2

21.5K 1.9K 137
                                    

Gadis itu merutuk kesal pada dua orang yang tergeletak di karpetnya. Kedua pria itu sudah jatuh tertidur dengan posisi yang tidak mengenakan di bawah sana setelah mereka minum soju dengan empat botol sekaligus.

Ia tidak percaya kalau Taeyong bisa sekuat itu meminum dua botol. Kalau Chanyeol, tidak usah di pertanyakan lagi. Kakaknya itu sangat kuat sekali untuk minum.

Untung saja dia tidak ikutan minum, jadi sekarang dia bisa membereskan kekacauan yang diperbuat oleh kedua pria itu.

"Euunggghh.."

Hyoyeol menoleh dan mendapati Taeyong yang sudah duduk menyandar di sofa miliknya sembari mengucek kedua matanya dan menguap seperti bocah.

"Hai, pagi,"

Hyoyeol kembali melirik Taeyong yang menyapanya dan berjalan kearah dapur. Pria itu mengambil segelas air putih dan menegaknya sampai habis.

"Pagi."

Taeyong menoleh dan menyandar dirinya ke kulkas sembari menatap Hyoyeol yang sedang cuci piring bekas semalam.

"Kau terlihat sebagai seorang istri sekarang ini."

Melirik sekilas, Hyoyeol sama sekali tidak berniat membalas ucapan Taeyong.

"Aku menginginkan morning kiss darimu."

"Yak!"

Hyoyeol terpekik begitu Taeyong tiba-tiba saja memeluknya dari belakang. Tak lupa pria itu juga menyenderkan dagunya di bahu Hyoyeol.

"Kurasa Chanyeol hyung akan bangun siang. Jadi aku punya waktu banyak untukmu."

Gadis itu langsung menyikut perut Taeyong membuat pria tersebut merintih dan melepaskan pelukannya.

"Kau?!" Hyoyeol menunjuk Taeyong. "Berani-beraninya kau menyentuhku?!" Pekik Hyoyeol.

Taeyong menyungging senyumannya, kemudian ia membuka kemeja biru dan menyisakan dirinya yang memakai kaus putih polos membuat Hyoyeol memalingkan pandangannya.

Tak mau ambil pusing, Hyoyeol kembali mencuci piring. Membiarkan Taeyong yang setia menyender di kulkas.

"Kau punya tubuh yang bagus."

Gadis itu mendesis panjang dan berbalik badan untuk menghadap Taeyong.

"Maumu itu apa?"

"Mauku?" Taeyong beranjak dan menyisakan jarak diantara mereka yang tersisa lima senti. "Mauku, kau menjadi asistenku."

"Cih," Hyoyeol berdecih. "Asisten apa budak seks? Kau tidak bisa menipuku. Lagipula, aku tidak mempunyai keahlian di bidang asisten."

"Kau pintar sekali rupanya."

"Selagi aku masih bicara baik-baik, bisa tidak kau tak usah mengangguku lagi?"

Taeyong menggeleng pelan sambil mempautkan bibirnya, layaknya anak kecil.

Kalau boleh jujur, Hyoyeol sebenarnya merasa gemas melihat tingkah Taeyong. Memang dia agak munafik. Bilang sangat benci tapi di lubuk hatinya ia sangat memuji fisik Taeyong.

"HYOYEOL!"

Si punya nama terjengkit kaget ketika kakaknya berteriak dan menoleh.

"Apa sih? Ini masih pagi, jangan teriak bisakan?" Omel Hyoyeol pada Chanyeol yang sedang tergesa-gesa mengacingkan kemejanya.

"Kenapa kau tidak bangunkan aku ha?! Sekarang sudah jam delapan kau tau? Dan pagi ini aku ada rapat di jam sembilan tepat!" Seru Chanyeol. Kalau panik begini, pria itu pasti susah mengontrol dirinya.

DIRTY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang