Fariz terdiam menatap dalam Nakyta yang berdiri di hadapannya. Mata Fariz mengerjap, memastikan jika pandangannya bukan sekedar ilusi. Nakyta ada dihadapannya?
"kak"panggil Nakyta menyadarkan Fariz yang hanya diam mematung menatapnya
Panggilan Nakyta menyadarkan Fariz jika semuanya nyata bahkan sentuhan tangan Nakyta dilengannya sangat terasa. Fariz menatap tangan Nakyta yang masih menempel dilengannya lalu kembali menatap Nakyta.
Menyadari tatapan Fariz dengan reflek Nakyta melepaskan tangannya dan menatap Fariz takut
Fariz berdiri tegak mengambil sebuah koper putih yang berada di samping kaki Nakyta "masuk" titah Fariz lalu berjalan ke belakang mobil untuk menyimpan koper di bagasi mobil.
Nakyta mengangguk lalu membuka pintu mobil dan masuk. Tak lama Fariz juga turut ikut masuk kedalam dan menjalankan mobilnya.
Fariz melirik seorang gadis yang duduk tenang disampingnya melalui sudut matanya. Hanya terdengar suara radio yang menemani mereka didalam mobil. Setidaknya suasana hening dan canggung tidak terlalu terasa bagi mereka. Fariz kembali menatap jalanan didepan yang lumayan ramai karena hari ini weekend. Sedangkan gadis yang duduk disampingnya masih tenang menikmati pemandangan disampingnya. Fariz benar-benar tidak menyangka jika orang yang dimaksud teman oleh Nabilla adalah Nakyta, sahabat adiknya. Tapi Nakyta memang teman Nabilla bukan,
Fariz menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jari-jarinya, ia menghembuskan nafasnya perlahan meyakinkan diri jika kali ini bukanlah mimpi. Ini nyata bahkan ketika Fariz mengeratkan pegangannya pada setir mobil terasa sakit di jari-jari dan telapak tangannya. Gadis itu kembali lagi dan Fariz benar benar masih tidak percaya, ia juga bingung harus seperti apa bersikap pada Nakyta. Ia tidak tau, ini terlalu tiba-tiba dan ia gugup. Jujur saja baru kali ini Fariz merasa canggung dan gugup dihadapan seorang wanita
Disatu sisi Nakyta masih duduk manis dengan tenang sambil menatap jalanan melalui kaca mobil. Hanya enam bulan ia meninggalkan Indonesia tapi rasanya seperti bertahun-tahun. Senyum tipis terulas dibibirnya ketika teringat ekspresi terkejut Fariz tadi. Nakyta tau pasti jika Fariz akan terkejut melihatnya, namun sikap Fariz sungguh diluar dugaannya. Nakyta kira Fariz mungkin marah atau senang dengan kedatangannya, tapi ia salah Fariz malah bersikap biasa setelah memasang wajah terkejutnya itu. Yang dilakukan Fariz hanya mengambil alih koper miliknya lalu menyuruh Nakyta untuk masuk kedalam mobil. Hanya itu
Nakyta heran, tapi ia hanya menduga jika Fariz tengah bingung harus bersikap seperti apa. Nakyta mengerti
"hmmm ... Maaf kak jadi ngerepotin" akhirnya Nakyta mencoba mengeluarkan suara untuk memecahkan suasana hening yang terjadi
Fariz melirik Nakyta lalu kembali fokus kedepan "repotin apa?" tanya Fariz datar
Nakyta merasa tidak enak, apalagi mendengar suara datar Fariz "hmm... Mau jemput Kyky kesini. Pasti kakak ada urusan lain kan"
"santai aja" jawab Fariz lalu kembali hening
Nakyta hanya diam, tau seperti ini suasananya ia memilih untuk naik taxi saja. Andai ia tidak menolak tawaran Rizky yang akan menyuruh supirnya untuk menjemput Nakyta pasti ia tidak akan merasa seperti ini, dan yang pasti ia sedikit menyesal telah memberitau Nabilla kalau dirinya akan pulang hari ini.
"Kabar kakak gimana?" tanya Nakyta pelan
Mata Fariz terpejam mendengar pertanyaan gadis yang berada di sampingnya itu. Baru kali ini Nakyta menanyakan kabarnya, kenapa baru sekarang. Selama enam bulan ini bahkan mereka tidak pernah saling berkomunikasi, lalu Nakyta bertanya bagaimana keadaan dirinya sekarang.
Nakyta menggigit bibir bawahnya saat menyadari kesalahan dalam pertanyaannya tadi. Apakah Fariz marah?
"aku nggak baik Ky" jawab Fariz namun tetap memasang wajah datar nya sebisa mungkin
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE (END)
Teen FictionNakyta Raquell gadis SMA yang dikenal dengan keramahan serta senyuman yang tak pernah lepas dari bibir mungilnya. Dia seperti sosok Ibu serta Kakak idaman bagi siapapun yang dekat dengannya. Gadis bertubuh mungil namun memiliki sifat dewasa, walau t...