IV. Kecewa

302 44 4
                                    

"I hate love because it's hurt."

SF9 - Easy Love

●●●

Chani kembali melirik ke arah smartphone miliknya. Sudah satu minggu sejak kejadian di rumah Saeron waktu itu. Sudah satu minggu pula kedua sahabatnya tidak menghubungi bahkan membalas satupun pesan darinya.

Keduanya benar-benar menjauhi Chani. Bahkan Hwiyoung pura-pura tidak melihatnya saat mereka tanpa sengaja berpas-pasan di koridor saat jam istirahat, sibuk berbicara dengan beberapa teman sekelasnya.

"Chani-ah!"

Chani yang sedang duduk di sofa kamarnya dengan pikiran kosong tersentak saat tiba-tiba merasakan pelukkan seseorang.

"Eoh? Youngbin hyung? Kapan kau pulang?"

"Baru saja. Aku sudah memanggilmu dari bawah dan berharap dongsaeng kesayanganku datang menyambutku, tapi aku malah menemukanmu bengong di kamarmu." Youngbin melepaskan pelukannya dan memajukan bibirnya pura-pura kesal. (Adik.)

"Ah, mianhae, hyung." sahut Chani pelan. (Maaf, kak.)

Youngbin tertegun melihat sikap adiknya yang tidak seperti biasanya. "Wae? Apa kau sedang sakit?"

Tangan Youngbin dengan cepat meraba kening Chani, "Aku rasa kau demam. Keningmu sedikit hangat."

Chani menurunkan tangan Youngbin dari keningnya sambil memandang hyung satu-satunya itu kesal, "Aniyeo. Tangan hyung yang dingin karena baru dari luar."

Youngbin menaruh tangannya pada tengkuknya sendiri, "Ah! Majayo." (Benar.)

Chani memutar bola matanya malas.

"Kalau begitu, ada yang sedang kau pikirkan?"

Chani mengalihkan pandangannya ke arah kasur. Tidak berniat menjawab pertanyaan Youngbin.

Melihat sikap adiknya, Youngbin tersenyum mengerti, "Apa ini tentang Saeron?"

Chani tetap memilih diam.

"Apa ada yang hyung bisa bantu?"

"Tidak. Kami baik-baik saja."

Youngbin kembali mengeluarkan senyum pengertiannya, kemudian tangan kanannya terangkat untuk mengelus surai cokelat Chani lembut.

"Aku harap kalian bisa menyelesaikan masalah ini secepat mungkin." ujar Youngbin sebelum beranjak keluar dari kamar Chani.

Chani menghela napasnya berat. Ya. Dia juga berharap begitu.

○○○

Chani melirik jam dinding di kamarnya. Jam setengah sebelas malam.

Dia kembali melirik ke halaman depan samping rumahnya. Tidak ada tanda-tanda Saeron sudah pulang atau akan pulang setelah tadi siang Rowoon menjemputnya.

Chani menggelengkan kepalanya. Mencoba menghilangkan pikiran-pikiran buruk yang ada di otaknya.

Mungkin segelas susu cokelat bisa menenangkannya.

Unspoken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang