Extra plus

3.6K 245 46
                                    

Buat yang kangen kangen aja




Happy reading



Fariz memasang dasi navy dengan telaten, matanya meneliti dasi tersebut lalu menatap kedepan memperhatikan penampilannya kali ini. Sebuah kemeja putih, jas hitam beserta celana kain berwarna sama dengan  jas yang ia pakai juga. Rambutnya yang diberi gel rambut di tata dengan sangat rapi, hari ini Fariz harus berpenampilan berbeda dari biasanya. Bahkan penampilannya kali ini kalah menarik ketika ia wisuda dulu. Ah ... wisuda mengingatkan Fariz akan kejadian yang menimpa Nakyta. Ketika Fariz mulai merasa bersalah atas sikapnya terhadap gadis itu. Kejadian dimana berhasil membuat Fariz merasa tidak bisa bernafas melihat tubuh tergeletak Nakyta dengan dipenuhi darah.

Fariz menghembuskan nafasnya. Kejadian itu tidak boleh ia ingat lagi, dadanya akan sesak mengingat itu, ia tidak ingin mengingat apapun hal yang menyakitkan mengenai Nakyta. Senyum Fariz terbit kala bayangan Nakyta berputar dalam benak dan pikirannya.

Fariz menghirup udara di sekitarnya dengan rakus. Ia gugup, hari ini hari pernikahannya dengan Nakyta gadis mungil yang berhasil membuat Fariz menjadi pria brengsek sekaligus pria gila. Ia tergila gila pada Nakyta yang selalu berhasil membuat Fariz uring uringan hanya karena tidak mendapatkan kabar.

Pintu terbuka menampilkan sosok Bambang yang sama sama mengenakan style seperti Fariz jas serta celana katun berwarna hitam, Fariz terdiam menatap Bambang lalu kembali menatap cermin membenarkan pakaiannya kembali.

Bambang menghampiri Fariz dan berdiri tepat disamping Fariz, menatap pantulan dirinya di cermin sambil menatap Fariz yang masih fokus merapikan pakaiannya yang sudah rapi itu. Putranya sudah besar dan ia persis sekali dengan dirinya saat muda dulu. Saat dimana ia juga melangsungkan pernikahannya dengan sang istri. Fariz sangat mirip dengannya, di usia masih muda berani mengambil tanggung jawab besar untuk memiliki keluarga sendiri. Dalam diri Bambang terdapat suatu kebanggaan yang sangat besar. Dan ia sungguh menyesal melewati momen kebersamaannya bersama Fariz ketika dulu, karena sekarang setelah menikah nanti ia tidak bisa lagi bersama Fariz.

"Gugup?" Tanya Bambang dengan senyum tipis di bibirnya

Fariz menatap Bambang melalui pantulan cermin dan hanya dapat  tersenyum sekilas menjawab pertanyaan Bambang. Tentu saja ia gugup, ini hari sangat penting untuknya. Ia akan menikah

"Kamu udah dewasa sekarang Riz. Ayah harap kamu bisa bijak saat jadi kepala keluarga nanti. Perhatikan istri dan anak anak kamu nanti. Jangan kaya Ayah ya" ucap Bambang sambil tersenyum tulus menatap putranya

Fariz hanya dapat mengangguk sambil menundukan kepalanya, ia memang tidak akan seperti Bambang yang tidak ada waktu untuk anaknya. Setidaknya sekarang Bambang sudah berusaha untuk berubah dengan selalu memperhatikan ketiga anak-anaknya, itu sudah lebih dari cukup.

"Kamu udah siap? Ayo kita ke gedung sekarang, keburu macet" ajak Bambang menepuk pundak Fariz beberapa kali seolah memberi penenang serta  penyemangat untuk Fariz lalu pergi keluar

Fariz menghembuskan nafas, menatap cermin mengucap Bismillah lalu beranjak pergi menutup pitu kamar dan berajalan keluar menaiki mobil yang sudah siap berangkat di teras rumahnya. Mobil putih dengan bagian depan yang di hias bunga.

---

Suasana begitu ramai di salah satu gedung yang sudah di decor dengan nuansa putih, navy dan gold. Semua sudah tertata rapi dengan para kerabat  yang datang ingin menyaksikan acara sakral kedua sejoli yang akan mengikat tali ikatan kedua keluarga yang menjadi satu keluarga besar. Acara akad yang di dominasi para kerabat kedua mempelai karena acara resepsi akan dilaksanakan sore hari nanti sedangkan pagi ini hanya akan di adakan acara akad nikah beserta kumpul keluarga.

POSSESIVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang