V. Kebenaran

306 46 7
                                    

"It's so hurtful, the emptiness you made in me"

SF9 - Blank.

●●●

     "Saeron sunbae!"

Saeron yang sedang menunggu Rowoon di lobby sekolah menoleh ke arah suara yang memanggilnya.

     "Oh. Siyeon?" Saeron memaksakan lengkungan kecil pada bibirnya, "Ada apa?"

Siyeon yang sudah berdiri di depan Saeron mengatur napas sebentar sebelum menyahut, "Aku benar-benar tidak berpacaran Chani oppa,"

Saeron tersenyum. Kalimat itu dan panggilan itu lagi. Ini bukan pertama kalinya dia mendengar gadis itu memanggil Chani dengan sebutan 'oppa', namun entah kenapa panggilan itu tetap terasa aneh untuk didengarnya.

Dengan cepat, Saeron menarik napas kemudian menghembuskannya, "Sudah ku katakan kalau aku-"

     "Aku menyukai Hwiyoung oppa."

Saeron terdiam di tempatnya, tidak menyangka Siyeon akan mengatakan itu padanya, "M..mwo?"

     "Chani oppa satu ekskul denganku. Aku sangat menyukai Hwiyoung oppa dan meminta bantuan pada Chani oppa untuk bisa lebih dekat dengannya." jelas Siyeon dengan satu tarikkan napas.

¤Flashback¤

     "Ada yang ingin aku bicarakan, tapi hanya berdua dengan sunbae."

Dengan nyali yang sudah selama ini dia kumpulkan, Siyeon nekat mengatakannya dengan satu tarikkan napas.

Ah, berada di sedekat ini dengan Hwiyoung saja sudah membuat jantungnya berdetak tidak karuan. Ditambah lagi dengan senyuman menggoda yang terpatri di bibir kakak seniornya itu. Siyeon hanya mampu tertunduk malu.

     "Baiklah. Ayo bicara."

Suara Chani menyadarkan Siyeon dari lamunannya dan baru menyadari bahwa Hwiyoung sudah melangkah menjauhi mereka.

Siyeon sedikit menekuk bibirnya, pandangan matanya masih mengikuti punggung Hwiyoung yang mulai menghilang di balik koridor. Kenapa pemuda itu pergi secepat itu?

     "Ehm."

      "Eoh? Sunbae? Ne?"

Chani terkekeh pelan melihat tingkah Siyeon, "Kau tadi bilang ingin bicara."

      "Ah, itu.."

Berhadapan langsung dengan Chani membuat Siyeon mendadak kehilangan semua rasa percaya dirinya. Ah, kenapa dia berpikir seniornya itu akan membantunya?

     "Sudah berapa lama?"

     "Eoh?"

     "Kau menyukai temanku. Sudah berapa lama?"

Siyeon membelalakkan matanya terkejut, "Bagaimana-"

Tawa Chani memutus keterkejutan Siyeon, "Sangat terlihat."

Wajah Siyeon perlahan menampakkan semburat merah.

Unspoken LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang