***"Kau akan kuberikan satu lagi kesempatan untuk membunuh pemuda itu, jika kau gagal, maka terpaksa kau akan menerima akibatnya...." ucap wanita sang no-2 tersebut dengan lantang dan tegas pada Arrel
Arrel hanya mengangguk pelan lalu segera berlutut didepan wanita itu kemudian meninggalkan aula pertemuan tersebut.
***
Begitu keluar dari rumah Luna, sejenak Kyo terdiam memperhatikan keindahan pemandangan desa Heinreich yang begitu amat luas.
"Heh ternyata desa ini luas juga ya."
Gumam Kyo singkat sambil memperhatikan pemandangan desa di sekelilingnya, kemudian tak lama kemudian Luna pun segera menjelaskan sedikit tentang desa ini.
"Dahulu kala desa ini dibentuk oleh seorang pemuda bernama Romania, waktu itu dia adalah keturunan terakhir dari raja legendaris yakni Accordius IX yang masih hidup, di hari tuanya ia pun menggunakan sisa harta kerajaan serta dibantu semua pasukan kerajaan yang masih tersisa untuk membangun desa ini."
Kyo pun mengangguk pelan dan masih antusias mendengar penjelasan dari Luna
"Tak lama kemudian ia pun meninggal dunia karena sakit, satu-satunya anaknya yang masih setia bersamanya yakni kakek buyutku Liandro Isvalensia pun mengambil alih kepemimpinan desa." sambungnya lagi
Kyo sontak kaget mendengar perkataan Luna barusan, tak disangka-sangka kalau gadis yang baru saja ia kenal ini adalah seorang keturunan dari raja legendaris.
***
"Itu dia, desa Heinreich." gumam seorang gadis yang tak lain adalah Arrel Kriffstein.
Ia dan seorang pria dengan rambut kuning panjang sedang mengintai dari atas bukit yang ada di sekitar desa tersebut.
Ia datang ke desa ini dengan tujuan utama untuk menghancurkan desa sekaligus membunuh pemuda yang telah mengalahkannya kemarin, yakni Kyo.
Dan untuk memastikan bahwa misinya tidak gagal, ia ditemani oleh pemilik takhta ke-7...
"Aku, Wilbur Overwright, akan memastikan keberhasilanmu kali ini, nona Arrel." ucapnya dengan nada percaya diri sambil sedikit membungkuk, layaknya seorang kesatria yang mengabdi pada seorang putri.
Pria bersurai kuning panjang itu pun mengeluarkan pedang miliknya yakni Sword of Damocles dari sarungnya, lalu ia tusukkan ke ke dalam tanah, sontak saja tanah di depan lokasinya saat ini bergetar dengan hebatnya.
Sementara itu, di desa keadaan sudah benar-benar panik karena getaran yang diakibatkan oleh pedang Wilbur, Kyo dan Luna yang tengah berbincang santai kemudian segera berlari ke arah getaran itu diduga berasal.
Nampak dari kejauhan mereka bisa melihat Arrel dan Wilbur yang perlahan menghampiri kota, Kyo yang menyadari itu lalu langsung bersiaga dengan mengambil pedang penjaga yang tergeletak di tengah jalan.
"Kau yakin bisa menghadapi mereka kembali, Kyo-kun?." ucap Luna sambil merapalkan sesuatu.
"Summoning : Ancient Trident of Artemis."
Seketika muncul sebuah trisula berujung tajam dengan dihiasi permata, berlian, dan perak ditangan milik Luna.
Kyo tidak terlalu kaget melihat apa yang dilakukan oleh Luna, karena hal itu sudah terlampau sering ia lihat di cerita-cerita.
Kyo yang hanya manusia biasa kemudian mengambil pedang yang tergeletak di jalan.
Tak lama kemudian, dua sosok anggota Magnificent Eight itu pun akhirnya tiba di hadapan mereka berdua.
"Oh, ini kah pemuda yang mengalahkanmu? biasa-biasa saja, padahal aku berharap lebih." ucap Wilbur dengan nada meremehkan Kyo.
"Jangan remehkan dia, kurasa ia punya kekuatan tersembunyi." Arrel menjawab perkataan Wilbur dengan sedikit gemetar karena bertemu kembali dengan orang yang berhasil mengalahkannya dengan mudah
Luna pun memotong pembicaraan mereka berdua dengan menodongkan Trisula Artemis miliknya ke arah mereka.
"Nona, kau tidak usah ikut campur, kami hanya punya masalah dengan pemuda ini-"
Namun sebelum ia bisa menyelesaikan perkataannya tersebut, Kyo telah terlebih dahulu menjawabnya dengan tegas namun tenang.
"Iie, aku akan melawanmu, dan Luna akan melawan gadis itu, jika kami menang maka pergi dari sini dan jangan ganggu desa ini lagi." Kyo dengan terang-terangan menantang mereka.
Tak ada balasan lagi setelah Kyo melontarkan tantangan tersebut, kini mereka berempat berdiri dengan siaga sambil menatap lawan mereka masing-masing.
***
"Hmph, menarik sekali." gumam seorang pria yang tengah berdiri di atas sebuah menara putih yang menjulang tinggi di suatu kota.
Ia perlahan bertepuk tangan sambil memperhatikan sejenis kaca yang menampilkan pertarungan Kyo & Luna melawan Wilbur & Arrel.
Sesekali ia meneguk segelas wine merah yang ada ditangannya, sarung tangan putih tipis miliknya yang nampak basah karena darah sesuatu.
Seorang pelayan kemudian datang menghampiri dirinya lalu berlutut hormat.
"Sebastian-sama, kereta kuda anda telah siap."
-To be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magnificent Eight
FantasyKyo Hazama, hanyalah seorang pelajar SMA biasa yang menjadi pewaris dojo milik keluarganya di Tokyo. Ia adalah orang yang sangatlah anti-sosial dan banyak menghabiskan waktu luangnya untuk berlatih aliran bela diri keluarganya "Kikyo no Shinjokuneri...