🔥Chapter 3🔥

27 0 2
                                    

"Iyalah! Orang dia--" ucapan Fiola tergantung.

"FIOLA!!FIOLA!!"

Seseorang memanggilnya dari kejauhan. Lalu, orang itu pergi menghampiri Fiola yang sedang bercengkerama dengan Naya, Keysha dan Yulia.

"Apaan?" Balas Fiola.

"Lo kan ikut basket nih. Gue mau daftar ikut basket boleh ngga?" tanya Julius. Sementara, Naya, Keysha dan Yulia nampak kebingungan. Bagaimana bisa Fiola dan murid baru yang cogan itu bisa menjadi sangat dekat?

"Boleh aja! Latihannya setiap hari Senin sama Kamis." ucap Fiola sambil menyeruput es jeruknya.

Julius mengacungkan jempolnya dan beranjak keluar dari kantin. Sementara itu Naya, Keysha dan Yulia menatap Fiola dengan tatapan penuh tanya.

"Sebenarnya, Julius itu siapanya lo?" tanya Keysha.

"Dia---"

Tett...tett...tett...

Bel jam istirahat telah usai berbunyi nyaring di telinga murid-murid SMA Persatuan. Naya, Keysha dan Yulia mengeluh kesal karena Fiola belum sempat menyelesaikan ceritanya. Keempat sejoli itu akhirnya memilih untuk kembali ke kelas karena pelajaran berikutnya akan segera dimulai.

.......

"Ayo, Dan! Kalahkan punyanya Julius!" sorak Mada. "Ahhh, punya lo kurang gentle nihh."

"Diem bego! Ini gue lagi berusaha." ujar Zidan kesal. "Woii Jampang!!! Lo lelet amat sihh! Jalan yang cepet napa! Gue telen idup-idup juga lo!." ancam Zidan pada LABA-LABANYA. Zidan, Julius dan Mada tengah asyik bertanding dengan laba-laba mereka masing-masing dirumah Zidan. Laba-laba yang paling cepat mencapai garis finish, akan keluar menjadi pemenangnya.

"Yess!! Si Soleh menang!" sorak Julius kegirangan karena laba-labanya yang mencapai garis finish duluan. Bagaimana Zidan, Mada dan Julius bisa sedekat ini? Karena mereka sudah mengenal sejak SMP.

"Lo kasih makan apa sih Si Jampang? Nggak biasanya dia lemes kek gitu." tanya Mada.

"Makanan kek biasanya lah."

"Yaudah lah! Terbukti kalau laba-laba gue memang yang paling hebat." seru Julius bangga.

Zidan mendengus sebal karena mendengar ucapan dari Julius. "Enak aja lo! Pasti itu cuma kebetulan."

"Eh! Kalian ini apa-apaan sih? Gitu aja kok berantem." sang Uztad Mada mulai memberikan ceramah pada kedua insan yang sedang bertengkar ini :v.

"Tapi, dia yang---"

"AAAA!!! LABA-LABA!!"

Zidan, Mada dan Julius terkejut mendengar suara pekikan keras dari arah dapur. "Eh itu kan suara nenek gue?"

Lalu dia meraba-raba kearah meja dan mencari keberadaan Jampang yang tiba-tiba hilang begitu saja. Eh tunggu! Tadi, neneknya Zidan kan teriak laba-laba? Apa jangan-jangan...

"Lo berdua tau nggak dimana si jampang?" tanya Zidan. Keduanya menggelengkan kepala tanda tak tau.

Zidan menepuk jidatnya keras. "Oh god! Mampus gue! Si jampang godain nenek gue lagi."

"ZIDANN! KESINI KAMU ANAK NAKAL!" pekik nenek Zidan bak toa.

Zidan menelan salivanya kuat-kuat. Kali ini dia tak bisa menghindar dari kemarahan neneknya. Dia memang sudah diperingatkan beberapa kali kalau dia harus membuang koleksi laba-labanya jauh-jauh. Salah satunya Si jampang. Akibat ulah Si Jampang playboy yang sering menggoda nenek Zidan saat tengah asik bercengkerama dengan peralatan dapur, Zidan sering disalahkan oleh ulahnya Si jampang. Terkadang Si jampang menyelinap masuk kedalam pakaian neneknya Zidan. The power of modus.

Kisah Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang