Prolog

198 16 8
                                    

🎶Shawn Mendes feat. Camella Cabello - I know What You Did Last Summer

15 Maret 2015

Terdengar suara riuh di depan kelas 8A, bahkan sampai terlihat beberapa orang tengah membuat sebuah lingkaran untuk menyaksikan kejadian yang jarang mereka lihat beberapa bulan terakhir.

Sementara disudut lain, didalam kelas 8A terlihat seorang anak perempuan tengah asik mendengarkan sebuah lagu dengan earphone menyumpal ditelinganya. Dia terlihat acuh dengan apa yang terlihat didepan pintu kelasnya, padahal beberapa teman sekelasnya berlarian ke luar kelas untuk menyaksikan pertunjukan di jam istirahan pertama mereka.

"Anjir, Zephyra Athaya Salsabila lo ngapain diem disini?" Labrak teman sebangkunya.

Zephyra terdiam sesaat, lalu melepaskan sepasang earphone yang menyumpal kedua telinganya. "Kenapa?" Tanya Zephyra dengan wajah bingung.

Shalitta-Akrab di panggil Shal atau Litta, teman sebangku Zephyra- duduk didepan kursi Zephyra, matanya menatap lurus kedalam sepasang mata Zephyra dan menggenggam tangan Zephyra. "Eza berantem didepan." Ucap Litta pelan.

Seketika Zephyra terdiam, terlihat berfikir.

Detik selanjutnya Zephyra berdiri dan berlari kedepan kelas untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi didepan kelasnya. Tapi belum sempat kakinya berlari Litta mencekal tangan Zephyra. "Lo mau kemana Ze?"

"Gue harus liat Eza Sha, Gue takut dia kenapa-kenapa." Tanpa memperdulikan Litta, Zephyra berlari kedepan kelasnya, diikuti Litta dibelakangnya dengan wajah penuh ke khawatiran.

Sampai didepan kelas Zephyra terdiam, terdiam melihat apa yang telah dia lihat disana, terdiam atas apa yang telah dia dengar dan terdiam atas semua ke khawatiran yang telah lama dia pendam. Dengan cepat Litta menghampiri Zephyra dan menggenggam tangan sahabatnya tersebut, bermaksud memberi kekuatan dan kehangatan untuk Zephyra,

"ANJING LO! APA MAU LO HAH? KENAPA LO BIKIN FIA NANGIS?" Bentak Eza

"Gue gak apa-apain Fia Za, lagian lo kenapa sih? Pacar bukan tapi sok jadi pahlawan." Alex tertawa sinis sambil mengusap bibirnya yang sedikit berdarah akibat serangan dadakan Eza.

Mata Eza memanas dan dengan gerakan cepat Eza menarik kerah seragam Alex. Alex yang masih dalam keadaan tersungkur dengan terpaksa berdiri mengikuti arah tarikan Eza. "Gue pacar Fia, puas lo?" Dadanya naik turun, menandakan bahwa dia sangat marah dengan apa yang telah Alex lakukan terhadap Fia.

Satu pukulan hampir saja mengenai rahang kokoh milik Alex, tapi dengan gerakan cepat Zephyra menahan lengan Eza. "CUKUP ZA!" Bentaknya.

Eza terkejut bukan main. "Ze?" Panggilnya, bahkan terlihat seperti sebuah pertanyaan.

Suasana hening seketika, dan membuat beberapa murid yang berkumpul disana satu persatu meninggalkan kerumunan. Menyadari tangan Zephyra masih memegang tangan milik Eza dengan segera gadis itu melepaskannya dan berjalan meninggalkan Eza, Litta, Fia dan Alex yang mematung disana.

Mata Zephyra berair dan itu tandanya sebentar lagi dia akan menangis, Zephyra berjalan sangat lambat seperti tidak mempunyai gairah hidup. Sampai di sebuah taman sekolah dia terduduk lesu, tatapannya kosong dan fikirannya masih memutar kejadian barusan. Tak banyak orang yang berada di taman karena kebanyakan orang memilih waktu istirahatnya untuk makan atau mengobrol dikantin.

"Maaf Ze, aku Cuma gak suka liat Fia nangis." Suara bariton milik Eza membuyarkan lamunan Zephyra, tapi dia enggan untuk menengok. Zephyra tahu jika ia menatap sepasang mata coklat Eza dia akan menangis, maka dia memilih untuk mengabaikannya.

"Aku bisa jelasin Ze." Wajah Eza terlihat memohon tapi Zephyra tidak mau melihatnya. Zephira menepuk kursi kosong disebelahnya dengan tatapannya yang masik fokus kedepan-Bermaksud menyuruh laki-laki tersebut duduk disebelahnya-dan Eza pun duduk disebelah Zephyra dalam diam.

"Tadi Fia nangis Ze, dan dia cerita kalo Alex yang bi-" Ucapan Eza terhenti begitu melihat tangan Zephyra melayang diudara yang berarti dia tak butuh penjelasan laki-laki disebelahnya.

"Aku udah cukup tahu Za, dan aku gak mau kamu terus bohongin perasaan kamu sendiri." Zephyra menarik nafas, mencoba mencari oksigen untuk dia hirup. "Harusnya dulu kamu gak usah buat dateng ke kehidupan aku Za, harusnya kamu gak usah dateng." Mata Zephyra memerah, nafasnya tidak teratur dan dalam hitungan detik air mata gadis itu telah jatuh membasahi pipinya.

Mendengar isakan Zephyra, Eza melirik kearah gadis tersebut dan menggenggam tangannya. "Kamu salah paham Ze, aku bisa jelasin." Terlihat penyesalan dimata Eza, melihat itu Zephyra dengan cepat menarik tangannya dari genggaman Eza dan menghapus air matanya.

"Harusnya dulu aku tahu maksud kamu buat backstreet Za, harusnya dulu aku sadar kalo hati kamu bukan buat aku." Zephyra menunjuk dada kiri Eza "Sayangnya dulu gue terlalu naif buat sadarin itu semua Za." Kata aku-kamu yang biasanya Zephyra ucapkan telah berubah begitu saja.

Hening.

Zephyra bangkit dari kursi, menatap Eza yang tengah terduduk dengan kepala yang menunduk, terlihat sedih-bukan, dia sedang memikirkan apa yang harus dia katakan-Zephyra menarik nafas dan. "Gue mau kita cukup sampai disini Za."

Mendengar itu Eza mendongkak, menatap sepasang mata milik Zephyra, terlihat kekecewaan disana dan Eza tidak suka itu. "Kenapa?" Tanya Eza hati-hati dan segera bangkit dari kursi, menggenggam tangan Zephyra tapi dengan cepat Zephyra melepaskannya.

"Lo masih tanya kenapa? HARUSNYA LO SADAR ZA! GUE ITU BUKAN MAINAN SIMPANAN LO. GUE ITU PACAR LO." Mata Zephyra memanas dan tetesan air mata itu turun kembali. "Gue capek Za, dan gue harap lo sadar itu. Maka dengan hormat gue minta kita putus." Lirih Zephyra sambil menyeka air matanya dengan kasar.

"Oke." Ucap Eza dengan tatapan kosongnya.

Yeayyy!!!
AKHIRNYA🎉🎉

Pendek yaa? Haha maafkan, ini baru pemanasan😂
Dadaku sesak menyadari ini cerita pertama😂 jadi maaf ya kalo masih banyak salah kata, salah kalimat atau apalah😅
Jangan lupa vote yaa❤❤
Semoga kalian suka❤😘

15 september 2017

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang