Prolog

89.7K 3.1K 35
                                    



Di sebuah rumah yang cukup besar tampak beberapa orang berwajah sangar tengah mengeluarkan beberapa barang milik seorang perempuan cantik berusia 21 tahun.

"A-aku mohon jangan sita rumahku, beri aku waktu lagi, Please...," Mohon wanita itu merengek kala tiga pria berbadan besar yang tengah menjalankan tugas kejamnya itu mengeluarkan barang-barang berharganya bagai seonggok sampah tak berharga.

"Tidak nona perjanjiannya sudah melewati batas, bahkan rumahmu saja belum cukup untuk membayar seluruh hutang-hutangmu!" Ucap pria berkepala plontos itu.
Dan si wanita yang mendengarnya terbelalak syok. Bahkan rumahnya saja tidak cukup untuk mencukupi hutang-hutangnya?!!
Sebenarnya seberapa besar hutangnya?

Wanita bernama lengkap Emily Senzzy itu memejamkan matanya -Well, tentu saja jawabannya besar sekali hutangnya!

Dihitung dari biaya rumah sakit selama 2 tahun lebih ibunya dirawat, belum biaya kehidupan sehari-harinya. Bukan tidak mungkin Ia akan menanggung beban hutang yang sangat besar. Sedangkan jerih payahnya dalam bekerja tentu saja tidak cukup untuk memenuhi permasalahan keuangan itu.

"Dan nona, Kau tahu kau sangat sombong sekali menolak keras penawaran tuan kami, padahal jika kau menerima tawaran itu hidupmu akan sangat menyenangkan dan kau tak perlu bekerja keras lagi untuk membiayai ibumu bahkan dirimu sendiri."

Dan respons Errelly -wanita itu malah terkekeh geli mendengar ucapan si pria berkepala plontos itu.
Jika dia menerima, hidupnya malah akan dilanda bencana yang tak berkesudahan!

What the hell Dan siapa juga yang mau jadi istri ke 4 dari pak tua mesum kurang ajar itu!!

"Aku tidak akan sudi menikahinya, tunggu saja uangnya dan akan aku lemparkan uang itu tepat di wajah bos gilamu itu!" Desis Emily dengan nada tegas di setiap katanya.

Si pria plontos malah tertawa mengejek. "Jangan bercanda, kau tentu saja tidak akan bisa membayarnya!"

"Kita lihat saja nanti, Aku pasti bisa melunasinya tanpa harus menjadi istrinya!!" sergan Emily menggeram kesal.

"Kalau begitu -" Si pria yang satunya menyahut sambil melirik barang-barang Emily seolah mengatakan 'Pergilah dan bawa barang-barang sampahmu!'










Intermediary Of Love [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang