Teka-Teki Cinta

45 5 0
                                    


Semakin kesini dan kesini, sikap dia semakin berubah. Perkataan yang selalu dia katakan kepadaku seketika berubah. Berubah menjadi sapaan yang begitu manis. Hingga raga ini seketika melemah saat dirinya mengucapkan sebuah kalimat yang begitu menyentuh hati.

Tidak hanya ucapannya saja yang melemahkanku. Tapi perbuatan yang dia lakukan untukku pun juga melelehkanku. Pada awalnya, aku yang ingin mendekatinya. Namun, semakin kesini, sepertinya dia juga mendekatiku. Sebenarnya, aku masih ragu menyimpulkan bahwa dia juga menyukaiku.

Tetapi,

dia, sang Penakluk Hati

Selalu menunjukkan sikap manis

Kepadaku.

Aku takut ke-pd-an. Aku juga takut jika diriku hanya sebuah mainan. Sebuah mainan yang dia permainkan untuk pelampiasan kesepiannya. Aku tidak mau hal itu terjadi. Aku sudah merasa nyaman dengannya. Inginku selalu ada didekatnya.

Menurutku, rasa cinta itu muncul ketika kita kagum melihat seseorang pada pandangan pertama, dan kita merasa nyaman ketika di dekatnya. Bukannya cinta itu tumbuh karena kita merasa nyaman dengan seseorang? Bukan cinta karena materi, tapi cinta karena perhatiannya.

••••

Di dunia maya, dia berani menyapaku dengan kalimat manis. Tapi kenapa? Jika kita berhadapan langsung dia hanya diam saja. Terdiam dengan tatapan mata seolah-olah ingin menatapku dan hanya menunjukkan senyum yang begitu kecil.

Pernah sesekali aku memandangnya dari kejauhan. Dari meja paling kanan di kelas aku memandangnya yang duduk di meja paling kiri. Waktu itu tatapan matanya juga mengarah kepadaku. Apakah itu sebuah kebetulan? "Semoga saja tidak", batinku dalam hati. Aku berharap dia juga benar-benar memandangku. Uch....... Sungguh, dia memang penuh dengan teka-teki. Sebuah teka-teki yang hanya berisi satu soal, tetapi begitu rumit untuk dijawab.

A Mysterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang