Raped

2.2K 181 7
                                    

Kita tak pernah bisa memilih alur cerita permainan takdir. Perankan dan mainkan sebaik mungkin karena kita adalah tokoh utama cerita takdir yang Tuhan pilihkan untuk kita jalani...



Pagi ini Naruto terbangun setengah jam lebih cepat dari suara jam bekernya. Setelah terbangun karena mimpi bersama ibunya lagi, untuk kesekian kalinya, Naruto enggan kembali tertidur. Takut jika malah keterusan tidur dan kesiangan. Ia usap airmata yang masih tersisa diujung matanya. Ia meregangkan ototnya. Segera bangun dan segera melaksakan pekerjaan paginya.


Sudah hampir dua bulan Naruto bekerja untuk keluarga Uchiha. Ia sudah mulai terbiasa dengan sifat dan kelakuan Sasuke, majikannya. Sasuke sosok yang lebih banyak diam dan bergelut dengan pikirannya sendiri, lebih irit bicara dan selalu memasang poker face nya. Sasuke orang yang disiplin, dingin, tak suka dibantah, dan lebih sering mabuk-mabukan untuk melarikan diri dari masalah. Dan yang paling parah, Sasuke kerap kali marah-marah tanpa alasan yang jelas. Naruto beberapa kali menghadapi amukannya hanya karena kesalahan kecil.

Berbanding terbalik dengan Si sulung uchiha, Itachi. Itachi lebih sering tersenyum dan lebih ramah kepada orang lain, meski Naruto bisa tahu bahwa senyum itachi hanya senyum palsu untuk menyembunyikan perasaannya.

Setelah mengumpulkan nyawanya yang serasa tercecer karena mimpi, Naruto segera membereskan kamarnya. Pukul 03.11 a.m. Masih terlalu pagi untuk bersiap ke rumah Utama. Para pelayan shift pagi biasanya berkumpul pukul 5 pagi untuk bersiap pergantian shift. Asrama para pelayan berada dibagian belakang Rumah Utama. Mereka bekerja sesuai dengan shift yang telah ditentukan dan harus mematuhi segala peraturan yang ditetapkan oleh keluarga Uchiha.

Naruto keluar dari kamarnya. Ia berencana untuk sedikit berolahraga pagi. Terkadang ia merasa staminanya sedikit menurun akhir-akhir ini. Membagi waktu untuk bekerja dikediaman Uchiha dan kuliah sungguh sangat menyita waktu, tenaga dan pikirannya. Jika bukan karena janji rumput liar dengan almarhum ibunya dulu, mungkin Naruto sudah menyerah dari dulu. Ketika mengingatnya, semangat dan keberaniannya terlahir kembali dan itu yang selalu menguatkannya ketika akan menyerah.

Naruto baru saja mengaitkan resleting jaketnya ketika dentingan bel pengumuman dibunyikan di asrama. Ia mengurungkan niatnya untuk berolahraga pagi dan menyimak pengumuman yang akan diperdengarkan.

"Kepada seluruh pelayan shift pagi dimohon untuk segera bersiap ke rumah utama dalam limabelas menit. Pergantian shift dilakukan lebih cepat karena Tuan Fugaku, nyonya mikoto dan tuan Itachi akan melakukan perjalanan ke Tokyo pagi ini. Segera bangun dan bersiap sekarang"

Naruto kembali memasuki asrama. Segera mengambil peralatan mandinya dan bergegas bersiap kerumah utama. Ia bisa mendengar beberapa gerutuan teman-temannya karena diharuskan berganti shift lebih pagi. Namun tak ada yang menolak perintah yang telah diberikan. Tak kan ada pekerjaan yang sia-sia dalam keluarha Uchiha. Semuanya dihargai dengan sangat pantas. Jika ada perubahan jam seperti sekarang pastinya akan ada tambahan gaji sebagai kompensasi.

Naruto kembali takjub dengan kecekatan teman-temannya. Dalam lima belas menit semuanya telah berkumpul di aula asrama dan bersiap ke rumah utama.

"Selamat pagi, Ino" sapa Naruto kepada teman sebelah kamarnya.

"Pagi, Naru. Kau tak terlihat mengantuk sama sekali"

"Benarkah?"

"Hmm. Aku benar-benar iri dengan stamina kuda milikmu itu"

Rumput Liar (One Shoot - Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang