V1: Chapter 3 - [Are You Sure?!]

10 1 1
                                    

Beberapa hari setelah peperangan usai, saat inilah aku mulai merasa kesulitan. Semuanya berawal dari para warga yang mulai mendatangiku sambil membawa berbagai macam barang baik makanan ataupun benda-benda yang sedikit berharga, dengan alasan untuk ber-terimakasih karena telah menyelamatkan desa mereka dari pembantaian massal.

-Se-hari setelah peperangan usai-

[KNOCK...KNOCK...]

"Ya, siapa itu? Tunggu sebentar" kataku menjawab ketukan pintu tersebut.

'Ahh... Sial siapa lagi yang menggangguku saat aku sedang melakukan eksperimen baru, aku harap dia bukan Noel, tapi... Jika Noel dia pasti langsung masuk, Siapa ya kira-kira?' batinku kesal sambil berpikir siapa itu.

"Maaf tuan Navern mungkin saya mengganggu, jika anda sedang sibuk maka saya akan bicara dari sini saja" kata seorang wanita karena terdengar dari suaranya, jadi aku menganggapnya seorang wanita.

"Tidak-tidak aku sedang tidak sibuk, tunggu sebentar akan ku bukakan pintu jadi tunggu sebentar" kataku sambil bergegas menuju pintu depan dan membukanya.

"Silahkan masuk Nona, ada kepentingan apa ya anda dengan saya?" kataku mempersilahkan dia masuk.

"Tidak ada hal penting kok, tapi saya hanya mau memberikan makanan ini untuk berterimakasih pada anda karena suami saya selamat saat bertarung dengan para pasukan penyihir, oh! Terlebih lagi karena Nona Last belum sadar jadi aku pikir apakah tuan Navern sudah lama tidak makan makanan buatan Nona Last jadi aku memutuskan untuk memberikan makanan ini" kata wanita tersebut.

"Ehe... Terimakasih atas makanannya saya akan dengan senang hati memakannya, ya... Walaupun masakanku tidak seenak buatan Last tapi apa boleh buat, selama Last belum sadar mungkin aku harus bertahan dengan masakanku hehe..." kataku sambil tertawa kecil.

"hihi... Kau itu memang orang yang baik ya tuan Navern, nona Last sangat beruntung bisa bersamamu. Baiklah aku pamit dulu ya tuan Navern, sampai jumpa" kata wanita tersebut sambil bergegas meninggalkan rumahku.

'Apa-apaan tadi, aku jadi tidak paham dengan perkataannya' batinku.

Setelah beberapa warga datang ke rumahku baik itu ibu-ibu, ibu muda bahkan anak-anak kecil mendatangiku. Namun kali ini bukanlah orang-orang tadi kali ini para pria terdiri dari bapak-bapak dan pria muda mendatangiku.

"Yo... Apakabar tuan Navern, jam segini sudah sibuk sekali boleh aku bantu" kata seorang paman tiba-tiba menyapa dan mendatangiku di halamanku.

"Ya! Apakabar juga untukmu paman, ada apa jam segini mendatangiku? Oh... Apa jangan-jangan paman ingin membolos dari pekerjaan menambang dan lebih memilih main ketempatku" kataku sedikit memgajaknya bercanda.

"Ahh... Sialan kau, bisa-bisanya kau tahu rencanaku. Tidak-tidak aku tidak membolos kok aku hanya kemari ingin memberimu material yang aku temukan ini saat menambang, dan juga aku dengar-dengar kau sedang menjalani eksperimen apalah itu" kata paman itu sambil membalas candaan garing yang aku berikan.

"oh... Maksudmu alat yang sedang ku kerjakan ini" sambil menunjukan alat yang lumayan tinggi layaknya sebuah tower.

"Iya-iya... Jadi benda atau alat apalah itu yang sedang kau kerjakan, sepertinya kau sangat serius sekali saat mengerjakannya hingga seperti kau mempertaruhkan nyawamu hanya demi benda itu" kata paman tadi.

"Hey... Paman bagaimana aku tidak mengerjakan layaknya nyawaku sedang dipertaruhkan, alat ini memang aku buat sebagai alat pertahanan desa ini, jika alat ini gagal maka nyawa warga desa-lah yang dalam bahaya" kataku dengan sungguh-sungguh.

Setelah beberapa tower penjaga telah selesai, akupun berencana untuk mengujinya. Berkat kekuatan telekinesis dan dimentional storage yang aku miliki, dengan mudahnya aku meletakan tower tadi. Dan juga aku berencana meletakan dua tower penjaga yang sudah siap di area sebelah barat desa, karena area sebelah baratlah yang lebih dekat dengan hutan. Setelah selesai akupun memberitahukan pada para warga agar tidak mendekati area barat desa, karena sedang ada percobaan uji alat.

GALACTICA STRANDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang