Di hari Senin awal yang baru bagi Raiqa, mulai melakukan aktivitas nya, yaitu bersekolah. Raiqa kini berada di kelas 9. Waktu telah menunjukkan pukul 06:15, Raiqa selalu saja telat bangun, padahal mamanya tidak henti-hentinya untuk membangunkan, tapi tetap saja Raiqa yang polos itu pura-pura tidak mendengarnya dan tidur lagi. Begitu lah seterusnya sampai ia benar-benar
terbangun dari bunga tidurnya."What the hell? Udah pukul berapa ini ma? Kenapa ga bangunnin Rai sih?kan Rai jadi telat"tanya Raiqa yang tidak merasa bersalah itu.
"Innalillahi, ni anak mau diapain enaknya ya, mama udah bangunin kamu dari tadi loh Rai, kamu aja yang kaya kebo. Makanya, jangan terlalu banyak begadang, main hp terus kan, ini akibatnya jadi telat mama juga yang salah." Ungkap mama yang kesal dengan perkataan Raiqa dan langsung deh keluar pidatonya.
Mama Raiqa memang selalu seperti itu, jika anaknya melakukan satu kesalahan, satu paragraf yang akan dikatakannya. Tapi dibalik itu semua demi kesuksesan anaknya sendiri, agar kelak anaknya bisa mengikuti jejak orang tuanya, yang telah sukses didunia pendidikan.
Setelah Raiqa dan mamanya berhenti beradu mulut, Raiqa mulai bergegas untuk bersiap-siap kesekolah. Tak lama kemudian ia sudah selesai mengemasi barangnya dan langsung menuju kelantai bawah rumahnya. Yah, rumah Raiqa cukup besar, ia juga termasuk anak orang yang sukses. Orang tuanya itu yang selalu bekerja keras pagi-siang-malam hanya untuk keluarganya.
Di perjalanan menuju tangga, Raiqa tak sengaja bertabrakan dengan kakaknya bernama Reza. "Aduhh, sakit tau, jalan tuh bisa pake mata ga sih? Kalau masih ga bisa ngeliat, gausah ada mata, simple kan." ujar Raiqa yang memang mulutnya selalu pedas. Tidak ada kata-kata yang terucap dari mulut kakaknya itu, dan terlihat cuek saja, tidak peduli dengan perkataan adiknya itu, ya Raiqa dan kakaknya sudah lama seperti ini, tidak tau alasannya kenapa, bahkan mereka tidak pernah bertegur sapa sedikit pun walau satu rumah.
Di sekolah, Raiqa mulai masuk ke kelasnya dan di pintu masuk kelas, ia langsung bertatapan dengan Kairy, cowo yang selalu mengganggu dia.
Tumben banget dia ga ganggu gue, biasanya kan setelah ngeliat gue, kejahilannya mulai dijalani nya. Pikir Raiqa heran. Tanpa berpikir panjang, Raiqa pun langsung masuk ke kelas nya, tetapi Kairy terus saja menghalanginya, sepertinya aksi Kairy siap dimulai.
"ih, minggir ga lo, ga usah sok ngeganggu deh, lo kalo gue gebukin bakal nangis." ujar Raiqa
"eh eh eh, elo ndak usah PD jadi orang bisa ndak? lagian gue cuma ngehalangi jalan lo masuk aja kok judesnya minta ampun" jawab Kairy.
"ha? yela yela, sekarang elo mau bukain jalan buat gue apa enggak? Kalao enggak gue bakalan teriak sekencang-kencangnya, biar bu Rokibah (guru yang dinilai memiliki kedisiplinan yang cukup tinggi) dengar, dan lo langsung dipanggil keruang kesiswaan mau gak lo?" ancam Raiqa.
"idih, elo pengadu banget, dasar cewe manja. Oh ya, elo kalau mau teriak aja, ndak ada yang ngelarang sih,- palingan lo yang dipanggil sama buk Rokibah." balas Kairy yang santai.
"oh, okee gue akan teriak, sebelumnya gue itung mundur, tiga... dua... sa... sa... tuu, yakk mulai.. Kairyyyyyyy..... pergi gak loooooo gue bilangin guru nantiiiiiiiiii."pekik suara Raiqa yang begitu cempreng nya itu.
"eh anjai, iyeiyee gue pergi" ujar Kairy yang langsung menutup kupingnya dan pergi meninggalkan Raiqa yang telah usai teriak, agar terhindar dari tsunami fase 10.
Suara Raiqa sontak membuat murid lain mendengarnya dan tanpa tersadar di belakang Raiqa sudah ada buk Rokibah. Aduh, mampus guee. Raiqa tidak punya jalan lain selain berbasa-basi kepada buk Rokibah. "eh, ibuk ngapain disini buk?" tanya Raiqa cengengesan.
"seharusnya saya yang bertanya, kenapa tadi kamu berteriak-teriak tidak jelas? Ini sekolah bukan disko***sekali lagi kalau kamu mengulangi perbuatan ini, kamu akan saya panggil ke ruang majelis guru. Dengar kamu?" ancam buk Rokibah dan langsung pergi menuju ke kantor.
Raiqa mengangguk saja, tanpa mengatakan apa-apa, dia tertunduk malu atas apa yang ia perbuat. Semua ini gara-gara Kairy, awas aja tu anak kalao ketemu, bakal gue kasi pelajaran.
Hai, jangan lupa vote dan comment(:
10 September 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Classmate
Novela JuvenilPerasaan yang dipendam seperti biji yang tumbuh dengan cepat. Karena tak disirami kadang ia mati dengan tragis.