After Rape

2.9K 208 68
                                    

Naruto merasakan perih dan linu disekujur tubuhnya. Ia mencoba mengumpulkan kesadarannya. Perlahan ia mencoba membuka matanya. Silau. Cahaya matahari yang masuk dari jendela kaca disekeliling ruangannya kini. Matanya beberapa kali mengerjap, menyesuaikan dengan terangnya cahaya. Naruto berada dalam ruangan serba putih. Tercium aroma alkohol dan obat khas rumah sakit. Ia mencoba mengingat kejadian terakhir sebelum ia jatuh pingsan. Ia diperkosa. Ya. Ia diperkosa oleh tuannya, Uchiha Sasuke. Seketika Naruto bangkit dari tidurnya. Ia harus pergi dari sini. Dimanapun selama masih ada keluarga Uchiha tidaklah aman untuknya. Dilihatnya Shizune-san tertidur dengan kepala menopang diranjangnya. Naruto segera mencabut selang infusnya. Perlahan ia beranjak dari ranjangnya. Ia abaikan denyut sakit kepalanya dan perih disekujur tubuhnya. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah pergi sejauh mungkin.

Naruto berjalan perlahan, berpegangan pada dinding ruangan agar tidak limbung. Dia bernafas lega saat sampai didepan pintu tanpa membangunkan Shizune-san dari tidurnya. Ia membuka perlaahn pintu ruangannya. Baru selangkah ia akan menginjakkan kaki keluar ruangan, Nyonya mikoto ditemani kakashi berada dibalik pintu. Awalnya berniat untuk menjenguk Naruto. Mereka terkejut saat mendapati Naruto yang membuka pintu dengan berdiri tertatih-tatih.

"Naru-chan, kau sudah sadar?" ucapnya seraya mendekat ke Naruto, berniat untuk memeluknya.

Naruyo mundur selangkah.

"Aaaarrrggghhhhhh..." Naruto berteriak sejadi-jadinya. Bagaimanapun nyonya Mikoto adalah keluarga Uchiha. Karena pemerkosaan itu alam bawah sadarnya membunyikan alarm tanda bahaya ketika berdekatan dengan keluarga Uchiha. Shizune yang langsung terbangun karena mendengar teriakan Naruto langsung sigap menghubungi dokter melalui interkom.

"Pergiii.. Jangan sentuh akuu.. Pergiiiii"

"Naru-chan.. Jangan takut. Aku Mikoto-san"

"Ampunn.. Tolong ampuni aku.. Jangan sentuh aku lagi" Naruto bersujud memohon ampun pada Mikoto-san namun menjerit takut saat seseorang mendekatinya. Tak berapa lama seorang dokter datang yang kemudian menyuntikkan cairan bening ketubuh Naruto. Perlahan mata sayu itu tertutup perlahan. Kembali kegelapan mengambil alih kesadaran Naruto.

Kakashi kemudian memgangkat tubuh mungil Naruto. Membaringkannya ke ranjangnya. Dokter dengan cekatan segera memasang kembali jarum infus ditangan Naruto.

"Dia kenapa, dok?" tanya nyonya Mikoto prihatin melihat keadaan Naruto yang seperti orang gila.

"Trauma berat. Tak hanya melukai fisiknya, namun juga psikisnya. Boleh saya tahu bagaimana ia terluka?"

Nyonya Mikoto hanya terbengong. Ia tadi hanya diberitahu jika Naruto terluka, tanpa mengetahui penyebabnya. Ia menoleh ke arah Kakashi. Matanya mengisyaratkan meminta penjelasan.

"Bisa saya jelaskan Nanti, dok? Saya perlu mendiskusikan dahulu dengan Nyonya Mikoto"

"Baik kalau begitu, saya undur diri, Uchiha-san" ucapnya seraya mwmohon diri keluar dari ruangan Naruto. Raut cemas jelas tergambar diwajah nyonya Uchiha. Ia mencium hal tidak beres disini.

"Sebenarnya ada apa, Kakashi?"

Kakashi tersenyum. Bagaimanapun harus ada yang bertanggungjawab atas Naruto.

"Jangan coba-coba untuk menyembunyikan apapun dariku. Cepat katakan"

Kakashi mengatur nafasnya. Mwncoba menjelaskan dengan memilih kata-kata yang paling halus agak majikannya tidak kaget dengan kejadian tadi pagi setelah keberangkatannya ke Tokyo.

"Sebenarnya ada suatu kejadian dirumah tadi pagi setelah anda, tuan fugaku dan tuan muda Itachi berangkat" kakashi menjeda ceritanya. Mencari kata-kata untuk disampaikan kepada majikannya.

"Kejadian apa?" desak nyonya Mikoto tak sabar

"Tuan muda Sasuke..."

"Jangan bilang ini semua ulah Sasuke" potong nyonya Mikoto cepat.

"Dengan berat hati saya harus membenarkan hal itu nyonya"

"Astagaa" seketika tubuhnya serasa limbung. Kepalanya berdenyut sakit. Kakashi dengan sigap menahan tubuhnya dan mendudukannya ke kursi sofa didekatnya. Ia memandang iba pada Naruto. Gadis itu telah bekerja keras selama ini untuk mewujudkan impiannya bisa melanjutkan pendidikannya. Dan kini saat ia berusaha meraih mimpinya, dihancurkan begitu saja oleh anaknya.

"Tutup mulut semua yang terlibat, Kakashi. Kau tahu apa yang harus kau lakukan"

"Baik nyonya"

Kakashi kemudian berlalu,melaksanakan perintah majikannya.

End 😑😑😑

Maafkan Vita yang terkesan maksa banget buat namatin ini one shoot. Awalnya pengen bikin one shoot padet. Apalah daya adegan rape nya kepanjangan😝

Tinggalkan jejak kalian ya😘
Kalo respon pembaca bagus, Vita pengen bikin sekuel nya..
Kasih komentar kalian, readers...

Rumput Liar (One Shoot - Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang