"Kenapa tu kepala lo kak?" Baro mengamati kepala kakaknya. Terlihat gumpalan darah dirambut kakaknya yang sewarna dengan rambutnya itu.
"Jatuh tadi di hutan" jawabnya singkat.
"Kok bisa separah itu?" Baro masih penasaran.
"Udahlah gue mau mandi" ketusnya sambil berjalan meninggalkan Baro.
****
Bukk..
Daniel menjatuhkan diri di kasur empuknya. "Argh... " pekik Daniel, dia baru sadar ada luka di kepalanya. 'Obat apa yang dipakai pak Tyo itu, darahnya cepat sekali berhenti' batinya.
Daniel lalu mengambil posisi duduk bersila diatas kasur. Dia memejamkan mata seperti sedang bermeditasi. Tak lama setelah itu rambutnya berangsur menjadi abu abu kebiruan dan dengan cepat kembali ke warna semula. Sekarang lukanya telah sembuh.
***
"Untung chargernya sama. Bodoh banget pake acara kecemplung segala. Hahaha. Tapi gara gara dia aku nggak dapat apa apa" Ralia mengerucutkan bibirnya, ia masih menunggu Handphone yang dipeganya menyala.
"Besok aja aku kembaliinnya lagian bakalan kena marah mama kalau aku keluar maghrib maghrib begini" biacara Ralia pada dirinya sendiri.
----
Ting... Tong...
Handphone itu pun menyala.
"Apaan nih fotonya, kok pemandangan semua!?" Ralia mengorek galeri di handphone temuanya. "Anak kecil ini, sepertinya aku pernah lihat. Tapi dimana?" Ingat Ralia saat memandang layar Handphone itu, layarnya menampilkan gambar sebuah foto anak kecil berambut biru gelap. "Ahh entahlah" Ralia menyakinkan diri untuk tidak penasaran.
"Astaga, aplikasinya cuma aplikasi chat doang, di kunci lagi. Nggak hits banget ni anak. Aku aja punya banyak sosmed walau gak punya followers." :') Ralia masih bicara sendiri"Nggak guna ni HP"
Jreng... Jreng.. Jreng...
Kini Ralia memutar lagu di HP yang dipikirnya tidak berguna itu. Akhirnya malah dikirimnya semua lagu berupa instrumen gitar itu ke HPnya. Dasar Ralia.
-----
Huhh... Huh... Huh...
Napas Ralia tersengal sengal seiring berhentinya dia berlari mengejar mobil itu.
Flashback...
Ralia pergi ke villa Daniel tapi saat ia sampai gerbangnya baru saja dikunci setelah itu Daniel pergi bersama mobil Jeep nya secepat kilat. Ralia berinisiatif mengejar tapi tentu saja sia sia. Mobil itu sudah terlampau jauh.
Flashback end...
-----
Sebulan kemudian...
Sekitar 500 siswa baru berkumpul di aula untuk pembagian asrama.
"Selamat bagi kalian yang telah diterima di sekolah ini. Peraturan sudah kami tempelkan di asrama masing masing nanti dapat kalian baca setelah pembagian asrama" Ujar Mr. Ronald yang merupakan salah seorang guru di sekolah ini.
"Asrama dibagi berdasarkan undian dan teman satu asrama kalian berarti teman sekelas kalian juga. Mengerti?" Jelas Mr. Ronald.
"Mengerti pak" Jawab semua anak serempak.
"Silahkan berbaris dan mengambil masing masing satu undian. Nomor dalam undian itu adalah nomor asrama kalian. Kalian boleh langsung menuju asrama Setelah tau nomor asrama kalian" Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Another Rapunzel
FantasyKupikir hidupku akan selalu sepi. Tapi tidak lagi setelah aku meninggalkan tempat ini. Setelah aku menemukan diriku yang sesungguhnya. Dan setelah aku bertemu mereka dengan sihirnya.