Chapter_02

3.7K 181 1
                                    

Tiba tiba saja kamu datang ke dalam kehidupanku, menawarkan hatimu untuk ku miliki. Lalu aku memberimu kesempatan untuk kita bersama, menjalani hari hari dan membangun impian bersama. Semoga ini suatu hal yang berakahir bahagia.

-ALUNA-


Saat pulang sekolah Aluna bercerita kepada Dara tentang kronologis kejadian dikantin tadi, saat selesai cerita Dara langsung pulang dan Aluna memutuskan untuk pergi ke kantin dulu. Karena dia malas bertemu Celio yang beberapa jam ini berstatus jadi pacarnya.

Saat dikantin banyak anak anak basket yang selesai latihan dan beristirahat, termasuk juga Dicky yang sedang meneguk air mineralnya. Tanpa disengaja tatapan Aluna yang baru masuk ke dalam kantin bertemu dengan mata coklat Dicky, Aluna tersenyum ramah dan Dicky membalas dengan senyuman manisnya.

Aluna memilih duduk dipojok kantin setelah memesan minuman, tak lama setelah itu pesanannya datang dan ia memilih fokus dengan hpnya dan sesekali minum jus jeruknya. Dicky yang sedari tadi memperhatikan Aluna dari tempat duduknya, memutuskan menghampiri Aluna yang sedang meminum jus jeruknya dibangku pojok kantin, sebelum ia latihan kembali.

"Sendiri aja?" Dicky bertanya dengan nada lembutnya dan duduk didepan bangku Aluna. Aluna tersenyum saat mendapati Dicky duduk dihadapannya dan menjawab dengan anggukan. "Kok belom pulang?" Tanya Dicky. Belum sempat Aluna menjawab tangannya sudah ditarik oleh seseorang.

Celio pov

Didepan gerbang gua sedari tadi gelisah menunggu Aluna yang belum kelihatan, padahal sekolah sudah mulai sepi hanya ada beberapa siswa yang menunggu jemputan atau sekedar ngerumpi. "Mana sih Aluna nggak keluar keluar?" Dumel gua yang mulai kawahtir. Akhirnya gua memutuskan untuk masuk kedalam sekolah lagi untuk mencari Aluna.

Gua tambah kawahtir dibuatnya, pasalnya kelas Aluna sudah sepi dan Aluna tidak ada. Gua mencari ke taman tolilet dan ke kantin, saat dikantin gua melihat sosok Aluna yang tersenyum kepada Dicky. Gua mengepalkan tangan, siap memberi bogeman sama Dicky tapi masih gua coba untuk menahan emosi. Gua tidak suka milik gua dilirik orang lain, gua benci Aluna senyum kepada cowok lain kecuali gua.

Gua langsung menghampiri meja Aluna dan Dicky, langsung gua tarik lembut pergelangan tangan Aluna. "Ayo pulang, aku udah nunggu kamu lama didepan" kata gua dingin dan datar tanpa menengok ke Aluna yang masih kaget. "Eh mau dibawah kemana Aluna" tanya Dicky sambil menahan pergelangan Aluna sebelah kanan. "Lepasin tangan lu dari tangan cewek gua" ujar gua, tanpa menjawab pertanyaannya.

"Hah? Cewek lo, nggak salah. Aluna masih sendiri ya jangan ngaku ngaku deh lu" jawab santai Dicky. "Kalo nggak percaya tanya dia aja" tunjuk gua kepada Aluna. Jujur gua masih kesel sama sikap Aluna yang senyum sama cowok lain, apa lagi sama Dicky yang diakabrkan dekat dengan Aluna.

Author pov

Aluna yang dibuat binggung dengan perdebatan 2 cowok dikanan dan kirinya ini, melepas cekalan Dicky yang tadi menahanya dan menjelaskan semuanya "Maaf dic, gua udah punya pacar dan iya pacar gua dia Celio" jujur Aluna, sebenarnya dia benci harus mengatakan kalimat itu tapi mau bagai mana lagi dari pada Aluna kena sosoran Celio.

Celio tersenyum penuh kemenangan, melihat ekspresi Dicky yang kaget dengan pernyataan Aluna. "Kamu becanda ya na. Haha nggak lucu na" ujar Dicky yang masih tak percaya. "Lu udah dengerkan, gua rasa ucapan Aluna udah cukup jelas. Dan ini kenyataan Aluna pacar gua" kata Celio sambil merangkul Aluna posessif.

"Yaudah gua pulang dulu dic" pamit Aluna sebelum perdebatan yang lainnya muncul, dengan mengandeng tangan Celio. Celio yang tangannya digandeng hanya bisa senyum senyum gajelas, tapi setelah mengingat senyuman Aluna yang ditujukan kepada Dicky wajahnya berubah datar lagi.

Aluna yang merasa mendapati keganjalan melihat ke arah Celio. "Lu kenapa? Muka datar banget kayak tembok koridor" tanya Aluna yang diiringi candaan. Celio menatap rada jengkel, ia maju untuk menghapus jarak antaranya dan Aluna, Aluna yang dipojokkan hanya bisa mundur sampai punggungnya berbenturan dengan tembok. "Mau ngapain lo?" Tanya Aluna gugup.

"Mau ngasih pelajaran sama pacar" jawab santai Celio. "Pelajaran apa?" Tanyanya terbata bata saat jaraknya dengan Celio semakin dekat. "Aluna" panggil Celio lirih. "Y-a" jawab Aluna takut takut. "Aku nggak suka kamu senyum sama cowok lain, senyum kamu itu cuma untuk aku. Kamu paham" jujur Celio yang sedang cemburu, sambil membelai pipi Aluna.

Aluna yang diberi pengungkapan hanya mengangguk angguk takut karena hembusan nafas Celio yang menerpa pipinya dan jantungnya yang berkerja tak seberi biasanya. "Aku nggak mau kamu deket dekat sama cowok lain kecuali sama aku, kamu ngertikan?" Tanya Celio dengan nada lembut. "Iya gua ngerti, tapi lu bisa kan mundur dulu gua risih" kata Aluna yang memberanikan diri untuk bersuara kembali.

"Aku Kamu" nada kata Celio memerintah dan tegas, sambil mundur satu langkah ke belakang. Aluna bernafas lega saat Celio mundur darinya dan menaikkan satu alisnya, pertanda ia binggung dengan ucapan Celio. Celio yang paham dengan raut wajah binggung Aluna meneruskan kalimatnya "Aku nggak mau kamu ngomong sama aku pakai bahasa Gua Lu lagi, aku maunya Aku Kamu" lanjut Celio menggenggam tangan Aluna sambil melanjutkan berjalam menuju parkir sepeda motornya.

"Iya" jawab Aluna nurut, takut takut kejadian beberapa detik lalu terulang lagi. Sesampainya diparkiran mereka langsung pegi meninggalkan sekolah menuju rumah Aluna.

Vote ya!

CELIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang