tiga

2.2K 18 5
                                    

Mark mendengus kesal merasa aktifitas nya telah diganggu. Tapi semakin lama dia diam, ketukan pintu kerjanya semakin keras.

"Dengar Andrea, aku ingin kau tetap duduk disini. Aku akan lihat kekacauan yang mengganggu kita".

Kemudian dia melangkah kepintu dan membukanya. Dilihatnya sosok Rafael sang asisten pribadinya. "Ada apa ? Beraninya kau ganggu aku, hah?".

Dengan sedikit rasa gugup Rafael berkata bahwa telah terjadi kekacauan di club. Awalnya hanya 2orang yang bertengkar,kemudian memanas dan sampai terjadi adu fisik beberapa pegawainya.

Mark geram dengan apa yang dikatakan oleh asistennya. Tidak biasanya club nya terjadi rusuh, apalagi sampai membawa-bawa pegawainya.

"Bawa beberapa pengawal untuk menghentikan kerusuhan, dan cari siapa dalang kerusuhan. Aku mau dia bertanggungjawab atas semua kekacauan ini. Sebentar lagi aku akan turun, kau duluan saja".

"Baik tuan, saya segera laksanakan". Jawab Rafael kemudian pergi dari hadapan Mark.

Sepeninggal asistennya, Mark kembali menutup pintu. Menuju sofa dimana Andrea berada, masih terduduk diam. Dipijitnya pelipisnya yang tidak pusing, namun beban pikiran yang di rasanya seakan memenuhi kepalanya.

"Hmm, Andrea kurasa malam ini kau harus tinggal disini sendiri. Aku ada beberapa usuran, dan sampai urusanku selesai aku ingin kau tetap ada untukku".

Andrea mengangguk, walaupun dia tidak mengerti apa yang dikatakan Mark. Tunggu dulu,... Tadi dia berkata ada urusan? Berarti dia akan pergi dan tidak akan menjamahnya malam ini?. oh Tuhan, Andrea lega mendengarnya.

"Atau kau bisa pulang kerumahku, aku akan meminta asistenku untuk mengantarkanmu kerumah".

Belum selesai gadis itu merasa senang, seakan dia dijatuhkan lagi dari ketinggian. "Apa aku harus tinggal dirumahmu?, ehm maksudku, aku bisa pulang kerumahku sendiri dan jika urusanmu sudah selesai aku bisa datang kesini lagi ". Andrea mulai bernegosiasi. Membayangkan dia disini saja sudah membuat jantungnya serasa loncat, apalagi dia harus berada dirumah lelaki ini.

"Tidak perlu kau lakukan itu. Aku tidak ingin kau datang ke club sayang. Akan lebih baik kita bertemu dirumahku saja. Lebih aman".

Lagi-lagi Andrea menghela napas. Semua perkataan dari lelaki ini tidak dapat dibantah batinnya.

"Oke. Terserah kau saja tuan Mark". Jawab Andrea dengan agak terpaksa.

"Oke. Tunggu disini, dan sebentar lagi asistenku Safira akan datang menjemputmu. Beristirahatlah dirumahku , aku akan pulang secepat mungkin".

Tanpa menunggu jawaban gadis itu, Mark sudah keluar meninggalkan ruangannya. Aneh memang, beberapa menit lalu sangat bergairah dengan Andrea dan beberapa menit kemudian sudah berubah dingin pula sikapnya.

Andrea menghela napas lelah..

20 menit kemudian.

Pintu diketuk sekali, dan kemudian muncul seorang wanita dari balik pintu tanpa menunggu Andrea membukakannya. Oh, itu pasti asisten Mark, pikir Andrea.

"Selamat malam nona. Saya Safira, asisten tuan Mark. Saya diperintahkan untuk mengantar anda ke kediaman tuan".

Safira adalah asisten pribadi Mark, selain Rafael. Kedua asisten itulah yang selalu bertugas berada di dekat Mark kapan pun dia butuh. Jika Rafael asisten bertugas untuk urusan bisnisnya,maka Safira lebih menjadi asisten untuk kebutuhan sehari-hari Mark.

"Oh, apakah aku harus benar-benar harus ikut denganmu? Maaf.. Sa..Safira?".

"Ya nona, perintahnya sudah jelas. Anda tidak diperkenankan pulang kerumah anda sekarang. Mohon, ikutlah dengan saya". Ajak Sarira lembut. Perintah tuannya adalah mutlak untuk dikerjakan sesuai keinginannya.

My SEXY ANDREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang