Happy Reading...
Terik panas matahari sangat menyengat.seluruh siwa siswi di pulangkan,kembali kerumah masing masing.
Namun lain dengan kaka adik ini,mereka lebih memilih untuk pergi kepasar berencana membelikan sesuatu untuk ibu mereka berdua.
Di persimpangan Delisa dan Niken bertemu.
"Ka ayo ka keburu sore tar ibu cariin kita"ucap Niken menarik lengan Delisa.
"Iya de aduh pelan pelan"pinta Delisa,Delisa mencoba mensamakan langkah dengan adiknya.
"Kamu bawa uangnya kan?"tanya Delisa.
"Iya ka,ka Delisa bwa ga?"tanya Niken
memutarkan kepalanya beberapa derajat,Niken terlalu fokus melihat toko yang ia tuju." iya"
Setibanya mereka di toko yang di tuju mereka langsung menemui si penjual perlengkapan Solat.
"Em.. ba"panggil Delisa ke pada si Mba Penjual.
"Iya neng,mau cari apa?"tanya sang penjual.
"Mau cari mungkena mba"jawab Delisa.
"Masuk aja neng cari cari yang cocok,emg mau beli buat siapa?tanya si penjual.
"Mungkena untuk ibu"lanjut Niken.
"Banyak mungkena yng bagus bagus ko masuk aja dulu"
"Ayo de masuk"ajak Delisa menarik pelan lengan Adiknya.
Mereka masuk ke dalam toko,jelas terpampang Alat ibadah yang sangat mencolok.
"Yang ini bagus ga de?"tanya Delisa memegang sebuah mungkena berwarna Biru muda.
"Bagus banget ka"jawab Niken dengan senyuman.
"Ini berapa an mba?"tanya Delisa kepada si penjual.
"120"jawab si penjual.
"Yah de mahal banget,kamu ada uang berapa?"tanya Delisa mengeluarkan pelastik berisi uang yang selama ini Delisa sisihkan.
"Coba ya ka aku itung dulu"ucap Niken mengeluarkan celengan yang ada di dalam tasnya.
58 59 60
" uang tabungan aku ada 60 rbu"ucap Niken memberikan uang kepada sang kaka.
"Coba kaka itung uang kaka dulu"
"Maaf ya mba tunggu kita ngitung uangnya dulu"ucap Niken kepada si penjual.
"Iya gapp"anggukan si penjual sembari memberikan senyuman.
48 49 50
"Yah de kaka uangnya cuma ada 50"ucap Delisa bersedih."eh tapi kayanya kaka ada uang saku yang belum kaka tadi pakai deh"ucap Delisa mengeluarkan uang dari dalam sakunya.
"5 rbu ka"tanya sang Adik.
"Iya uang kamu sama uang kaka sini kaka gabung"
"115,mba 155 boleh ga?"tanya Delisa kepada si penjual.
"Ywdh gapp,yang ini doang kan?saya bungkus kan dulu"si penjual langsung memasukan mungkena tersebut ke dalam kantong keresek.
Kedua kaka adik itu hanya tersenyum bahagia,akhirnya mereka bisa membelikan sebuah kado sederhana namun berharga untuk ibu tercinta.
Jangan lupa vote dan berikomentar:)
Salam
Wulandari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cita Cita
AdventureDELISA MUTIARA Ikuti perjalanan kisah hidup seorang gadis dengan lika liku menggapai sebuah cita cita...