"Iya iya"
"Stella! Sebenarnya kamu mendengar tidak apa yang bapak ucapin barusan?"
"Plis deh pak, gimana saya gak males orang bapaknya aja ngomongnya selalu diulang ulang terus"
"Kamu berani sama saya?"
"Saya gak bilang berani kok pak"
"Nah tadi kamu bilang"
"Itukan perumpamaan pak"
"Sama saja, kamu tetap aja bilang berani"
"Terserah bapak deh, jadi sekarang saya boleh keluar dari sini?"
"Tidak, kamu harus dihukum terlebih dahulu"
"Loh kok gitu pak?"
"Yaiyalah! kamu kan sudah telat, seragam acak acakan, sepatu warna pink, atribut tidak lengkap dan yang lebih parah rambut kamu dicat?"
"Bapak kok gak adil sih?"
"Maksud kamu?"
"Bapak gak pake seragam, sepatu warna cokelat, dan juga bapak berangkat selalu jam setengah delapan kok bapak gak dihukum?"
"Ya suka suka saya lah"
"Ya gak bisa gitu dong pak, itu gak adil"
"Loh saya kan guru, jadi mau apa aja juga bebas"
"Emang murid juga gak boleh beb-"
"Maaf pak, apa saya boleh bawa dia untuk dihukum?"
Stella menatap datar Jeno yang sedang berbicara hukuman apa yang pantas untuk stella lakukan.
Plis deh, tadi lo bilang gak bakal ngehukum gue anj, pikir Stella.
"Ikut gue" Jeno menarik paksa Stella untuk keluar dari ruang guru dan mengabaikan sumpah serapah dari sang empu.
"Ngeselin banget lo, tadi bilangnya gak bakal ngehukum gue" Stella mengerucutkan bibirnya "ini amanah, jadi harus gue turutin" jawab Jeno enteng.
"Terus hukuman gue apa?"
"Sebelum itu, gue mau cek dulu kelengkapan atribut yang lo pake"
"Kok gitu?!"
"Jas gak ada, sepatu warna pink, rambut dicat, rok kependekan, baju terlalu ngetat, dan ini gelang? Lo gue kurangin 15 poin"
Stella membelalakkan matanya "GILA LO?! 15 poin? Kurangin deh, masa iya gue harus ngumpulin sampah selama sebulan"
"Sebenernya lo niat sekolah atau nyabe sih?"
"Perhitungan banget sih lo, lagian gue kan calon istri lo minggu depan" ucap Stella seraya mengibas ngibaskan rambutnya.
"Dasi juga gak lo pake?"
Jeno menghela nafas kasar dan sedetik kemudian ia melepaskan dasi yang mengikat disekitar leher seragamnya dan memasangkan dasi itu diseragam milik Stella.
"Lain kali, pake dasi. Lo gak mau dicap cewek gak baik kan? Cukup cewek bar bar aja"
Stella memandang jeno gugup. Ia menahan nafasnya saat jeno makin merapatkan badannya. Dan ia juga dapat mendengar dengan jelas deru nafas jeno dari dekat.
Setelah memasangkan dasi pada stella, jeno menatap wajah stella yang sedang menatapnya juga.
Jeno melepaskan jas nya dan memasangkan jas miliknya ketubuh stella.
"Mendingan lo masuk kekelas. Gue yang bakal gantiin hukuman lo"
Stella menatap jeno tidak nyaman "kok jadi lo yang dihukum? Gak mending gue aja" tolak stella.
Ia merasa tidak enak dengan jeno. Sedangkan jeno hanya tersenyum "gausah, lagian lo pelajaran matematika kan? Lo gak lupa sekarang kelas lo itu ulangan?" Tanya jeno.
Stella menepuk dahinya "aduh gue lupa! Jam berapa sekarang? Sialan lima menit lagi bakal masuk jam pelajaran bu yuni"
Dengan seribu kekuatan, ia berlari meninggalkan jeno tapi sedetik kemudian dia berhenti dan menatap jeno "MAKASIH" teriaknya dan langsung kembali berlari.
Jeno yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya. Dan saat ingin berbalik badan, ia menemukan tas stella yang mungkin tertinggal.
"Dasar ceroboh"
🌸🌸🌸
Stella menangkupkan wajahnya dan menatap layar handphonenya dengan horror.
"Mending gue dihukum berduaan sama Jeno daripada harus main hp kek gini gak ada faedahnya mana bu yuni daritadi gue tungguin malah gak masuk lagi" omel Stella sedangkan teman sebangkunya, yaitu Lucas hanya memandang datar Stella.
"Lo kesini gak bawa tas?" Tanya Lucas bingung tapi slStella lebih bingung "ADUH! TAS GUE KETINGGALAN DILAPANGAN!" rutuk Stella sedangkan Lucas cuma gelengin kepala.
"Kebiasaan lo tuh harus dirubah"
"Hehe, sori" cengir Stella.
"Btw, kok lo pake jas kegedean gini?" Tanya Sandy ikut nimbrung sedangkan Stella cuma masang muka bloon.
"Hehe, iya ini bukan jas gue"
"Terus punya siapa?"
"Eeh ada nametagnya nih"
"Coba baca deh"
"....Anggara Jeno?"
"Jeno?"
"Jas ini punya jeno?"
"Eeh anu.. sebenernya.."
"..permisi, Stella nya ada?"
Stella membulatkan matanya saat Jeno mendekat kearahnya. Suasana dikelas yang ribut berubah menjadi keadaan hening.
"Ini tas lo, lain kali gausah terburu buru. Kan jadi ketinggalan"
Stella hanya mampu tersenyum kaku dan tangannya terulur untuk mengambil tas miliknya ditangan jeno.
"Kalo gitu, gue pergi dulu"
Stella hanya menampakkan wajah bengongnya saat Jeno mengacak surainya sebentar sebelum pergi dari kelas.
Dan, satu kelas yang dalam keadaan hening itu menatap Stella dengan bingung.
Dan keheningan tersebut sirna ketika seseorang menyeletuk,
"Lo ada hubungan apa sama Jeno?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] NIKAH | Lee Jeno
Fanfiction[Alternate universe] Nikah sama ketua tim basket sekolah yang famous itu, hmmm ada manis manis paitnya gitu:( ©jungsereal cover by @aquilaeee Sudah pindah lapak. Jika ingin membaca kelanjutannya, bisa DM author.