6. Mulai Berjarak

3.4K 145 53
                                    


GRACIA POV

Sore ini aku bersiap menuju ke theater dikarenakan ada jadwal latihan rutin dari tim K3. Setelah semua perlengkapan untuk latihan sudah siap, aku beralih menuju meja rias untuk mengambil hpku. Kupandangi sejenak hpku berharap pada seseorang yang aku tunggu mengirimiku pesan seperti biasanya. Tapi sayangnya hal itu tidak terjadi.

Diriku pun berinisiatif membuka aplikasi pesan yang ada di hpku lalu mengetik pesan untuknya.

Gracia : Ci Shani hari ini latihan kan? Sampai ketemu disana ya ci :)

Ya.. aku mengirim pesan pada Ci Shani yang entah kenapa sikapnya semakin aneh akhir-akhir ini padaku. Dia sudah jarang memberi kabar padaku, bahkan dirinya selalu menghindar setiap kali aku berusaha mendekatinya.

Mendapat perlakuan itu, membuatku sedikit frustasi akan sikap Ci Shani yang ia tunjukkan padaku.

Disaat aku tengah asik melamun akan perubahan sikap Ci Shani padaku. Tiba-tiba terdengar bunyi ketukan pintu yang membuyarkan lamunanku berasal dari luar pintu kamarku.

Tok... Tok... Tok.

"GRACIA..." teriakan mamaku dari luar kamar.

"Iya Ma..." aku segera berdiri dan berjalan menuju pintu lalu membukanya.

"Kenapa Ma?"

"Itu mobil online pesenan kamu udah nungguin di depan."

"Ohh iya kalo gitu Gre pamit dulu ya, Ma." aku pun kembali masuk ke dalam kamar untuk mengambil tasku dan beberapa perlengkapan yang kubutuhkan saat latihan nanti.

Setelah dirasa semua sudah siap, aku pun segera turun ke lantai bawah untuk berpamitan pada Mamaku sebelum berangkat.

"Nanti kalo udah selesai kabarin aja, biar Mama jemput." kata Mamaku saat aku berpamitan.

"Iya Ma, nanti kalo Gre butuh dijemput... Gre kabari Mama kok."

Setelah berpamitan, diriku segera keluar rumah dan masuk ke dalam mobil online yang sudah menunggu sedari tadi.

***

Perjalanan dari rumahku menuju theater terasa sangat lama, mungkin karena macet dan padatnya jalanan ibukota sore ini. Bahkan aku sempat tertidur di dalam mobil online yang aku tumpangi karena saking bosannya.

Sesekali aku memeriksa hpku berharap Ci Shani membalas pesanku. Namun hal itu hanya harapan, karena saat aku cek riwayat obrolan kami berdua hanya terdapat tanda read tanpa adanya balasan darinya.

Ci Shani kenapa sih?

Kualihkan pandanganku keluar jendela mobil sambil menatap langit senja yang mulai memperlihatkan warna orange. Aku selalu beruaaha menyempatkan diri untuk dapat melihat langit senja setiap harinya. Karena bagiku, momen terindah dalam satu hari adalah disaat senja.

Saat sedang menikmati indahnya langit senja, seketika pikiranku terbayang akan senyuman Ci Shani yang begitu indah. Bahkan senyumannya mampu mengimbangi indahnya langit senja. Senyuman yang selalu dapat menyejukkan hatiku.

Pokoknya nanti kalo ketemu, aku mau nyelesaiin masalah aku sama Ci Shani.

Yakinku dalam hati. Karena dengan begitu aku bisa tahu dan mendapat kepastian mengapa akhir-akhir ini Ci Shani seolah menjauh dan menjaga jarak denganku.

Setelah  berjam-jam mobil yang aku tumpangi berkutat dengan jalanan macet ibukota, akhirnya diriku tiba juga di Mall tempat theater kami berada. Langit sudah terlihat gelap, untungnya latihan hari ini memang dijadwalkan untuk malam hari. Sehingga diriku tak perlu risau dan takut terlambat.

MEMBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang