Budayamu tak lagi sama.
Dia menari beriringan dengan waktu.
Dua puluh atau mungkin dua ribu tahun yang lalu "dia" bersukacita.
Menyambut indahnya pertiwi yang membesarkannya.Budayaku tak lagi sama.
Kamu percaya akan hal cinta.
Tapi tak lagi dengan alunan rayuan gamelan.
Gemetar indah dengan nada yang dihasilkan angklungnya.Budaya dia tak lagi sama.
Untuk berjalan atau melangkah menuju indahnya puja akan alam yang diberikan.
Tak pernah sedikitpun lantunan lantunan yang akan sarat arti itu memekakkan telinga.
Tak pernah juga dia mengeluh betapa maha dahsyat nya cerita cerita pengantar tidur itu.Budaya kita tak lagi sama.
Indonesia, negeri dengan seribu satu budaya.
Kini "dia" meringkuk, takut dengan yang akan dihadapinya.
Modern menyalahkanya, mengatakan bahwa dia tak lagi layak untuk di kembangkan.Akankah pertiwimu menghapusnya?
Melupakan jejak jejak yang membuat pertiwi menjadi bangga akan "dia".
Akankah budayamu tetap tegar berjaya? Tanpa adanya lantunan, tarian, serta hiburan yang menciptakan warna di setiap sudut pertiwi ini?
Jauh sebelum mata memandang, yakinkah Indonesiamu, Indonesiaku, Indonesia kita akan tetap bangga tanpa budaya yang menyelimuti ke khas daerah kita?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Isi Hati
Poetrykumpulan beberapa sajak yang sering terjadi di kehidupan kita, terutama cinta