya menghentikan kegiatanku menulis
"kamu siapa?" begonya aku, malah balik nanya, maklumin jugalh.. Namanya aja baru bangun..
"lho..kok malah nanya balik.. Kamu siapa...?" tanyanya lagi.

KRING!!

Menandakan waktunya untuk pulang.
Buang nafas lega, melewati masa guru killer yang siap menghukum siapa saja. Hanya saja ia juga merasa muak seperti di ikuti begini,sepanjang perjalanan ke parkiran ia selalu di ikuti cowok itu yang masih penasaran dengan sebutannya. Karena kalo masuk mobil nanti mungkin ikut juga.
Jadi dia ke kafe sebelah kampusnya.
Dia dengan lancarnya mengikutiku.
Sampai di depan kafe tersebut aku berhenti, dia ikut berhenti.

"namaku jati..., kalo gak ada urusan.. Pergi sana.. Aku ga-"
"aku sama kamu ada tugas kelompok" selanya.

"jadi aku mau kerjain tugasnya hari ini!" sedikit penekanan di kata 'ini'

"kenapa nggak bilang dari awal.."

'menyebalkan, napa nggak langsung to the point si.. Bikin kesel aja!'

Aku mendengus kesal dan segera memasuki kafe itu. Disana aku pesan espreso hangat dan dipilihkan mejanya oleh cowok itu. Aku merasa kesal juga, aku lebih suka duduk di deket jendela /pintu.tapi dia pilih yang paling pojok. Aku pasrah aja deh kalo gini.. yang penting besok dah kelar ntu tugas. Ia terlihat tergesa-gesa namun mukanya begitu datar,sama sepertiku yang sebenarnya nggak niat ngerjain ini..
"pesanan datang.." pelayan kafe ini datang dan pergi. Cowok itu ttp
"namaku rizal" sembari mengetik di laptopnya. Suasana hening di iringi asap mengepul dari kopiku yg masih hangat. Sembari aku bermain ponselku, 20 menit kemudian sudah jadi tugasnya. Sudah jadi tugasnya?
Ntahlah, tangannya yang besar dan terampil itu membuat aku punya waktu buat istirahat. "oke, makasih udah kerja sama". Ia beres-beresi barangnya yang berhubungan dengan tugas tersebut. Sebelum dia pergi, dia memberiku secarik kertas kecil bertuliskan angka2 dan namanya di atasnya. Sebenarnya percuma saja, dia memberiku ini.. Akukan ansos..
Gaya model kepang dua gini... kacamata bunder warna ping
Kulit kuning lamgsat..
Apa kurang jelas untuk matanya?

Ah, ngapain juga mikirin itu..
Lebih baiknya lagi, aku segera membeli alram yang tadi pagi kurusakan itu...
Segera aku menghabiskan espreso itu dan membayarnya...
Brruummm~~~~
Sesampai di depan toko tersebut
Aku melihatnya lagi,baru saja membuka helmnya dan meletakkannya di spion motor ninjanya yang super mahal, di lihat dari mereknya. Selanjutnya ia memasuki toko waktu tersebut. Aku tak mau lagi seperti takdir yang mempertemukan aku dengannya.
Jadi.. menunggu dia keluar dari toko waktu. Namun tak kunjung bubar.

'Huft.. Bodo amatlah ketemu,paling juga gak lama disana.' gumamnya sembari menutup pintu mobilnya.
Kling kling kling
Suara bel dari atas pintu Menandakan ada orang masuk/keluar dari rumah itu. "selamat datang di toko ka-" "mi..
Jati?" aku tak percaya, dia sebagai penjualnya? Dia juga kaget aku masuk
Kedalam situ.. 'To the point! '
"ada alarm nggak?" tanyaku
"ya ampun.. Nyalam kek.. 'halo' kek
Ato apalah!" jawabnya sambil merogoh - rogoh mencari benda yang ku cari. "..... Halo" dengan suara datarku. Aku emang niat nggak ramah kok..."mau yang kecil?"
"besar? Ato sedang..?" sembari menun jukannya satu persatu. "ini" aku memilih yang besar agar aku bisa bangun pagi. 'ah mataku' aku kucek mataku yang tiba-tiba gatal ini.
"jangan di kucek!" perintahnya.
"ah, iya" aku lupa..
"Sini kaca matanya!, kalo gatel tu jangan di ku.."
"ha?" tanyaku.
Sedikit buram wajahnya di mataku.
Ntahlah.. Tiba-tiba dia mengatakan
"apa aku harus pake toa biar denger?"
Terlihat ia membersihkan kacamataku dengan telaten. Aku kagum padanya.
'wah.. Jernih banget!!' gumamku
"hehehe kinclongkan?!" dengan sombongnya mengatakan itu.
"nggak.. Malah tambah burem..".
Kesel aja.. Sama yang sombong2.
"na itu napa senyum senyum?"
Reflek aku meraba mulutku
"nggak!!ikut min kamu mungkin...."
Dia tertawa ngakak.Tak terasa terukir senyuman di wajahku ini..
Aku suka benda yang berkilauan dan cerah,makanya aku suka dekat jendela,Makanya benda bendaku rata-rata berwarna putih.
"udah.. Udah.. Mana punyaku?"
Ia menghentikan tawanya dan menghapus air matanya akibat ngakak so hard tadi...
"ah iya lupa.."
"nih! Makasih ya udah bikin ngakak"
Lanjutnya yang di iringi senyuman lebarnya yang sedikit mengejek.
"huh! Iya... ni duitnya, ambil aja kembalianya" segera aku keluar.
"tunggu!tapi ini kebanyakan.."
"udah.. Ambil aja.." sembari membuka pintu mobil.
Brummbrruumm~~~~
"makasih!! Dada!" sambil melambai2kan tangan dan loncat loncat kaya minta tolong..
Lucu banget sih... Jadi pingin lama lama.. Eh, nggak! Aku ansos!! Harus!!

TBC

Why I Love Yu?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang