V1: Chapter 4 - [New Unity]

12 1 3
                                    

-Di area utara pegunungan desa Haplife-

Seorang pria kerdil dengan palu besarnya terlihat sangat kasulitan saat melawan pria berpakaian serba hitam. Dengan segenap tenaga dia terus melawan orang tersebut, namun usaha yang dia lakukan sangatlah sia-sia. Terlihat dari tingkat kekuatan antara mereka yang benar-benar sangat jauh berbeda.

"Heh dasar pria tua, untuk apa kau susah-susah untuk melawanku lebih baik segera serahkan artefak yang kau miliki itu. Lagi pula aku sudah lelah dengan orang tua keras kepala sepertimu" kata pria degan pakaian serba hitam.

"Enak saja!! Memangnya kau kira artefak ini benda apa hah. Jika sampai artefak ini jatuh ketangan yang salah keseimbangan yang ada di dunia ini mungkin akan hancur, jadi mana mungkin aku memberikannya padamu" pekik sang Dwarf.

"Ah... Baiklah jika itu maumu, aku yang sudah baik-baik memintanya padamu kau perlakukan seperti itu, hiks... Dasar orang tua jahat baiklah jika cara lembut kau tolak maka akan ku gunakan cara ini jadi BERSIAPLAH!! hihihihi...." kata pria tadi yang tiba-tiba sikapnya berubah.

[BLARR... CRACK... TRANG...]

Terdengar suara ledakan serta suara antara palu dan sebuah pedang yang beradu, mereka terus bertarung terlebih lagi sang Dwarf dengan semangat yang membara dia tetap saja mempertahankan artefak tersebut.
Satu jam pun telah berlalu, sang Dwarf sudah terlihat kelelahan. Tapi berbeda dengan sang pria berbaju hitam itu dia masih saja berdiri bahkan dia masih bisa tertawa.

"Kukuku... Ada apa pak tua apakah encokmu kambuh? Ayo kita lanjutkan pertarungan tadi, bukannya kau lebih memilih cara ini dibanding cara halus yang aku berikan. Atau memang kau sudah tidak kuat lagi, oh... Aku tahu bagaimana jika aku beri kau dua pilihan yaitu serahkan artefak itu padaku dan aku akan membiarkanmu hidup. Dan yang kedua apa lebih baik aku membunuhmu sekarang dan mengambil secara paksa artefak tersebut, ayo-ayo cepat aku hanya memberimu waktu sepuluh detik lo untuk memilih ayo..." kata pria berbaju hitam tersebut.

"Hah... Sepertinya memang sia-sia aku menjaga artefak ini, semoga saja ada orang yang mau menolongku saat ini untuk mengalahkan orang gila ini. Tapi rasanya tidak mungkin ada orang dihutan seperti ini" kata sang Dwarf sambil menghela napas dalam-dalam.

-Di area gunung dimana Navern dan Last berada-

Setelah kami sampai di area gunung, kami bergegas mencari darimana asal suara ledakan tadi berasal. Mamun suara ledakan itu tiba-tiba hilang, dengan teliti kami masih mencari asal suara ledakan tersebut.

Namun, suara yang kami dengar kali ini adalah suara antara pedang yang saling beradu. Sesegera mungkin kami menuju sumber suara tersebut. Sesampainya disana kami melihat, ada seorang kakek cebol yang bersandar di pohon besar dengan keadaan yang penuh luka. Didepannya berdirilah seorang pria yang menggunakan sebuah pakaian serba hitam, dengan sebuah lambang sihir yang menyala di tangannya.

"Oh... Aku tahu bagaimana jika aku beri kau dua pilihan yaitu serahkan artefak itu padaku dan aku akan membiarkanmu hidup. Dan yang kedua apa lebih baik aku membunuhmu sekarang dan mengambil secara paksa artefak tersebut, ayo-ayo cepat aku hanya memberimu waktu sepuluh detik lo untuk memilih ayo..." kata pria berbaju hitam tersebut.

Kamipun dengan secepatnya berlari menuju si kakek, untung saja kami sampai tepat pada waktu sebelum pria itu menyerangnya.

[BRUAG...]

Secara tiba-tiba Last langsung melakukan Drop Kick pada pria tersebut yang berdampak membuatnya terpental sejauh 5-meter, tapi entah kenapa Drop Kick tadi sepertinya tidak berdampak apa-apa pada pria tadi dan dia hanya mengelus pipinya sambil berkata.

"Oy-oy Apa-apaan tadi itu sakit tahu, kenapa kau tiba-tiba menyerangku dasar sapi perah. Padahal aku sedang bertanya pada si kakek tua itu, ah menyebalkan..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GALACTICA STRANDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang