Aku, si cewek yang menaruh harapan padanya. Pada dirinya yang kusebut Penakluk Hati. Seorang Penakluk Hati yang mampu melelehkan seluruh raga ini. Dimana ku tak bisa berkata apapun saat dirinya mengucapkan sesuatu yang membuat jantungku berdetak kencang. Dimana saat itu bibirku gemeteran untuk menjawab apa yang dia katakan padaku. Aku tak tau apa yang kurasakan saat itu. Apa ini jatuh cinta pada pandangan pertama atau akunya saja yang merasa canggung berbicara dengan dia, sang penakluk hati.Hari pertama masuk kelas di sekolah baru. Menjadi awal dimulainya episode kisah pertemanan kita. Tidak disangka-sangka pertemanan ku dengan dirinya menjadi sedekat ini. Kedekatan yang bisa diibaratkan seperti debu yang menempel di kaca setelah berbulan-bulan. Kedekatan itu menyebabkanku tidak mau jauh darinya. Seperti secangkir kopi kecil yang tidak ditambahi dengan sesendok gula pasir. Tidak cuman hampa. Namun begitu pahit rasanya. Begitu juga yang kurasakan saat kehadirannya menghilang entah kemana. Saat kehadirannya yang kunanti tidak hadir, rasanya dapat diibaratkan seperti lukisan anak kecil yang tadinya penuh warna terkena air hujan, pudarlah sudah.
Saat kujumpa dirinya, hariku tak lagi sama. Lebih berwarna rasanya. Pertama kali diriku masuk kelas baru canggung rasanya. Lihat sana tengok sini, ku lihat wajahnya dengan malu-malu. Ingin ku berbincang dengannya. Namun, apa dayaku. Untuk menyapa pun aku tidak sanggup untuk bicara.
Pernah sesekali menanyakan sesuatu kepadanya. Cuman menanyakan sesuatu yang mungkin tidak terlalu penting saja, diriku sudah gugup. Hari demi hari kuingin lebih dekat lagi dengan dia, sang Penakluk Hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Mysterious Boy
Teen FictionBukan orangnya yang misterius, tapi perasaannya yang misterius. Perasaanya untuk gadis yang menaruh harapan pada sosok lelaki. Sebut saja lelaki itu Sang Penakluk Hati.