1

351 74 8
                                    

Hiruk pikuk Jeju Airport menyapa pendengarannya, namja itu melepas kacamata hitam yang semula bertengger pada wajah tampannya. Seluruh sorotnya ia bawa untuk mengamati apa yang terjadi disekitarnya. Semuanya masih terlihat sama seperti empat tahun yang lalu walaupun nyatanya bandar udara ini jauh terlihat lebih sibuk. Lengkungan samar muncul dibibirnya ketika menyadari seseorang yang dikenalnya telah berdiri menyambutnya pada pintu kedatangan. Disana, Jimin berdiri dengan senyumnya yang menawan. Membuat namja itu -Taehyung- menggelengkan kepalanya, mencoba memaklumi jika kelakuan sahabat terbaiknya itu masih tetap sama dan tak pernah berubah.

Taehyung telah kembali, namja itu lebih memilih mengunjungi sahabatnya yang tetap tinggal di Pulau Jeju ketimbang pulang kerumah keluarganya yang telah menetap di Seoul. Semua rasa lelah karena perjalanannya yang hampir memakan waktu dua puluh empat jam dari New York terbayar sudah. Taehyung merasa tak sia-sia pulang ke Jeju karena masih di sambut baik oleh sahabat idiotnya.

"Welcome back brother!" Itu kalimat yang di ucapkan Jimin ketika Taehyung telah berdiri tepat dihadapannya. Sebelah tangan Jimin memeluk badan Taehyung, membuat sang tamu terkekeh geli dengan kelakuannya.

"Hentikan Jimin, aku geli melihatmu seperti ini." Balas Taehyung sembari memberikan kopernya pada Jimin, tentu saja namja yang mempunyai perawakan lebih pendek darinya itu dengan senang hati membawakan koper milik sahabatnya.

"Aku kira kau lupa bahasa Korea, bagaimana yeoja di Amerika?" Jimin berjalan di sampingnya dengan langkah riang, seperti seorang anak kecil yang baru mendapatkan teman pertamanya di sekolah dasar. Taehyung hanya menggeleng ringan sebagai jawaban atas pertanyaan Jimin. Sungguh luar biasa sambutan dari sahabatnya satu ini.

"Lebih baik, cepat bawa aku pulang. Aku benar-benar lelah." Taehyung membuka pintu samping kemudi mobil milik Jimin, namja itu segera menyandarkan punggungnya sebelum pada akhirnya Jimin sampai pada balik kemudi dan melajukan mobil meninggalkan pelataran Jeju Airport.

"Bagaimana kehidupanmu disana?" Jimin mencoba membuka pembicaraan, ia tak akan membiarkan Taehyung tertidur didalam mobilnya karena rasa lelah, biarkan saja memangnya dirinya ini Sopir pribadi Taehyung?

"Membosankan." Hanya itu jawaban singkat yang diberikan oleh Taehyung. Memang, kehidupannya disana bahkan terdengar membosankan jika diceritakan. Ia benar-benar hidup seperti Zombie , sukses di usia muda tak akan mejamin jika hidupmu akan bahagia. Itulah yang dirasakan Taehyung, menjadi seorang CEO pada kantor cabangnya di Amerika membuat dirinya tak mempunyai waktu luang. Ia hanya tahu tentang Rapat, Lembur, Bertemu dengan Klien, dan mengisi bagian kosong pada kertas-kertas yang menumpuk di meja kerjanya.

"Aku kira kau bersenang-senang juga disana." kekeh Jimin ketika menyadari jawaban Taehyung yang didukung oleh raut masam sahabatnya itu.

"Ngomong-ngomong, kau masih mengingatnya?" Tanya Jimin dengan nada penuh kehati-hatian, takut menyinggung perasaan namja berhati kutub utara disampingnya tersebut.

Taehyung membuka matanya yang sempat terpejam ketika mendengar pertanyaan Jimin selanjutnya. Tubuhnya seperti menengang dan dadanya berdegup ketika menyadari arah pembicaraan Jimin saat ini. Sudah lama ia tak mendengar kabar tentang namja itu. Ya, orang yang dicintainya di empat tahun yang lalu. Yang ia tinggalkan dengan egois, yang ia tinggalkan dengan bulir-bulir menyakitkan pada pipi cantiknya. Taehyung benar-benar merasa jahat sekarang, bagaimana mungkin selama empat tahun ini ia bahkan lupa tentang keberadaan namja itu.

"Aku yakin kau masih mengingatnya Tae." Jimin mengeluarkan suaranya ketika tak mendapatkan sebuah jawaban dari Taehyung. Jimin tahu, Taehyung tak akan secepat itu melupakan seseorang yang berharga di dalam hidupnya.

"Kau tahu kabarnya ?" Suara Taehyung terdengar lirih, dia bahkan merasa tak pantas menanyakan kabar namja itu. Ia siap dengan jawaban yang Jimin berikan, jawaban yang pada akhirnya menyakiti perasaannya karena pasti namja itu akan memilih pergi bersama lelaki atau wanita lain daripada menunggunya selama empat tahun tanpa sebuah hasil yang pasti.

Turquoise [Taekook ver.✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang