Seri 02

658 12 3
                                    

Karya: Dimas Andy

ARYA KAMANDANU buru-buru mencari kudanya, ia mengarahkan pandangannya kesana-kemari. Akan tetapi ia tak menemukan tanda-tanda keberadaan kudanya. Kembali ia memusatkan pikirannya untuk mengamati sekiat tempat itu. Apakah di sekitar tempat ia menambatkan kudanya mendapat petunjuk hilangnya kuda miliknya itu.
"Tidak mungkin lepas sendiri" berkata Arya Kamandanu.

Tiba-tiba ia teringat dengan gadis muda yg semalam bersamanya, saat ia terbangun gadis itu sudah tidak ada bersamaan dengan hilangnya kuda miliknya.
"Apa mungkin gadis itu yg membawa kuda milikku.?" bertanya Arya Kamandanu pada diri sendiri.
"Kau mencari apa.?"
Arya Kamandanu terkejut mendengar suara gadis muda yg bertanya padanya, ia buru-buru menoleh ke arah asal suara itu.
"Kau rupanya, mengapa kau membawa kuda itu pergi.?" Arya Kamandanu balik bertanya sambil menunjuk ke arah kuda miliknya yg di bawa oleh gadis itu.
"Maafkan aku karena tidak memberitahumu terlebih dahulu, kudamu aku pinjam sebentar untuk mengelilingi hutan ini" jawab gadis itu sambil tersenyum.
"Heh, kau lancang sekali membawa kuda milik orang lain tanpa meminta ijin terlebih dahulu kepada pemiliknya" Arya Kamandanu berkata agak keras.
"Jangan salah paham dulu, aku sebenarnya ingin meminta ijin dulu. Tapi aku tidak enak hati membangunkanmu yg sedang tertidur lelap sekali, karena aku tahu semalam kau tidak bisa tidur bukan.?"

Mendengar kata-kata dari gadis itu Arya Kamandanu hanya diam saja, kemudian ia menghampiri kudanya.
"Kali ini aku maklumi, tapi jika itu terulang lagi aku tidak akan memakluminya lagi" berkata Arya Kamandanu sambil menuntun kudanya ke tempat semula ia menambatkannnya.
Gadis itu hanya terdiam sambil memperhatikan Arya Kamandanu menuntun kudanya.
"Apakah aku boleh bertanya.?" gadis itu menghampiri Arya Kamandanu.
"Silahkan jika kau ingin bertanya" jawab Arya Kamandanu.
"Siapa sebenarnya kau ini, dari mana asalmu.?"
"Apa perlunya kau ingin mengetahui asal usulku.?"
"Ah jangan berprasangka buruk dulu, aku hanya ingin mengenalmu saja. Boleh aku tahu.?"
"Baiklah, namaku Arya Kamandanu. Aku seorang pengembara dari desa Kurawan"
"Kurawan.?"
"Yah, memangnya ada apa kau begitu terkejut saat aku menyebut desa Kurawan.?"
"Ah tidak, aku hanya kaget saja. Nama desa Kurawan sepertinya tidak asing buat aku, sepertinya aku sering mendengar nama desa itu"
"Memangnya kau sendiri berasal dari mana, lalu mengapa kau seorang diri berada di hutan ini.?"
"Aku seorang pengembara, tempat asalku cukup jauh dari sini"
"Jadi kau sedang mengembara.?"
"Iya, sama sepertimu aku pun sedang mengembara. Aku berharap dalam pengembaraanku ini bisa menemukan arti hidup yg sesungguhnya"
"Mudah-mudahan kau bisa segera menemukan jawabannya dalam pengembaraanmu, sepertinya kita harus berpisah disini. Sampai berjumpa lagi, hiaaat hiaaatt"

Arya Kamandanu langsung naik ke punggung kudanya, tanpa menunggu lama ia menarik tali kekang kudanya. Seketika kudanya berlari meninggalkan tempat dimana gadis itu masih berdiri melihat kepergiannya.
"Hei, namaku Untari.!! Ingat ya kakang Kamandanu.!!" teriak gadis itu.

Arya Kamandanu hanya menoleh sambil tersenyum mendengar teriakan gadis itu yg ternyata bernama Untari.

Bersambung..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PENGEMBARA DARI KURAWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang