Chapter_01

5.1K 210 3
                                    

Satu hal yang tidak bisa kubayangkan adalah kau bersama dengan orang lain. Sebab aku ingin hari yang kau jalani nantinya menjadi kebiasaanmu bersama ku, bukan dengan orang lain, karena kamu adalah segala sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan ku.

-CELIO-

Hari ini tepat jam istirahat ke dua Celio akan menjadian Aluna sebagai pacarnya. Kedua temannya sedari tadi memberikan saran untuk Celio, karena ini pertama kalinya ia mengungkapkan perasaannya.

"Babang Celio!!" seru Arka yang kesal karena Celio tidak memberi respon terhadap saran yang ia katakan. "Hmm" guman Celio sambil makan kacang yang dibeli olehnya tadi. "Lio lu kok ngeselin sih, gua sama Arka udah ngasih saran panjang dan luwebarrrr tapi kok lu kacangin sih" Adit nampaknya pun mulai kesal:v

"Ya karena gua makan kacang, jadi ini evek dari kacangnya" Jawab Celio acuh. "Jayus nggak nyambung" kata Adit. "Bodo, gua nggak mau nerima saran kalian berdua. Karena gua mau ini murni dari ide gua sendiri, memang ini yang pertama tapi semoga aja lancar dan berhasil ngejadiin Aluna bagian hidup gua" jelas Celio yang tidak mau nerima saran ke dua temannya itu.

Setelah menunggu Aluna cukup lama akhirnya Aluna masuk kedalam kantin, Celio yang tidak ingin membuang buang waktu langsung berdiri menghampiri Aluna dan temannya itu. Tanpa menghiraukan temannya yang masih memberi saran untuknya.

Setelah sampai didepan Aluna, Celio langsung menarik pergelangan tangan Aluna lembut, namun pemilik tangan itu menghentikan langkahnya dan menatap si penarik tangannya sambil melirik pergelangannya yang ditarik cowok most wanted disekolahannya ini.

Dara hanya melongo melihatnya, cowok most wanted disekolahnya ini menarik tangan sahabatnya. Celio merasa ditatap kagum oleh Sahabat Aluna langsung melirik Dara dan berucap "Gua pinjem dulu temen lu" dan penghuni kantin yang kebanyakan kaum hawa ini berteriak histeris, saat mengetahui idolanya mendekati seorang cewek.

Tanpa menunggu jawaban Dara, Celio langsung melangkah sambil menarik Alunanya lagi. "Eh.. gua mau dibawah kemana?" Setelah diam beberapa lama karena kaget akhirnya Aluna membuka suwara.

Tapi yang ditanya hanya diam sambil tersenyum simpul. Sesampainya ditaman Aluna digiring Celio untuk duduk dibangku taman dan diikuti Celio yang duduk disampingnya. Aluna memang sudah mengenal Ceilo tapi tidak begitu dekat jadi dia hanya bersikap biasa.

"Ada yang mau gua omongin" ucapnya serius, "Yaudah ngomong aja" jawab acuh Aluna. Aluna memang cuek sama cowok, dia tidak mau mempunyai urusan lebih dengan kaum adam ini.

"Ya elah, kalo ngomong sama orang ganteng mah jangan cuek" pltak, jitakan mendarat pas didahi Celio, yang awalnya serius malah berubah jadi santai. "Lo jadi cowok nggak usah kepedean deh" kesal Aluna.

"Lah emang iya gua ganteng, lu nggak percaya?" Tutur Celio. "Kagak, buat apa gua percaya sama lu" jawabnya acuh sambil melihat keseliling yang banyak pasang mata melihat kearahnya dan Celio.

"Terserah lu mah, ya allah lupa gua. Kita balik ke point pertama tadi" katanya yang lupa akan perasaanya yang mau dinyatakan tadi. "Dih ya elu mah aneh, yang ngalihin topik sipa cobak?" Aluna yang mulai bete malah jadi cuek.

"Ya ya.. gua yang salah. Gini gua mau ngomong sesuatu, tapi lu nggak boleh nolak. Gimana?" Kata Celio sambil menatap Aluna yang fokus sama depan, setelah mendapat pernyataan tadi langsung menatap dia "Hah? Maksud lu gimana?" Tanya Aluna.

"Setuju nggak?" yang ditanya malah nanya balik. "Emangnya apaan?" Tanya Aluna.

"Lu jadi pacar gua sekarang, dan gua tidak menerima penolakan sayang" kata Celio sambil tersenyum manis.

"Hah!? seenak jidat lu aja, mengklaim gua kayak gitu" kaget Aluna yang mendapat klaiman seperti itu.

"Gua kan udah bilang nggak menerima penolakan" tutur Celio. "Kagak kagak, nggak bisa gutu dong" protes Aluna. "Em.. sekali pacaran ya pacaran" kekeh Celio.

"Mana ada, pacaran itu persetujuan dari dua pihak ya" Aluna masih protes. "Yuk ke kantin, kamu kan belom makan siang" pembicaraan yang dialihkan oleh Celio.

"Kok lu mengalihkan pembicaraan sih" kesel Aluna. "Udah ah ayo ke kantin, aku udah lapar nih" tutur Celio yang masih tidak memperdulikan penolakan Aluna.

Celio berdiri dan mengandeng tangan Aluna menuju kantin, dan Aluna yang masih kesal hanya memanyunkan bibirnya. Celio mendekat ke telinga Aluna dan membisikan "Kalo kamu nggak mau nuruti omongan aku, aku cium kamu, mau?" Ancam Celio.

Dan benar saja Aluna langsung berdiri dan melangkah terlebih dahulu, tapi tanganya ditarik kebelakang dengan Celio. "Barengan dong jalannya sayang, kita kan pacaran. Kalo nggak mau aku cium" tuturnya sambil mengucap cium tanpa suwara dan tersenyum.

Aluna hanya mampu menyumah serapah dalam hatinya. "Nanti pulang bareng ya, aku tunggu diparkiran, kalo nggak mau.. "

"Apa mau ngancem lagi?" Potong Aluna, Aluna nampak kesal dengan perlakuan Celio terhadapnya, dia hanya bisa pasrah dan mengikuti mau Celio saat ini. Celio tersenyum puas atas kemenangannya saat ini.

Kenapa nasib gua gini banget, berharap kisah pacaran pertama gua jadi kesan yang paling indah. Lah ini nggak ada indah indahnya malah penuh pemaksaan. Aluna menggerutu dalam hatinya, dan berdo'a berharap semuanya baik baik saja. Karena dia tau resiko dekat dengan Celio.

Vote ya!

CELIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang