... "oy! Jati!!" jati tersentak mendengar suara jeritan itu.
"kamu yang presentasiin ya.." meletakkan laptopnya ke mejaku.
"yah.. Jangan dong..." jati orangnya malu malu.jadi ia tak mau ngomong di depan banyak mata. "kan aku yg ngerjain.. Kamu harus presentasiin!!"
Ujarnya sembari melipat tangannya.
Jati Mendengus kesal. Ia hanya pasrah aja. 'rese bener ni orang..'
ngomel ngedumel di hatinya. "kelompok 5,maju!"
Aku maju ke depan, badanku berkeringat dingin, kakiku rasanya ingin bergetar. Ia bersumpah ingin balas dendam dengannya. Ia meneguk salivanya sebelum memulai bicara
"ak-" "kami dari kelompok 5 akan mempresentasikan hasil kerja kelompok kami" rizal menyikut memberi kode mengendalikan laptopnya saat di jelaskan. Jati marah, takut, sekaligus malu. Gimana nggak?
Rizal berjalan di belakangnya tanpa keliatan dan kebiasaan rizal ngomong nggak jelas bikin kesel jati aja. Pingin rasanya mutilasi dia - cita-citanyaJam istirahat datang. Sebagian besar keluar dari kelas. Dengan cepat, membersihkan mejaku dan dan sgra melanjutkan tidur cantikku.
Bak!!
Keluarlah latahku
" mbah uti mbah uti mbah uti!!. Ya ampun... Bikin jantungan aja lo!" memegangi dadaku yang berdetak kencang. Ia merenges melihatku melatah di depannya "ni, buat kamu biar nggak pake kacamata" memberiku minuman botol bercitarasa buah dan mengandung vit c lebih dari punya jeruk itu tulisan di botolnya. "iya, iya, makasih, sana! Jangan ganggu mimpi indahku!!" sambil mencubit paha rizal. Ia meringis kesakitan di iringi ketwa kecilnya. Ini menambah pointnya tersendiri. Makin tinggi tingkat kebenciannya.
Ia melanjutkan bobok cantiknya lagi,
"Kenapa nggak di minum?" ia mengeram dan langsung meminumnya kebanteran sampek keselek. Rizal cengengesan ngeliatnya
"huk, huk, Kamu kasih racun ya kesini?! " sembari batuk menerus.
"heh bukan salah aku yang bikin kamu batuk. Kamu aja minumnya cepet banget koook.. " meneruskan tawanya. Jati meminum lagi ntu minuman dengan pelan sekaligus ati ati biar nggak ikut ketawa sampai tetesan terakhir dari botol itu.
"puas sekarang!?" teriaknya.
"tenang dulu dong.. Diliatin sama yang lain lo.." menunjuk memutar.
Jati melihat mereka yang lagi di kelas meliriknya dengan tatapan 'cewek aneh'. "ng.. Mau lanjut nggak tidurnya?!" dengan senyuman keberhasilannya yang menyebalkan.
"awas ya kalo kamu-" KRING!!
"RIZAL!!" dengan tangannya meremas mengarah ke rizal yang segera ke kursinya di depan. Sekarang dia mulai gila.
💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢KRINGG!!
bel pulang berbunyi. Aku segera beres beres dan niatku ingin pergi ke KFC buat penyejuk hatiku biar nggak masuk penjara gara2 aku mutilasi dadakan rizal. "jati!!" ah suara itu lagi,
Cuek ajalah... Sumpek dengernya. Udah berkali-kali rizal berkicau kicau memanggilnya. Namun belum ada respon darinya. 'sumpek bener ni, kaya alarm aja' ia nyerah sama alaramnya yang terus mengema di telinganya
"ada ap-" BRUUKK. CKIIITTia tak menyadari bahwa ia di pinggir jalan raya, rizal yang baru aja lari dan mendorongku kuat kuat biar nggak ketabrak. Mobil sedan warna item berenti, sambil kaca mobil tersebut terbuka"HEH! KALO JALAN PAKE MATA DONG!!BIKIN MACET AJA!"
Bapak bapak itu segera melaju kencang. "k-kamu nggak papa?" tanyanya yang masih tergeletak
"nggak papa.. M-makasih ya.." sedikit panik juga aku. Ia segera bangkit namun tiba-tiba jatuh lagi dan terulang ulang seperti itu lagi. ia meringis kesakitan. Kakinya parah! "tunggu disini!"
Dengan cepat aku lari ke mobilku yg terparkir tak jauh dari rizal dan memarkirnya lagi di depan rizal.
"sini aku bantuin" aku membantunya memasuki mobilku.🚐🚐🚐🚐🚐🚐🚐🚐
Aku membawanya ke rumah sakit terdekat. Dokter keluar dari kamar itu dan bertanya "anda keluarga dari mas rizal?" bukan keluarganya tapi.. Ya udahlah. "i-iya" aku segera masuk ke kamar tersebut.sementara dokter dan susternya keluar memberi kami ruang berbicara. Terlihat rizal yang melihat-lihat kakinya yang di jahit.
Ia kaget melihatku masuk dan bertanya "kamu nggak papa gimana?! Itu kepalamu kok ada perbannya..." marahnya tiba-tiba. bukan marah si.. Tapi khawatir.. "tapikan nggak separah kamu, lagi pula kamu sampek di jait 4 kali". Ia mendengus kesal. Emang bener juga. Kenapa nggak khawatirin diri sendiri. Gumamnya.
"patah nggak?" tanyanya melirik lirik kakinya. "cia...khawatir.." sambil senyum senyum kaya orang gila.
Jati jadi salah tingkah "apa sih.. Cuman nanya doang.." tercetak jelas merahnya dan membuang muka agar tak terlihat. "nggak koookk.. Cuman sobek aja" jati jadi inget mau nanya sesuatu ke rizal. "keluargamu ada yang bisa di hubungi nggak?" jati bertanya. Sembari merogoh-rogoh sakunya mencari handphone. Ia jawab dengan mantap "nggak ada"

KAMU SEDANG MEMBACA
Why I Love Yu??
AdventureCaranya menyampaikan pesan bahwa dia kesepian, Memang berbeda dari lainya dan aku pun awalnya tak menyadarinya.. Dia merubah segalanya dariku.. Itu,membuatku lama lama semakin jatuh cinta padanya.. Apakah bertahan lama?!? _____________&_______...