part 7

84 7 5
                                    

Damar :
Gue sayang lo, Far!

Belum 1 menit Fara menutup pintunya, Damar sudah mengirimkannya pesan singkat yang mampu membuat Fara terkejut. Dengan sigap Fara membuka kembali pintu putih di belakangnya, mendapati sosok Damar dengan sebucket Lilly di tangannya. Fara sendiri tidak mengerti bagaimana bisa secepat itu Damar melakukannya.

"Gue sayang lo, Far." Ucap Damar menegaskan, di tariknya tangan Fara kedalam gengamannya, "Gue mau lo ada dalam rencana gue kedepannya!"

Fara mematung, mencerna setiap kata yang diucapkan Damar

"Cuma lo, Fara. Cuma lo yang gue butuh saat ini"

"Gue mau lo jadi pacar gue!" Lanjutnya tegas

"Ta-"

"Bahkan lo tau. Gue gak terima penolakan, Fara." Lanjutnya tidak memberi kesempatan Fara untuk berbicara

Fara tidak tahu apa yang saat ini harus ia lakukan. Satu sisi laki-laki dihadapannya itu memang membuatnya nyaman tapi disisi lainnya Fara tidak memungkiri jika ia belum ingin melangkah lebih jauh lagi bersama Damar.

Fara melepas gengaman tangannya, "Gue gak mau ambil keputusan secepat ini, kak. Untuk saat ini, lo gak lebih dari kakak buat gue. Gak untuk sekarang, kak. Mungkin lain waktu, saat hati gue udah siap terima semua ini"

"Please, Far!"

"Maaf, tapi hati selalu punya jalannya sendiri!"

Fara berlalu meninggalkan Damar, membiarkan laki-laki itu mematung di depan sana. Ia tidak habis pikir, bisa semudah itu Damar meminta Fara menjadi kekasihnya. Bahkan, saat mereka belum mengenal lebih jauh antar satu dengan yang lainnya

Athifa Faranisa :
Sorry, but I don't feel anything.
Lo bisa pulang, kak. Maaf gue udah gak sopan dengan ninggalin lo gitu aja

Fara memasuki kamarnya dengan cepat, mungkin dengan mengirimi Damar pesan bisa mengurangi rasa bersalahnya saat ini.

Fara menghempaskan tubuhnya di kasur. Mencoba mengingat perlakuan Damar beberapa hari kebelakang. Jahat memang mengingat Damar begitu manis memperlakukannya. Namun Fara juga tidak bisa memungkiri, jika rasa itu belum bisa membawanya pada tahap yang lebih jauh, lagi.

"Arghhh... kenapa lo bego banget sih, Far!" Umpatnya kesal

Fara berlari menuruni anak tangganya cepat, beruntung tidak ada siapapun di dalam sana. Handi dan Ithar sedang di kantor, sedangkan Kinan sedang berbelanja kebutuhan bulanan di luar.

Sesampainya di depan pintu, Fara dibuat mematung oleh sosok Damar yang masih setia berdiri didepan sana. Tanpa senyum yang berkurang sedikit pun, Damar masih setia menunggu Fara. Menunggu gadis itu kembali dan menghampirinya.

Rasanya Fara benar-benar menjadi orang yang paling jahat saat ini. Bagaimana bisa ia berlari meninggalkan laki-laki yang sudah sangat baik memperlakukannya selama ini. Bahkan, jika Fara yang ada di posisi Damar, ia pasti sudah pergi dan tidak mau membuang waktu lagi.

Tubuh Fara bergetar melihat senyum tulus yang masih Damar berikan untuknya, bahkan setelah apa yang Fara lakukan padanya barusan, "Kak?" Ucapnya parau, "Ma-maafin gue!" Lajutnya dengan suara bergetar

Rasanya sakit sekali jika mengingat perlakuan Fara yang begitu kejam padanya, meninggalkan Damar saat laki-laki itu berusaha mengutarakan perasaannya.

Mata Fara berembun, membuat kabur penglihatannya. Ia tidak mengerti dengan sikap Damar yang begitu setia menunggunya. Bagaimana jika Fara tidak kembali saat ini juga? Apa ia akan terus menunggu sampai anggota keluarga Fara kembali?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Special For FaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang