~
Perempuan itu duduk di sebuah kanopi jendela besar yang menghadap ke sebuah taman bunga, ditemani oleh matahari yang mulai meninggalkan langit, dan disambut oleh kegelapan yang menjalar menyelimuti bumi.
Dengan sepasang mata yang memperhatikan sekumpulan bunga mawar tersebut dan disusul dengan tarikan bibir yang tidak sempurna, Ia menarik nafas panjang dengan iringan tawa pelan, seakan menganggap remeh sesuatu yang ada di hadapannya. Jika saja benar-benar ada orang di sekitarnya, mungkin, perempuan itu sudah menakuti orang-orang yang sedari tadi melewatinya.
Tahukah kalian, bunga-bunga mawar berwarna marun itu menggambarkan apa? Barang kali untuk sebagian orang yang sedang terjatuh kedalam indahnya cinta akan beranggapan bahwa bunga itu adalah objek terindah yang dapat diberikan kepada pasangannya.
Namun, siapa sangka? Bunga mawar marun itu bisa saja menggambarkan sebuah kesedihan dan duka. Bahkan sebuah umpan dari segala peristiwa.
Ingatan itu terus berputar di kepalanya, seperti kaset rusak yang terus mengulang isinya tanpa tau kapan harus berhenti. Kenyataan dari sepenggal memori itu telah mengubah segalanya; Dirinya, sikapnya, lingkungannya, terlebih lagi, takdir hidupnya.
Coming soon~

KAMU SEDANG MEMBACA
INTRICATE
Novela JuvenilMawar marun itu, terus menghantuiku, seakan tidak pernah bosan mengusikku seperti yang dilakukan oleh sepenggal memori hina yang menjadi fragmen dalam goresan hidupku. Tidak bisakah aku tumbuh seperti putri-putri dalam dongeng? Atau minimal layaknya...