Ini karya pertamaku, jadi maaf kalo tidak jelas dan banyak typo...
.
.
.
.
.
.
Aku saranin dengerin lagu exo-miracle in december- sambil baca part ini....
.
.
.
.
.
.
Udara sore ini sangatlah sejuk. Di tempat ini, semuanya bermula dan juga berakhir. Masa-masa indah itu telah belalu, digantikan dengan masa-masa ku bersama dua anak kembar yang sangatku sayangi.“Ma... ayo pulang, Aira sudah kedinginan”
“Oh.... sini anak mama sayang”Kami meninggalkan pantai itu. Berjalan sambil menggendong kedua anakku menuju mobil. Tak terasa air mata ini keluar dan hilang bersama angin.Hati kecilku berbicara, “Ku harap kau bahagia dengannya”
Tidak ada yang tau bagaimana aku bisa memiliki kedua anak ini, atau mungkin mereka tidak peduli. Jika ditanya, aku akan menjawab mereka anakku dari suamiku yang telah tiada. Benar dia telah tiada, tiada tersisa untukku dan anak-anakku. Dia meninggalkanku begitu saja untuk seseorang yang entah bagaimana bisa kenal dengan suamiku. Dia mengambil pujaan hatiku tanpa menyisakan sedikitpun hatinya untukku.Tiap kali ku ingat kejadian itu, selalu saja muncul rasa nyeri di hatiku. Sakit memang, namun aku harus kuat untuk anak-anakku. Aku tak ingin mereka merasa kehilangan kasih sayang dari orang tuanya. Meski tanpa ayah, mereka masih bisa bahagia bersama mamanya. Itulah impianku untuk selalu menjaga kedua anakku.
Meskipun aku seorang single parents, tapi aku masih mampu untuk menafkahi keluarga kecilku ini. Peninggalan dari kedua orang tuaku sangat mencukupi kebutuhan kami. Karena aku tidak mau bergantung dengan warisan orang tuaku, jadi ku bangun sebuah perusahaan yang saat ini merajai segala perusahaan yang ada di Asia. Meskipun aku seorang wanita, namun aku bukanlah wanita lemah! Mereka meremehkan diriku, namun kutunjukkan dengan kemampuanku ini.
“Ma, ayo kita makan direstaurant itu! Kayaknya enak deh”
“Wah, ternyata ada restaurant baru”Kuparkirkan mobilku di depan restaurant itu. Ketika kami memasuki restaurant tersebut, bau harum makanan menyapa kami. Hmmm menambah rasa lapar saja. Aira dan Aichi segera berlari menuju meja yang mereka iginkan. Mereka memilih meja yang sekitarnya bernuansa romantis. Oh, kedua anakku inimemang sangat romantis. Segera kupanggil pelayan untuk meminta menu agar kami bisa memesan makanan.
“Selamat... Anda adalah pelanggan ke 100 kami”
“Wah.. Beneran mbak? Kalo begitu saya dapat hadiah apa?”
“Anda bisa makan sepuasnya disini tanpa membayar sepeserpun selama satu bulan ini”
“Makasih mbak, saya liat menunya dulu ya”Karena mendengar hal tersebut, Aichi dan Aira bersemangat untuk memilih makanan yang mereka inginkan.
“Aichi, Aira... Hati-hati, nanti buku menunya rusak!”
“Iya ma...”Selalu saja mereka bertingkah seperti itu. Ya Tuhan.... Jangan pisahkan aku dari dua malaikat dalam hidupku ini. Tanpa mereka, mungkin saat ini diriku tlah tiada. Mereka adalah hidupku, mereka adalah nafasku, mereka adalah segalanya bagiku. Kuharap dia tidak mengambil mereka dariku. Dia yang selalu menjadi mimpi burukku. Sudahlah, aku ingin melupakan mimimpi burukku itu.
“Mbak, saya pesen ini..ini..ini..”
Banyak sekali yang mereka pesan, mungkin pada akhirnya akan di bawa pulang dan dibagikan kepada pembantu di rumah. Ku lihat sesosok pria yang tinggi mendekatiku. Siapa dia? Sepertinya aku mengenalnya.
“Sora...”
“Iya nama saya Sora, anda siapa ya?”
“Apakah mereka anak-anakku?”
“Mereka anak-anak saya, anda siapa?”
“Aku suamimu, Haru!”Tidak, kenapa ini terjadi? Mengapa ia kembali? Ya Tuhan, mengapa Kau mempertemukan diriku dengannya? Tapi mengapa dia bisa sekurus ini? Kemana wajahnya yang rupawan? Begitu banyak pertanyaan dalam otakku, sehingga ku tak sadar bahwa kedua anakku sedang menarik bajuku.
“Ma... Paman ini siapa?”
“Aku papamu sayang...”
“Kamu bukan papa kami! Papa kami sudah meninggal!”Aichi dengan suara imutnya berteriak kepada papanya sendiri. Ya Tuhan bagaimana caranya untuk menjelaskan kepada mereka?
“Aichi, Aira dia memang papa kalian. Tapi dia tidak pernah ada untuk kalian!”
“Maafkan papa ya Aichi, Aira...”
“Jadi yang selama ini menjadi mimpi buruknya mama itu papa?”
“Sudahlah Aichi, jangan kasar kepada ayahmu!”Karena tak ingin membuat keributan disini, aku mengajak Haru untuk duduk di meja lain. Aku menatapnya dengan perasaan kalang kabut, antara rindu dan trauma menjadi satu.
“Bagaimana kabarmu dan istrimu?”
“Dia menghianatiku, ternyata dia hanya menginginkan hartaku saja”'Bukan hal itu yang ingin aku dengar darimu. Mengapa rasanya melepasmu begitu susah'
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.Maaf kalo rada kurang jelas, aku tidak pinter bikin cerita jadi gini hasilnya... Jangan males baca ya...
Maaf juga kalo terlalu pendek....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life is Perfect
RomanceSora pov Kebahagiaanku lenyap hanya karena kesalah fahaman. Kesalah fahaman yang mengakibatkan hubungan ini berakhir. Luka yang telah dia berikan dihatiku dan kehidupanku, membuatku tak ingin bermengenalnya lagi. Haru pov Maafkan aku atas kelakuank...