7. Saling Mendua

6.3K 161 57
                                    

WARNING !!!!

GRACIA POV

Tubuhku dijatuhkan dengan begitu kasar di atas kasur miliknya, membuat kepalaku terbentur ujung kasur.

"Auuwwhhh..." ringisku menahan sakit saat kepala bagian belakang kepalaku terbentur benda yang sepertinya terbuat dari kayu itu.

Kutengok ke arah Ka Viny yang kini berdiri di samping tempat tidur sambil memandang ke arahku. Tatapannya begitu gelap dan liar. Aku sedikit ketakutan dibuatnya, seolah dirinya menelanjangi tubuhku dengan tatapan matanya itu.

Kak Viny pun berbalik lalu beralih menuju ke sebuah lemari yang terletak di ruangan ini. Kulihat dari belakang, dirinya seolah sedang mencari sesuatu.

Setelah menemukan apa yang dia cari, pintu lemari kembali tertutup. Dirinya lalu membalikkan tubuhnya menghadap ke arahku sambil menunjukkan benda apa yang berada di tangannya.

Mataku membulat tak percaya saat mendapati benda apa yang digenggamnya saat ini. Sebuah borgol dan tongkat pemukul kecil berwarna hitam yang ia pegang sekarang.

"K--kak... Viny... M--mau... Ng---ngapain?" tanyaku yang kini merasa benar-benar gugup saat Kak Viny berjalan mendekatiku.

"Sssstttt..." Kak Viny meletakkan telunjuknya di depan bibir, memberi isyarat padaku supaya diam. "Pokoknya kita akan bersenang-senang malam ini, Gre."

Ia pun semakin mendekatiku sambil memutar borgol dengan jari telunjuknya. Bahkan sempat tertangkap mataku senyuman tipis terukir di bibirnya. Jantungku berdebar lebih kencang setiap dirinya melangkahkan kaki satu langkah untuk mendekatiku.

"K--Kak... Aku takut......"

.

.

.

.

.

"Kenapa takut? huh?" tiba-tiba Kak Viny menindih dan duduk diatas tubuhku. Ingin rasanya aku memberontak tapi hal itu terlalu sulit karena tubuhku sudah terkunci olehnya.

"Kak lepasin aku!!!"

*plaaakkk...

Mataku membulat saat tangan Kak Viny menamparku dengan cukup keras menimbulkan rasa panas di pipi sebelah kiriku. Tubuhku bergidik ngeri saat melihat tatapannya yang begitu dingin dan menakutkan.

"Kamu diem atau aku bakal lakuin yang lebih kasar dari ini..." bisik Kak Viny dengan pelan di telingaku seketika sukses membuat bulu kudukku merinding.

Kedua tanganku pun diangkat paksa ke atas olehnya, aku masih berusaha sedikit berontak tapi tenaga Kak Viny jauh lebih besar ditambah posisinya yang menguntungkan berada di atas tubuhku. Dalam sekejap kedua tanganku sudah diborgol dengan borgol yang ia bawa tadi, lalu ia ikat borgol itu dengan tali hitam di ujung kasur. Hal ini membuat kedua tanganku terikat ke atas dan tidak bisa digunakan untuk memberontak.

"Kakak mau ngapain sih? lepasin!!!" ucapku kesal masih berusaha memberontak.

Tapi bukannya menuruti ucapanku dirinya justru mengambil suatu benda disamping nakas sambil masih menindihku.

Dan.... mataku seketika membulat dengan sempurna saat benda yang ia ambil ternyata adalah sebuah gunting. Kak Viny memainkan gunting itu di depan kedua mataku yang masih menatap tidak pecaya ke arah benda itu.

"Kak Viny mau ngapain?" bukannya menjawab, dia justru malah menarik kerah kaosku sedikit ke atas. Setelah menariknya, Kak Viny menggunting ujung kerah kaosku hingga ke bawah menyebabkan kaos yang kukenakan robek menjadi dua bagian.

MEMBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang