Gadis berambut kecokelatan sibuk memandangi langit malam dari luar jendela cafe yang ia tempati. Ia menyukai pemandangan lampu-lampu kota di malam hari, cantik. Lalu matanya menangkap sepasang pemuda-pemudi yang berjalan beriringan dengan mesranya. Ia mengenali pria itu, pria yang dua bulan ini telah resmi menjadi mantan kekasihnya. Tiffany mengalihkan pandangannya lalu tersenyum, lalu mengaduk pelan minuman dihadapannya.
'apa ini karma?' batin Tiffany. Karma dari perbuatan di masa lalunya. Perbuatan yang tak seharusnya dilakukan oleh seorang wanita. Namun ada faktor lain yang membuatnya melakukan hal itu. Bukan, Tiffany bukan seseorang yang suka bermain api di belakang seseorang yang telah menjadi kekasihnya. Namun keadaan yang memaksanya. Ia tak bisa menolong dirinya sendiri untuk tidak melakukan hal itu. It just happened..
Tiffany mendesah pelan mengingat masa lalunya. Masa lalu bersama mantan calon tunangannya. Dialah yang membuat pertunangannya batal. Karena seseorang yang tidak sengaja masuk ke dalam kehidupannya. Seseorang yang tidak seharusnya ia cintai selain tunangannya. Seseorang yang meninggalkannya beberapa saat setelah pertunangannya batal. Orang itu.
Flashback On
"Tiffany, aku menyukaimu" ujar kakak angkatannya. Ya, hari itu dimana Tiffany resmi menjadi kekasih kakak angkatannya. Tiffany sendiri tidak percaya jika kakak angkatannya yang dekat dengannya ini menyukainya. Bukan apa-apa, tapi kakak angkatannya yang terkenal cuek ini jatuh cinta padanya. Well, Tiffany pun menyukainya, ia tak pernah merasa jika kekasihnya ini adalah seorang yang cuek saat mereka dalam masa pendekatan. Ternyata Tiffany salah. Kekasihnya berubah 180 derajat setelah mereka menjadi sepasang kekasih. Sangat cuek.
"oppa, kenapa kau tidak membalas pesanku kemarin? aku k-" namun sebelum gadis itu selesai mengucapkan sesuatu, pria di hadapannya ini langsung memotong. Mereka berpapasan di depan kelas Tiffany.
"Fany-ya, apa kau melihat Naeun? Katanya dia membutuhkan bantuanku. Pesanku tidak dibalas olehnya sejak kemarin" cerocos pria yang berstatus kekasihnya itu.
"Naeun? Aku tidak melihatnya. Coba kau tanyakan teman sekelasnya atau kekasih Naeun. Oppa, kau belum menjawabk-" ucapan Tifany terpotong lagi karena pria di hadapannya ini malah sibuk menelepon seseorang.
"kenapa Naeun tidak mengangkat telponnya?" desah pria itu. Tiffany ikut mendesah.
'apa aku tidak terlihat?' batin Tiffany. Lalu ia memutuskan untuk diam saja membiarkan kekasihnya sibuk sendiri dengan ponselnya.
"Fany-ya, hari minggu ini kau ada waktu? Bagaimana jika kita berkencan?" ujar pria itu kemudian. Tiffany mengangguk menandakan setuju.
"kita bertemu di dalam cafe dan pada jam biasa. Mm? Oppa pergi dulu" lalu pria itu pergi setelah mengacak pelan rambut gadisnya. Tiffany hanya memandangi punggung kekasihnya yang telah menjauh.
"selalu bertanya soal temannya ketika bertemu, apa kau tidak merindukanku?" gumam Tiffany lalu berbalik badan berjalan menuju kantin kampusnya. Namun siapa sangka ternyata ada orang yang entah dari kapan ada di belakangnya.
"apa kau bilang?" tanya seseorang yang kini ada di hadapannya. Membuat Tiffany sangat terekejut.
"OMONA! Yak Byun Baekhyun! Sejak kapan kau ada di belakangku?" Tiffany memegang dada dimana jantungnya berada, jantung yang hampir copot karena ulah pria dihadapannya. Pria itu tertawa pelan melihat tingkah Tifffany.
"sejak tadi. Aku suka ekspresi terkejutmu itu" lalu ia kembali tertawa.
"berhenti membuatku terkejut. Kau ingin membuatku mati jantungan?" Tiffany memukul lengan itu berkali-kali. Baekhyun meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Journey
FanfictionKetika hati kekasih yang ditakdikan untukmu tak lagi terfokus kepadamu, apa kau akan mempertahankannya? Atau kau akan melepaskannya? akankah kau menemukan seseorang yang benar benar ditakdikan untukmu? yang akan tulus mencintaimu? [ TIFFANY HWANG X...